Sholawat Sekarbanjar iringi penyerahan bibit Sawo Kecik

Sholawat Sekarbanjar dan Festival Maulid Nabi

343
SHARES
2.6k
VIEWS

Kampusdesa.or.id–Di dekat punden mbah Serut, pada Sabtu malam, 08 Oktober 2023, Festival Sekarbanjar yang sudah terlaksana selama tiga hari ditutup oleh ketua PCNU Kota Malang dengan penabuhan terbang didampingi Abah Yusro, sesepuh Dusun Genting dan Aji Darmano, ketua RW 07 Merjosari Lowokwaru Malang. Festival yang disemarakkan berbagai aktifitas seni pertunjukan, pasar rakyat, budaya, kajian, pameran keris, tombak Sekarbanjar, naskah kuno, lukisan, dan lainnya sekaligus memeringati Maulid Nabi Muhammad SAW dilaksanakan berkat kolaborasi kreatif antara Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PCNU Kota Malang dengan RW 07 Kelurahan Merjosari.

Penguatan Masyarakat Genting

Abah Yusro, sesepuh sekaligus tokoh nahdliyin di Genting berterima kasih kepada Lesbumi karena berhasil mendorong tumbuhnya kreasi kearifan lokal masyarakat menjadi kekuatan budaya yang unik dalam memeringati Maulid Nabi Muhammad SAW sehingga warga di sini bahagia. Seorang yang juga pengurus Masjid Darussalam ini mengatakan, “setelah ini Lesbumi tidak lupa untuk bersambung kreasi menguatkan masyarakat Genting. Selama hidup saya ini, belum pernah ada festival seperti ini, jadi festival Sekarbanjar adalah luar biasa.”

RelatedPosts

Baca juga: Pribumisasi Maulid; Konservasi Kearifan Lokal

Dalam sambutan penutupan, Dr KH. Isroqunnajah, M. Ag, Ketua PCNU Kota Malang mengatakan, Islam yang dibawa oleh para wali mampu mengasimilasi budaya lokal. Budaya diselaraskan isinya. Kehadiran para wali di nusantara ini, dapat merangkul budaya apapun. Bahkan budaya baru diadaptasi dengan budaya lokal. Adat istiadat dari kantong-kantong lokal diambil sebagai praktik agama, bahkan sangat tidak terasa. Pertemuan ini menjadikan hubungan yang ramah dalam praktik beragama. Beragama menjadi kontekstual, disesuaikan dengan kesepakatan budaya, alam, dan cara kesepakatan orang lokal.”

Lanjut Gus Is, “bahkan dalam mendekatkan diri dengan Tuhan, bisa dibantu sambung rasa menggunakan alat musik. Sebagaimana para sufi falsafi seperti Al-Arabi, dalam rangka mendekatkan diri dengan Tuhan digunakanlah penghalus rasa melalui musik dan tari. Jadi, fleksibilitas ini membuktikan agama Islam sangat adaptif dengan dinamika budaya manusia. Jadi tidak perlu harus lurus dengan mengharam-haramkan.” Tegas Gus Is, sapaan akrab beliau yang juga anak dari KH. Masduki Mahfudz. Oleh karena itu, Gus Is menyampaikan, “jika peringatan Maulid Nabi mengurai lestarinya kebahagiaan bersama dengan kesenangan yang baik, tidak menjadi masalah, meskipun ada bantengan. Ini yang perlu dilestarikan dalam menyambut Maulid Nabi di Rabiul Awal.”

Sawo Kecil; Simbol Kelangsungan Lingkungan

Uniknya, ada penyerahan bibit pohon sawo kecik kepada perwakilan empat RT di RW 09 yang diserahkan oleh Mohammad Mahpur, selaku Wakil Ketua PCNU Kota Malang, sebagai rangkaian penutupan Festival Sekarbanjar. Penyerahan tersebut menjadi istimewa oleh karena diiringi kelompok penyanyi Suara Ibu Pertiwi dengan melantunkan nyanyian Tolak Balak.

Nyanyian Tolak Balak mengingatkan pentingnya menjaga kelangsungan pepohonan yang mulai dibuang oleh karena alasan pembangunan. Selain itu, lantunan sholawat Sekarbanjar yang dinyanyikan oleh Suara Ibu Pertiwi berkolaborasi dengan grup musik Genting Kanjeng Surgi, menjadikan penutupan Festival Sekarbanjar yang didekat Pepunden mbah Serut semakin sahdu.

Genting yang mulai terkepung pengembang real estate perlu ditopang, bahkan didorong untuk berjuang bersama menjaga lingkungan. Meski semakin tergerus oleh pengembangan perumahan, masyarakat Genting tidak boleh kalah. Sholawat Sekarbanjar dan Tolak Balak yang dilantunkan dengan iringan grup musik Kanjeng Surgi pemuda Genting adalah doa spiritual sebagai praktik merawat kelahiran dusun melalui budaya untuk kelangsungan kesejahteraan alam dan manusia masyarakat Genting.

Picture of Mohammad Mahpur

Mohammad Mahpur

Ilmuan Psikologi Sosial, Peace Activist and Gusdurian Advisor, Writer, Pemberdaya Masyarakat dan Komunitas. Founder Kampus Desa Indonesia. Memberikan beberapa pelatihan gender, moderasi beragama, dan metodologi penelitian kualitatif, khusus pendekatan PAR

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.