Anak Muda Butuh Inklusi Finansial

343
SHARES
2.6k
VIEWS

Kampusdesa.or.id–Salah satu peran penting anak muda hari ini adalah melatih mandiri finansial sejak dini. Badan Pusat Statistik merilis data series tahun 2020-2022 menunjukkan bahwa angka pengangguran terdidik, lulusan perguruan tinggi mencapai 4.80% dan Sekolah Menengah Atas Kejuruan mencapai 9.42% di tahun 2022. Kelas-kelas perguruan tinggi yang tidak bersentuhan dengan orientasi finansial dan lebih teoritis diduga menjadi pembatas para lulusan terdidik belum terbiasa terhubung dengan pengalaman finansial aktif. Apalagi para mahasiswa waktunya habis di kelas tanpa terhubung dengan literasi finansial yang menggabungkan pengalaman di kelas dengan perilaku kreatif berorientasi mendapat pemasukan.

Kampus Desa Indonesia berpihak pada generasi kampusan yang terdidik didorong memiliki sikap dan ketrampilan menejemen keputusan finansial inklusif

Kebede (2015) menyatakan dalam dunia yang sedang berkembang, ketrampilan dan sikap dalam menejemen keputusan finansial pribadi yang optimal adalah tantangan masa kini. Kemandirian menjadi tantangan bonus demografi yang menyasar desa-kota, usia, gender, dan pendidikan. Kampus Desa Indonesia berpihak pada generasi kampusan yang terdidik didorong memiliki sikap dan ketrampilan menejemen keputusan finansial inklusif, yakni saat dia belajar maka orientasi keuntungan finansial semestinya menjadi bagian dari perencanaan masa depan, tanpa menunggu ijasah atau berebut lamaran kerja.

RelatedPosts

Baca juga: Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah Dari Sense Of Budgeting Ke Sense Of Benefit

Develop your bussines, inklusi finansial anak muda

Keputusan finansial sebagai ketrampilan dan sikap baru perlu dibangun untuk menumbuhkan anak muda segera sadar diri keluar dari penjara kelas yang nir-literasi finansial. Kampus Desa melakukan itu untuk memutus mata-rantai pengangguran dan kemanjaan finansial. Ada tiga bungkus konten kelas yang dikembangkan. Pertama, analisis data marketing. Metodologi riset telah dilahap oleh mahasiswa tetapi kosong dijadikan sebagai alat strategis pengambilan keputusan personal untuk mendapatkan peluag. Kampus Desa mengajar aplikasi metodologi riset di kampus untuk dijadikan ketrampilan mengoleksi peluang pasar dengan kesadaran data. Kedua, Sumber daya mahasiswa perlu ditopang oleh kesadaran tentang kesadaran dini bahwa mahasiswa adalah sumberdaya finansial yang dibentuk sejak dari bangku kuliah. Ketiga, digital marketing dan memulai sejak dini dalam literasi digital mampu merebut peluang tanpa menggangu kuliah. Untuk itu mahasiswa perlu dimentoring dari pelaku lapak Shopee yang sudah sukses dengan omset ratusan juta. Kampus Desa dengan kegiatan mengembangkan bisnis secara kecil bertujuan menumbuhkan kesadaran pentingnya keputusan menejemen finansial untuk pemasukan finansial anak muda.

Mahasiswa perlu dimentoring dari pelaku lapak Shopee yang sudah sukses dengan omset ratusan juta.

Diakui, pendidikan finansial yang inklusif memberikan keterkaitan positif bagi investasi finansial dalam pendidikan. Sebagaimana dipertegas Kebede (2015), pendidikan finansial berhubungan positif dengan akumulasi kekayaan baik di Jepang dan Cili. Bersama Kampus Desa, anak muda didorong lebih ahli dalam investasi keputusan finansial sebagai modal psikologis yang langsung dapat dibelajari sembari praktik dari usaha rintisan yang dimiliki oleh anak muda kampus. Aksi ini menjadi otokritik bahwa orang yang memiliki pengetahuan finansial, tidak berhubungan langsung dengan ketrampilan nyata dalam mendapatkan kekayaan finansial (Bugriavin, 2015). Berdasarkan kajian tersebut Kampus Desa memberikan wadah pengembangan bisnis rintisan sebagai aksi inklusif finansial, yakni mahasiswa dapat menjadi pelaku aktif untuk segera merebut kesempatan laku investasi finansial, bukan pengetahuan finansial saja.

Baca juga: Prospek Kerja Sarjana Psikologi | Part 5

Mentoring perilaku finansial

Mengantisipasi lonjakan besar pengangguran terdidik di perguruan tinggi, maka para praktisi dan ilmuwan meluangkan waktu untuk mementori secara lintas keahlian bagi anak muda kampusan untuk terampil menginisiasi perilaku finansial melalui rintisan usaha mandiri atau kelompok. Mereka bertemu di Minggu sore 15 Oktober 2023 di Hide Out Caffe, Joyo Agung Merjosari Malang sejak 15:00 – 19:00 WIB dilanjutkan ngopi bareng mengusir kegalauan untuk mengembangkan bisnis masing-masing. Mentoring bersifat kemitraan, yakni tumbuh bersama untuk mendapat keuntungan bersama. Hadir, Yusuf Wildan, owner Jasmerah Store lapak Shopee, pengusaha modifikasi jam tangan yang sebulan sudah mendapatkan omset 100 juta perbulan. Alfin Mustikawan, analis data dari Kampus Desa yang mendorong setiap orang yang merintis usaha, butuh sadar akan data. A. Hamid Cholili, dari Smart Community, dosen kewirausahaan, psikolog, sekaligus pemilik layanan jasa psikologi yang juga pengusaha kopi. Ulul Fahmi Rosyida, karyawan berjuang mandiri melalui Jerami Film dan punya usaha kecil-kecilan serta bersama Lulus, seorang analis finansial. Semua saling berdiskusi meningkatkan level penghasilannya. Hadir juga lima mahasiswa yang sedang memaksa diri untuk berpenghasilan tanpa meninggalkan kuliah. Kemitraan dimaksud adalah berbagi keahlian untuk tumbuh bersama mengelola usaha kemitraan dari para pelaku yang hadir. Mentoring kemitraan dengan demikian berbagi kompetensi dan sharing sumberdaya, sumber finansial.

Alfin Mustikawan, analis data dari Kampus Desa yang mendorong setiap orang yang merintis usaha, butuh sadar akan data.

Kemitraan ini berusaha menularkan keputusan finansial sebagai iklim positif. Keputusan finansial ditentukan oleh kekuatan keluarga dan sosial (Kebede, 2015). Alfin berujar, anak saya usia sekolah dasar, berjualan setelah dia melihat Tiktok yang memiralkan es Kul-Kul. Sedari kecil sudah peka data. Dia langsung tertarik membuat es Kul-kul karena mudah diperoleh. Dia dipandu ibunya untuk mewujudkan dan berhasil menjual es Kul-kul melalui sarana update status dan ditawarkan ke teman-teman sekolah. Sadar data membantu keputusan mendapatkan pemasukan keuangan penting dilakukan sejak dini. Untuk itu, perkumpulan kemitraan yang terjalin adalah langkah membuat keputusan finansial terpenting hari ini. Termasuk sebagian dari mahasiswa yang dianggap ingin melamar kerja, sebaiknya sejak dini mengubah mindset sadar data agar merintis aktifitas finansial mereka.

Keputusan finansial didukung oleh perilaku finansial agar berkelanjutan mendapatkan penghasilan. Kombinasi pemikiran di diskusi ini lahir dari pendekatan analis data Alfin Mustikawan, Yusuf Wildan, dan Ach. Hamid Cholili. Baik Cholili dan Yusuf Wildan sejak mahasiswa sudah menyisihkan habituasi (perilaku finansial) berpenghasilan. Kalau sudah ada ide, sudah 50 persen mempunyai keputusan finansial, dan sisanya membiasakan berpenghasilan. “Pengalaman Lamia dan Sherly dengan kelas Psikologi sosial sudah mendapatkan penghasilan perlu dilanjutkan, apalagi peluang usaha dengan dasar desain secara data banyak direspon di pasar online, begitu juga Rian, Aska, Obama dengan Ikan Cupang, dan Udin, tegas Yusuf Wildan. Melalui analis data, perilaku finansial dapat menemukan value barang, community proud, dan modifikasi dari produk yang trending di pasaran. Misalkan barang yang ada dikombinasi menjadi produk baru seperti hampers berisi kopi dan tumbler. Ini menggabungkan dua barang bernilai menjadi bernilai baru. Modal ide sudah teruji di lapangan, tinggal memastikan keberlanjutan tersebut untuk segera dipercepat meningkatkan pendapatan pribadi. Perilaku finansial dengan demikian adalah modal psikologis penting untuk pendapatan mahasiswa.

Ketrampilan sosial menciptakan akses jaringan pasar sehingga produk usaha bisa terjangkau. Bertemu orang, buang rasa malu untuk membuat penawaran. Finansial berarti mendapat pemasukan.

Oleh karena itu, bagi yang ingin berpenghasilan, perlu menejemen tindakan dengan cara “memadukan kemampuan diri secara intelektual, sosial, dan finansial,” tegas A. Hamid Cholili, psikolog SDM dari Smart-Community. Dia tegaskan lagi, “pewirausaha membutuhkan kualitas berpikir kritis mengembangkan ide untuk berkorelasi dan inovasi mengenai obyek usaha. Ketrampilan sosial menciptakan akses jaringan pasar sehingga produk usaha bisa terjangkau. Bertemu orang, buang rasa malu untuk membuat penawaran. Finansial berarti mendapat pemasukan. Jadi, yang dipikir bukan modal, tetapi pemasukan. Kalau entrepreneur, begitu berpikirnya. Bukan sibuk cari modal.” Imbuh Cholili.

Ada tiga kelanjutan untuk fokus pada keuntungan finansial. Pertama, Lamia dan Sherly berfokus pada penjualan produk grafis. Kedua, Obama, Laska, Udin, dan Rian berfokus pada analis data dan digital marketing dengan produk personal branding. Semua dikelola dengan pendekatan menejemen sumberdaya manusia oleh Osi dan Lulus. Proses mentoring dilakukan oleh tiga orang pemandu. Ada dua pilihan target, mampu menghasilkan penghasilan finansial, magang desain di Jasmerah Store, atau akan menjadi bisnis bersama dengan berbagi investasi. Setidaknya ada usaha yang bisa dikembangkan melalui ekosistem usaha. Anak muda dapat meraup penghasilan, dan memiliki pemasukan sebagai indikator kesejahteraan secara finansial. Inilah kekuatan inklusi finansial.

Anda punya usaha kecil-kecilan, saatnya berkembang dengan bergabung bersama kami. Silahkan menghubungi Osi (Ulul Fahmi Rosyida) di Whatsapp kelompok kami.

Picture of Mohammad Mahpur

Mohammad Mahpur

Ilmuan Psikologi Sosial, Peace Activist and Gusdurian Advisor, Writer, Pemberdaya Masyarakat dan Komunitas. Founder Kampus Desa Indonesia. Memberikan beberapa pelatihan gender, moderasi beragama, dan metodologi penelitian kualitatif, khusus pendekatan PAR

Arsip Terpilih

Related Posts

No Content Available

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.