• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • About Us
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Pendidikan Hari Ini

6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

Siti Fatimah by Siti Fatimah
March 28, 2022
in Pendidikan Hari Ini
0
6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak
Share on FacebookShare on Twitter

6 jenis konsentrasi mempunyai pengaruhnya masing-masing bagi keberhasilan belajar anak. Apa saja dan bagaimana pengaruh dari setiap konsentrasi?

Kampusdesa.or.id — Konsentrasi, kata yang tidak asing terdengar di telinga kita, telah dianggap sebagai faktor utama yang harus dimiliki anak saat belajar. Anak yang tidak bisa diam atau selalu bergerak sering diasumsikan sebagai anak yang tidak bisa berkonsentrasi. Sedangkan anak yang bisa duduk diam dalam jangka waktu lama dianggap sebagai anak yang konsentrasinya bagus. Apakah pemahaman terhadap konsentrasi tersebut sudah tepat? Mari kita simak pemjelasan Doktor Tri Gunadi yang disampaikan dalam acara Kultur Parenting.

Konsentrasi yang dalam Bahasa Inggrisnya disebut attention, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal. Sementara bila dihubungankan dengan aktivitas belajar pada siswa, konsentrasi diartikan sebagai suatu perilaku dan fokus perhatian siswa untuk dapat memperhatikan dengan baik dalam setiap pelaksanaan pembelajaran, serta dapat memahami setiap materi pelajaran yang telah diberikan.

Pada anak usia 2-3 tahun, sustain attention digunakan untuk belajar berbicara.

Konsentrasi yang juga biasa disebut atensi mempunyai 6 jenis. Pertama adalah sustain attention, yaitu kemampuan untuk memepertahankan atensi. Atensi ini bisa dilihat dari bergulirnya waktu ke waktu. Pada anak usia 2-3 tahun, sustain attention digunakan untuk belajar berbicara. Anak harus bisa berkonsentrasi mulai suku kata, kata, frasa, bahkan sampai membentuk kalimat. Misalkan pada kata susu, kemampuan memperhatikan dari suku kata su ke suku kata su berikutnya merupakan sustain attantion. Demikian juga dalam kalimat “adik mau susu?”. Kemampuan memahami kalimat tersebut secara lengkap tanpa terpotong, termasuk sustain attention yang sangat berguna perkembangan berkomunikasi anak.

Jenis konsentrasi kedua adalah attention spend atau rentang atensi, yaitu kemampuan anak untuk mempertahankan lamanya dalam berkonsentrasi. Misal, dia mampu berkonsentrasi selama 30 menit, 1 jam, dan sejenisnya. Biasanya rentang konsentrasi ini yang dinilai oleh guru.

Ketiga, focus attention, yakni kemampuan anak untuk memusatkan konsentrasi terhadap stimulus yang diterima oleh anak. Stimulus terbagi dua, yaitu stimulus visual dan stimulus auditori. Stimulus visual adalah stimulus yang berhubungan dengan penglihatan, yakni kemampuan mata untuk melihat gambar, kemampuan mata melihat guru yang sedang menerangkan, kemampuan mata melihat gerakan senam yang diajarkan guru, kemampuan mata melihat huruf perhuruf dan angka perangka. Stimulus auditori adalah kemampuan mendengar bergulirnya suara. Kemampuan mendengar ini berhubungan dengan kemampuan meniru yang terkait erat dengan kemampuan berbicara pada anak usia 2-3 tahun sehingga anak tidak melakukan soda (subtitusi, omisi, distorsi, adisi) kata.

Stimulus auditori adalah kemampuan mendengar bergulirnya suara.

Keempat, yaitu selective attention. Jenis atensi ini berkaitan dengan kemampuan memilih stimulus yang diperlukan dan mengabaikan stimulus yang tidak diperlukan. Contohnya, seorang anak mencari ibunya di kerumunan. Dia harus fokus pada sosok ibunya dan mengabaikan yang bukan. Ini termasuk dalam stimulus visual. Sedangkan contoh stimulus auditori jenis ini adalah siswa harus bisa konsentrasi mendengarkan penjelasan guru dan mengabaikan teman di sebelahnya yang sedang mengobrol.

Jenis konsentrasi berikutnya adalah alternating attention, yakni kemampuan memindahkan atensi dan kembali ke atensi awal.  Semisal, seorang anak sedang berkonsentrasi mengerjakan soal-soal. Tiba-tiba teman di sebelahnya meminjam penghapus. Kemampuan anak untuk kembali meneruskan mengerjakan soal-soal yang tadi dikerjakannya itulah yang disebut alternating attention. Contoh lainnya, anak menyalin tulisan dari papan tulis ke buku catatan. Setelah membaca di papan, kemudian ditulis, kemampuan untuk melanjutkan membaca tulisan di papan tulis lagi juga termasuk jenis konsentrasi ini.

Jenis atensi yang terakhir ialah devided attention, yaitu kemampuan untuk membagi atensi yang terdiri dari dua atau lebih aktivitas. Sebagai contoh, naik sepeda sambil mengobrol dengan teman, mendengarkan lagu sambil menunggui adik minum susu, dan sebagainya.

Anak di bawah 3 tahun hendaknya jangan dulu diberikan kesempatan untuk menggunakan gadged (terutama Hp) karena sangat berpengaruh dalam merusak daya konsentrasi anak.

Setelah mengetahui jenis-jenis konsentasi, ada satu pesan penting yang harus diperhatikan oleh orang tua agar putra putrinya tidak mengalami gangguan konsentrsi. Anak di bawah 3 tahun hendaknya jangan dulu diberikan kesempatan untuk menggunakan gadged (terutama Hp) karena sangat berpengaruh dalam merusak daya konsentrasi anak. Bahkan bayi harus benar-benar dijauhkan dari Hp, sebab radiasinya dapat mengganggu kinerja otak bayi yang sedang dalam masa perkembangan.

Nganjuk, 21 Desember 2021

Editor: Haniffa Iffa

Tags: kampus desakampus desa indonesiakonsentrasiLiterasi Kampus Desa Indonesiaperk
Previous Post

Travelling Writing, Sejenak Santui di Tamsui

Next Post

Mengenalkan Budaya Lokal Melalui Bahasa Inggris

Siti Fatimah

Siti Fatimah

Discussion about this post

Archive

Most commented

Melanjutkan Ramadhan, Menjadi Sehat dan Sembuh dengan Rawfood

Belajar dari Petani Milenial, Penggerak Ekonomi Pedesaan

Siswa SLB; Berkarya Gerakkan Komoditas Lokal Ecoprint

Gerakan Literasi Desa Wujudkan Desa Tangguh dan Sejahtera

Pasar Ramadhan PKBM Bestari, Modal Memberdayakan Peserta Didik

Pemimpin Desa Sebagai Aktor Utama Pendidikan Demokrasi

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (2) Desa Giat (2) Desa Unggul (2) Dokter Rakyat (41) Gubuk Sastra (10) Hari ini (1) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (1) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (65) Kopipedia (5) Kuliah Desa (4) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (126) Layanan (8) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (16) Opini (316) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (125) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (145) Wacana (1) World (1)

Recent News

Melanjutkan Ramadhan, Menjadi Sehat dan Sembuh dengan Rawfood

Melanjutkan Ramadhan, Menjadi Sehat dan Sembuh dengan Rawfood

May 12, 2022
petani milenial penggerak ekonomi desa

Belajar dari Petani Milenial, Penggerak Ekonomi Pedesaan

April 28, 2022

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • About Us

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.