Petani Kopi Desa Kucur, Dau, Kabupaten Malang siap angkut biji kopi untuk ditanam

Menanam Bibit Kopi, Menanam Pengharapan Hidup

341
SHARES
2.6k
VIEWS

Kampusdesa.or.id–Menandai peringatan hari ulang tahun Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) ke-92 tahun, sebagian warga Jemaat Kucur melakukan penanaman bibit kopi di Minggu, 10 Desember 2023.
Penanaman bibit dilakukan di lahan milik Ponimin, warga Jemaat Kucur yang lama terbengkalai.
Selepas ibadah Minggu pagi, tak kurang 25 warga petani kopi, gotong royong menanam bersama. Mengawali giat tanam kopi bareng, dibuka dengan doa Pdt. Maria Eka Olviana, S.Si.

Kopi Merebut Jeruk

Ditengah giat menanam, menyusul hadir empat mahasiswa prodi Manajeman Universitas Ma Chung. Hadir pula Wahyudi Wibowo, dosen manajemen Universitas Widya Mandala, Surabaya.

“Bibit yang kita tanam ini, semoga saja tidak hanya memberikan kesejahteraan bagi kita, sebagai manusia. Akan tetap juga memberikan kesejahteraan bagi lingkungan dan alam semesta,” tuturnya dalam doa, mengawali buka lahan.

RelatedPosts

Puluhan tahun, warga Jemaat Kucur dan warga desa Kucur, hidup sebagai petani cengkeh dan kopi. Dalam satu dekade terakhir, banyak warga mengganti tanaman cengkeh dan kopi, dengan buah jeruk. “Kopi kalah dengan jeruk, karena (nilai jualnya) lebih mahal,” tutur Supadi.

Meski telah puluhan tahun menanam kopi, harga jualnya dirasa belum sepadan dengan kebutuhan hidup. Kualitas dan produktivitas kopi, juga cengkeh, tidak terlalu tinggi.

Hal tersebut terjadi karena pengetahuan budidaya kopi, tak mengalami perkembangan berarti. “Ya, pengetahun bertanam kopi, ya dari orangtua atau saudara, tetangga,” tambah Yakim, petani setempat

Dalam tiga tahun terakhir, dengan adanya Kelompok Tani Kopi Republik Tani Mandiri (RTM), secara perlahan, beberapa warga merasa mendapatkan pengetahuan dalam budidaya kopi.

Baca juga: Pelatihan Budidaya Kopi, Ada Celah Bersyukur

“Ya, termasuk setalah mengikuti program Patuwen Kopi, kami dapat belajar dari kelompok tani kopi lain. Banyak pelajaran yang kami dapatkan,” tambah Supadi.

Program Patuwen Kopi digelar oleh Sekretaris Bidang (Sekbid) Pelayanan dan Kesaksian (Kespel), Majelis Agung (MA) GKJW.

Program Patuwen Kopi diikuti tiga kelompok Tani kopi yang ada di sekitar jemaat GKJW: desa Srimulyo (Jengger) kecamatan Dampit, desa Sumberdem, kecamatan Wonosari (Gunung Kawi) dan desa Kucur, kecamatan Dau. Ketiganya berada di seputar kabupaten Malang.

Saling kunjung, saling belajar dan saling menuai pelajaran terbaik. Giat itu, nampaknya menyulut gairah menanam kopi.

Menyayangi Kopi

Jika diolah dengan baik, tanaman kopi tak hanya memberikan hasil dari segi panennya. “Kita menanam kopi itu kan juga bisa memberikan kenikmatan. Tak hanya dari biji kopi yang memberikan citarasanya yang nikmat.

Tanaman kopi juga menyediakan udara segar bagi mahluk hidup lainnya. Oksigen yang kita hirup,” urai Fakhul Ulum, akrab disapa Gus Ulum, Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Wonosantri Abadi, Singosari, Malang.

“Kalau kita rawat kopi itu dengan rasa sayang, penuh cinta kasih, pohon itu akan berterima kasih koq,” ujar Wagiyo, tenaga asisten ahlindari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember.

Bagi petani warga Jemaat Kucur, giat tanam kopi ini, tak berlebihan apabila menjadi saat yang istimewa. Setiap bibit kopi yang ditanam, diiringi doa pengharapan terbaik.

Sebagai komunitas Kristen yang telah puluhan tahun hidup dari bertanam kopi, giat tandur kopi bersama, diiringi doa tanam bibit oleh Pdt. Maria Olvi, sebagai pendeta jemaat, menjadi hal yang pertama kali. Apalagi, dalam masa peringatan hari jadi GKJW.

Baca juga: Sholawat Sekarbanjar Dan Festival Maulid Nabi

Pengharapan akan hidup lebih baik, bukan semata pada pada aspek ekonomi. Sama seperti keyakinan yang bertumbuh dalam ruang batin keyakinan mereka, berpegang teguh pada tonggak pengharapan keimanan Sang Kristus.

Dengan demikian, menanam bibit kopi adalah juga menanam bibit pengharapan pada Sang Kristus dalam mengarungi ziarah hidup.

Menikmati aroma dan citarasa kopi, dapat pula bermakna meneguk tuntunan dan keteladanan.

Kopi, Kristus Oncoring Pepadang Ingsung.

Dirgahayu GKJW ke-92 tahun.

Picture of Trianom Suryandharu

Trianom Suryandharu

Senior aktifis Gusdurian Malang, Pendamping gerakan ekonomi kerakyatan, tinggal di Malang.

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.