Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

326
SHARES
2.5k
VIEWS

Literasi menulis generasi yang butuh diperjuangkan

Kampusdesa.or.id–Pemberian tugas menulis makalah kepada mahasiswa, apalagi dengan berkelompok, sepertinya harus dipikir ulang oleh dosen. Berdasarkan penelusuran saya di beberapa kelas yang saya ampu, tugas menulis makalah tidak berdampak baik terhadap perkembangan keterampilan menulis mahasiswa. Hampir semua mahasiswa yang saya minta jajak pendapat menyatakan bahwa makalah yang mereka tulis merupakan hasil kliping dari internet alias copy-paste karya orang lain.

RelatedPosts

Hanya ada 2 makalah yang bebas plagiarisme, sisanya hasil comot sana-sini.

Saya kemudian mengajak mahasiswa, waktu itu semester 4, untuk membuat daftar  mata kuliah apa saja yang menuntut mereka menulis makalah. Ada sekitar 19 mata kuliah dalam daftar tersebut. Saya lalu meminta mereka, mana di antara 19 makalah itu yang merupakan hasil karya mereka sendiri tanpa ada plagiarisme. Hasilnya cukup mencengangkan, hanya ada 2 makalah yang bebas plagiarisme, sisanya hasil comot sana-sini. Dua makalah yang selamat tersebut lantaran dosen pengampunya mensyaratkan ada bukti cek plagiarisme yang harus dilampirkan.

Tak hanya sampai di situ, saya masih mengajak mereka menelusuri lagi apakah ada di antara anggota kelompok mereka yang sama sekali tidak terlibat dalam proses penulisan makalah. Jawabannya memang mudah ditebak, ya, tentu saja ada. Para mahasiswa tersebut sepakat dengan kecurigaan saya bahwa menulis makalah secara berkelompok belum mampu meningkatkan keterampilan menulis mereka.

Apa Akar Masalahnya?

Masih banyaknya rekan dosen yang menugaskan mahasiswa untuk menulis makalah kemungkinan karena masih berpikir bahwa makalah bisa menjadi bukti sahih dan alat ukur yang ideal atas keterampilan menulis dan berpikir kritis mahasiswa. Jika penugasan ini dibimbing dengan serius, bisa jadi pemikiran tersebut memang benar. Sayangnya, fakta yang terjadi tidaklah demikian. Mahasiswa dibiarkan menulis makalah tanpa adanya proses pembimbingan dan makalah. Elim cukup mampu mendongkrak keterampilan menulis dan berpikir kritis mahasiswa.

Umumnya yang terjadi, di awal perkuliahan dosen membagi kelompok dan membagikan tema-tema makalah. Tema tersebut diambil dari materi pokok yang akan dosen sampaikan dan biasanya tercantum dalam RPS (Rencana Pembelajaran Semester). Selanjutnya, mahasiswa secara berkelompok menulis makalah sesuai tema yang mereka dapatkan, kemudian mempresentasikannya sesuai giliran.

Baca Juga:
Kreatif dan Kritis dalam Proses Menulis
Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

Selama proses penulisan makalah tersebut, tidak ada bimbingan dan arahan dari dosen. Aspek kepenulisan belum menjadi perhatian utama. Kesalahan ejaan, tanda baca, penulisan kata depan dan awalan, dan struktur kalimat yang tidak efektif serta tidak jelas SPOKnya (Subyek, Predikat, Obyek) kemungkinan besar tidak menjadi kriteria penilaian. Sebaliknya, penilaian hanya berdasarkan performan mahasiswa ketika presentasi. Biasanya yang dilihat adalah kemampuan menjelaskan dan menjawab pertanyaan.

Masalah lain yang turut memperparah adalah kurangnya minat baca mahasiswa. Jangankan membaca buku atau artikel ilmiah, membaca materi kuliah saja banyak yang enggan. Teknik kliping hasil copy-paste yang mereka lakukan dalam menulis makalah menjadi bukti nyata hal ini. Alih-alih membaca dan berusaha memahami sumber bacaan, mereka lebih memilih jalan pragmatis dengan cara copy-paste.

Selain itu, keterampilan menulis bagi mahasiswa masih menjadi keterampilan yang kurang penting lagi urgent untuk dikuasai. Banyak mahasiswa yang belum menyadari bahwa keterampilan menulis dapat menunjang karir mereka di masa depan. Terutama bagi mereka yang berminat untuk menjadi pendidik atau akademisi. Anggapan bahwa menulis merupakan bakat, sepertinya juga turut menjadi faktor penyebab sepinya minat pada keterampilan ini.

Makalah Bukan Satu-Satunya Cara

Sejak 2019, saya berkomitmen untuk tidak memberikan tugas menulis makalah kepada mahasiswa. Sampai dengan hari ini, komitmen tersebut masih tetap saya jalankan. Saya hanya menugaskan mahasiswa untuk menulis esai sepanjang satu halaman kertas A4. Esai tersebut harus ditulis secara individu dan saya melarang keras mahasiswa melakukan plagiarisme dalam bentuk apapun. 

Tugas ini saya berikan di awal perkuliahan. Tidak hanya menulis esai, saya juga meminta mereka mengirimkan esai tersebut ke media massa digital atau paling tidak mengunggahnya ke blog pribadi, media sosial, atau platform kepenulisan seperti Kompasiana. Panduan dan kriteria penilaian juga saya sampai dengan jelas di awal. Feedback saya berikan setelah mereka mengumpulkan tugas tersebut.

Walaupun hanya 1 halaman, tugas menulis esai ini lebih mampu memotret bagaimana keterampilan menulis mahasiswa dibandingkan tugas makalah yang berisi puluhan halaman.

Bagi saya, walaupun hanya 1 halaman, tugas menulis esai ini lebih mampu memotret bagaimana keterampilan menulis mahasiswa dibandingkan tugas makalah yang berisi puluhan halaman. Esai juga lebih mampu memotret gagasan mahasiswa secara langsung. Saya juga lebih hemat waktu ketika mengoreksi karena hanya satu halaman saja. Selain itu, mahasiswa juga diuntungkan karena bisa dengan mudah mengirimkan esainya ke media massa. 

Tentu saja, cara saya ini tidak menjamin seratus persen mahasiswa tidak melakukan kecurangan. Bisa saja mereka melakukan plagiarisme. Namun, setidaknya kecurangan tersebut lebih mudah saya deteksi. Selain itu, tugas ini juga masih belum mampu meningkatkan keterampilan menulis mahasiswa yang tidak berminat menekuni duni tulis-menulis.

Poin penting yang ingin saya tekankan pada tulisan ini adalah bahwa ada banyak alternatif cara untuk melakukan asesmen terhadap keterampilan menulis mahasiswa, bukan hanya makalah. Prinsip constructive allignment juga mesti jadi pertimbangan utama ketika dosen hendak memilih teknik dan instrumen asesmen supaya capaian pembelajaran benar-benar dapat diukur.

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.