• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Pendidikan Hari Ini

Merdeka Belajar di Tengah COVID-19, Benarkah Anak Hanya Sebatas Burung Dalam Sangkar?

Maulana Arif Muhibbin by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
in Pendidikan Hari Ini, Psikologi Hari Ini
199 8
0
Merdeka Belajar di Tengah COVID-19, Benarkah Anak Hanya Sebatas Burung Dalam Sangkar?
Share on FacebookShare on Twitter

Merdeka belajar merupakan semangat baru di dunia pendidikan. Guru diharapkan mampu menjaga ghiroh tersebut meskipun musibah COVID-19 telah merubah tatanan pendidikan. Sekolah yang secara infrastruktur menjadi tempat interaksi guru dan murid, kini teralihkan menggunakan jejaring virtual. Study from home merupakan garis besar model pembelajaran saat ini. Pemberian tugas secara online membuat siswa terjebak dalam passive learning.

Kampusdesa.or.id– Implementasi merdeka belajar juga membutuhkan bantuan teknologi komunikasi. Saat ini, Komputer, smartphone dan Televisi merupakan media pembelajaran yang paten untuk mensukseskan study from home. Seluruh jenjang pendidikan dari SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi menggunakan ketiga alat elektronik tersebut. Pola transfering knowledge tidak terlalu bervariasi, guru membagikan tugas kepada siswa dengan membatasi durasi waktu pengumpulannya. Sebagian guru ada yang hanya memberikan soal saja sementara yang lainnya memberikan pembahasan berbentuk video tutorial atau kelas online melalui Whatsapp. Metode pengajaran menjadi sangat simple dan praktis. Pertanyaannya apakah mencerdaskan anak manusia mejadi semudah itu?

Merdeka belajar yang digagas oleh Mas Menteri Nadiem Makariem merupakan wujud dari pendidikan kontruktivisme sehingga pola pengajaran berpusat pada siswa. Siswa dituntut aktif sementara guru bertindak sebagai fasilitator. Model seperti ini cocok jika diterapkan dalam kondisi normal, tidak tepat jika student centered diunggulkan ketika physical distancing masih menjadi fokus negara berperang melawan wabah COVID-19.

“ Penekanan proses belajar di rumah bukan terletak pada tugas online harian  akan tetapi lebih kepada kualitas dan akses antara guru dan murid ketika berinteraksi jarak jauh “

Merdeka belajar versi mas menteri sangat erat kaitannya dengan active learning, bahkan active learning secara definitif merupakan merdeka belajar itu sendiri. Karakteristik active learning ditunjukkan dengan ketertarikan siswa dalam proses belajar, siswa mengerjakan apa yang bermakna bagi mereka. Kata kuncinya adalah kegairahan siswa untuk belajar dan keterikatan siswa dalam proses belajar mengajar. Ketika siswa sudah dapat mengarahkan dirinya untuk senantiasa belajar, maka tempat tanpa atap atau gedung bertingkat bukan lagi hambatan untuk mengembangkan kreativitas siswa. Umumnya, kemampaun self directed learning mulai berkembang pada usia pendidikan tinggi atau SMA. Sehingga study from home akan menjadi kendala bagi anak yang usianya di bawah mereka.

Berbicara study from home maka otomatis kita berbicara teknologi. Ketersediaan dan pemahaman penggunaan teknologi menjadi pintu utama pembelajaran online. Technology Readiness harus dimiliki juga oleh orangtua, kenapa harus orangtua? sebab tidak semua siswa siap akan hal itu, pelajar jenjang SD dan SMP sejauh ini lebih mahir menggunakan smartphone untuk gaming dan chating daripada media belajar. Jika orangtua buta teknologi maka study from home menjadi pincang, terlebih lagi bagi keluarga yang tidak memiliki media elektronik maka study from home di tengah karantina wilayah akan menjadi sangkar burung bagi anak anaknya.

Technology Readiness merupakan kecenderungan individu untuk menangkap hal hal baru mengenai teknologi yang bertujuan untuk pemenuhan target belajar. Moftakhari (2013) dan Piskurich (2003) menemukan bahwa kesiapan siswa dalam menggunakan teknologi akan meningkatkan potensi sukses siswa dalam E-learning. Dengan begitu ada kemungkinan merdeka belajar dapat efektif melalui daring.

Mayer (2004) mendukung  pendidikan kontruktivisme, dengan catatan bahwa merdeka belajar hanya bisa diimplementasikan dengan active teaching. Berbeda dengan konsep awal, guru tidak hanya sebagai fasilitator, tetapi guru perlu peka bagaimana melibatkan siswanya dalam belajar. Inilah hal yang luput dari pandangan tenaga pengajar, yaitu efektifitas pengunaan multimedia dalam pendidikan jarak jauh.

Black dalam Desmon (2005) menuturkan bahwa kesuksesan pembelajaran jarak jauh dapat dilihat dari  kualitas transaksi pendidikan antara guru dengan murid. Ada komunikasi dua arah dalam proses tersebut. Maka paradigmanya bukan student centered atau teacher centered lagi, akan tetapi kolaborasi antara keduanya. Pandemi COVID-19 sedang menguji hubungan mutualisme guru dan murid, keinginan untuk belajar dan mengajar harus terbit dari kedua pihak.

“Pandemi COVID 19 sedang menguji hubungan mutualisme guru dan murid, keinginan untuk belajar dan mengajar harus terbit dari kedua pihak.”

Lantas bagaimana caranya mengoptimalkan pendidikan jarak jauh  dengan memanfaatkan multimedia?

Cognitive Theory of Multimedia Learning (CTML) merupakan buah pemikiran Ricahrd E. Mayer (2005). Teori ini menjelaskan bahwa sebenarnya multimedia akan membantu individu lebih efisien dalam belajar. Siswa akan lebih mudah mengingat kombinasi kata dan gambar daripada hanya tulisan guru di papan tulis. Hal itu terjadi sebab sensory memory manusia akan menyeleksi tumpukan informasi dan mengolahnya menjadi gambar viual dan gambar suara, kemudian diteruskan menjadi sebuah pengetahuan baru di long term memory.

Framework CTML
Framework CTML

Justru yang terjadi di lapangan hanya sekedar tanya jawab yang diudarakan melalui sistem online, tidak menyinggung prinsip mulitmedia yang seharusnya membantu siswa. Dari dua belas prinsip, Mayer (2009) meringkasnya menjadi tiga jenis framework, yaitu:

  1. Mengurangi hal hal yang tidak berkaitan dengan materi.
  2. Fokus pada materi yang penting saja.
  3. Memaksimalkan pada hal yang menarik bagi siswa.

Begini contoh praktisnya, anggap saja guru akan mengajarkan pelajaran sejarah “R.A Kartini” via Whatsapp. Maka guru bisa membuat infografis tentang R.A Kartini, dalam infografis tersebut porsi foto R.A Kartini harus lebih besar, karena itulah mind idea pembelajaranya. Kemudian sisipi foto dengan ukuran lebih kecil peninggalan beliau seperti foto rumah, foto perserikatan dan foto surat habis gelap terbitlah terang. Dibawah foto tersebut ketik maksimal tiga kalimat untuk mendeskripsikan gambar tersebut. Pasti siswa akan mudah menghafal serta memahami sejarah singkat R.A Kartini. Apakah hanya itu? tentu saja tidak.

Dalam The Cambridge Handbook of Multimedia Learning (2005), Mayer menjelaskan beberapa prinsip yang lain, yaitu:

  1. Prinsip animasi dan interaktif
  2. Prinsip usia kognitif
  3. Kolaborasi
  4. Navigasi
  5. Bimbingan discovery
  6. Self explanation & site map

Singkatnya, konsep pendidikan jarak jauh harus melakukan follow up terhadap tugas atau pelajaran yang diberikan. Interaksi yang berkelanjutan berfungsi sebagai kontrol guru dan siswa untuk menghindari fallacy terhadap materi. Bisa dilihat prinsip diatas, ada kolaborasi, navigasi serta bimbingan oleh guru meskipun terpisah layar digital.

Seperti contoh tadi, mau diapakan infografis R.A Kartini tersebut, apa hanya berhenti di soal tanya jawab saja? Jika iya, maka siswa sudah terjebak dalam banking concept. Selain itu site map adalah unsur dari keberhasilan multimedia, ketika siswa tidak bisa memahami apa, mengapa dan bagaimana implementasi pelajaran sejarah R.A Kartini, maka passive learning kembali terjadi, suatu penjajahan dalam pendidikan yang sejak abad delapan belas digugat oleh Paulo Friere.

Jika direnungkan, menyiapkan pembelajaran jarak jauh berbasis multimedia sangat sangat butuh keterampilan dan kegigihan. Merdeka belajar tidak sekedar membagi tugas layaknya forward pesan di Whatsapp, mengganti bungkus buku cetak dengan link e-book atau malah mengganti penjelasan guru dengan men-download tutorial di youtube. Ingat siswa siswi anda bukan mahasiswa Magister!

Merdeka belajar yang saat ini bertahan merupakan perjuangan guru yang perlu diapresiasi. Karena jerih payah mereka pendidikan di Indonesia tidak mati suri, di tangan mereka merdeka belajar masih bisa survive. Namun demikian, tidak ada gading yang tak retak, harus ada evaluasi dan pembekalan mengenai praktik pendidikan jarak jauh yang menyentuh ruh siswa. Mengingat study from home masih akan terus diselenggarakan dalam waktu yang tak dapat ditentukan, sangat disarankan guru dan orangtua meng-upgrade skillnya di bidang teknologi. Inilah kita, digital native yang tak boleh berhenti belajar, karena zaman tak pernah ragu untuk berputar. Pun jua anak cucu kita berhak untuk mendapatkan bekal yang mumpuni di masa depannya kelak.

Editor:Faatihatul Ghaybiyyah

Tags: belajar dari rumahCognitive theory of multimedia learningCOVID-19CTMLguru mengajarmerdeka belajarmultimedia learningpendidikan jarak jauhstudy from home
Previous Post

Proyek Nulis Buku Bareng Diaspora Muda Lamongan

Next Post

Hari Buku dan Minat Baca Pemuda Hari Ini

Maulana Arif Muhibbin

Maulana Arif Muhibbin

RelatedPosts

Gulat dengan Sang Profesor
Kuliah Desa

Gulat dengan Sang Profesor

by Mohammad Mahpur
October 1, 2022
0
169

KAMPUSDESA.OR.ID--Gulat dengan sang profesor kecil menjadi pengalaman bermain menarik waktu itu di sepah (sampah tebu hasil penggilingan). Masa kecil yang...

Read more
Keluar dari Efek Lampu Sorot
Psikologi Hari Ini

Keluar dari Efek Lampu Sorot

by Redaksi
April 8, 2022
0
97

Jiwa sosial itu layaknya sudah menjadi keterampilan “bertahan hidup” tingkat dasar yang perlu dilatih sebagai modal bagi manusia untuk disebut...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (146) Wacana (1) World (1)

Recent News

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023
Sumber photo: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/aparat-polsek-citeureup-mengamankan-bakso-daging-babi-_150201220228-436.jpg

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

February 15, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In