6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

330
SHARES
2.5k
VIEWS

6 jenis konsentrasi mempunyai pengaruhnya masing-masing bagi keberhasilan belajar anak. Apa saja dan bagaimana pengaruh dari setiap konsentrasi?

Kampusdesa.or.id — Konsentrasi, kata yang tidak asing terdengar di telinga kita, telah dianggap sebagai faktor utama yang harus dimiliki anak saat belajar. Anak yang tidak bisa diam atau selalu bergerak sering diasumsikan sebagai anak yang tidak bisa berkonsentrasi. Sedangkan anak yang bisa duduk diam dalam jangka waktu lama dianggap sebagai anak yang konsentrasinya bagus. Apakah pemahaman terhadap konsentrasi tersebut sudah tepat? Mari kita simak pemjelasan Doktor Tri Gunadi yang disampaikan dalam acara Kultur Parenting.

Konsentrasi yang dalam Bahasa Inggrisnya disebut attention, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal. Sementara bila dihubungankan dengan aktivitas belajar pada siswa, konsentrasi diartikan sebagai suatu perilaku dan fokus perhatian siswa untuk dapat memperhatikan dengan baik dalam setiap pelaksanaan pembelajaran, serta dapat memahami setiap materi pelajaran yang telah diberikan.

RelatedPosts

Pada anak usia 2-3 tahun, sustain attention digunakan untuk belajar berbicara.

Konsentrasi yang juga biasa disebut atensi mempunyai 6 jenis. Pertama adalah sustain attention, yaitu kemampuan untuk memepertahankan atensi. Atensi ini bisa dilihat dari bergulirnya waktu ke waktu. Pada anak usia 2-3 tahun, sustain attention digunakan untuk belajar berbicara. Anak harus bisa berkonsentrasi mulai suku kata, kata, frasa, bahkan sampai membentuk kalimat. Misalkan pada kata susu, kemampuan memperhatikan dari suku kata su ke suku kata su berikutnya merupakan sustain attantion. Demikian juga dalam kalimat “adik mau susu?”. Kemampuan memahami kalimat tersebut secara lengkap tanpa terpotong, termasuk sustain attention yang sangat berguna perkembangan berkomunikasi anak.

Jenis konsentrasi kedua adalah attention spend atau rentang atensi, yaitu kemampuan anak untuk mempertahankan lamanya dalam berkonsentrasi. Misal, dia mampu berkonsentrasi selama 30 menit, 1 jam, dan sejenisnya. Biasanya rentang konsentrasi ini yang dinilai oleh guru.

Ketiga, focus attention, yakni kemampuan anak untuk memusatkan konsentrasi terhadap stimulus yang diterima oleh anak. Stimulus terbagi dua, yaitu stimulus visual dan stimulus auditori. Stimulus visual adalah stimulus yang berhubungan dengan penglihatan, yakni kemampuan mata untuk melihat gambar, kemampuan mata melihat guru yang sedang menerangkan, kemampuan mata melihat gerakan senam yang diajarkan guru, kemampuan mata melihat huruf perhuruf dan angka perangka. Stimulus auditori adalah kemampuan mendengar bergulirnya suara. Kemampuan mendengar ini berhubungan dengan kemampuan meniru yang terkait erat dengan kemampuan berbicara pada anak usia 2-3 tahun sehingga anak tidak melakukan soda (subtitusi, omisi, distorsi, adisi) kata.

Stimulus auditori adalah kemampuan mendengar bergulirnya suara.

Keempat, yaitu selective attention. Jenis atensi ini berkaitan dengan kemampuan memilih stimulus yang diperlukan dan mengabaikan stimulus yang tidak diperlukan. Contohnya, seorang anak mencari ibunya di kerumunan. Dia harus fokus pada sosok ibunya dan mengabaikan yang bukan. Ini termasuk dalam stimulus visual. Sedangkan contoh stimulus auditori jenis ini adalah siswa harus bisa konsentrasi mendengarkan penjelasan guru dan mengabaikan teman di sebelahnya yang sedang mengobrol.

Jenis konsentrasi berikutnya adalah alternating attention, yakni kemampuan memindahkan atensi dan kembali ke atensi awal.  Semisal, seorang anak sedang berkonsentrasi mengerjakan soal-soal. Tiba-tiba teman di sebelahnya meminjam penghapus. Kemampuan anak untuk kembali meneruskan mengerjakan soal-soal yang tadi dikerjakannya itulah yang disebut alternating attention. Contoh lainnya, anak menyalin tulisan dari papan tulis ke buku catatan. Setelah membaca di papan, kemudian ditulis, kemampuan untuk melanjutkan membaca tulisan di papan tulis lagi juga termasuk jenis konsentrasi ini.

Jenis atensi yang terakhir ialah devided attention, yaitu kemampuan untuk membagi atensi yang terdiri dari dua atau lebih aktivitas. Sebagai contoh, naik sepeda sambil mengobrol dengan teman, mendengarkan lagu sambil menunggui adik minum susu, dan sebagainya.

Anak di bawah 3 tahun hendaknya jangan dulu diberikan kesempatan untuk menggunakan gadged (terutama Hp) karena sangat berpengaruh dalam merusak daya konsentrasi anak.

Setelah mengetahui jenis-jenis konsentasi, ada satu pesan penting yang harus diperhatikan oleh orang tua agar putra putrinya tidak mengalami gangguan konsentrsi. Anak di bawah 3 tahun hendaknya jangan dulu diberikan kesempatan untuk menggunakan gadged (terutama Hp) karena sangat berpengaruh dalam merusak daya konsentrasi anak. Bahkan bayi harus benar-benar dijauhkan dari Hp, sebab radiasinya dapat mengganggu kinerja otak bayi yang sedang dalam masa perkembangan.

Nganjuk, 21 Desember 2021

Editor: Haniffa Iffa

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.