The Art of Writing 5.0 : Strategi Menulis Buku Ajar dan Referensi

Era literasi digital penuh dengan dinamika dan simulakra. Diperlukan strategi khusus agar generasi milenial dan akademisi dapat tetap eksis melalui menulis. Itulah esensi “The Art of Writing 5.0: Strategi Menulis Buku Ajar dan Referensi”. Pelatihan virtual ini digagas oleh School of Life Institute, bersinergi dengan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Workshop digital ini dihadiri sekitar 15 partisipan, terdiri dari mahasiswa dan masyarakat umum, yang memiliki kepedulian di bidang literasi. Bertindak sebagai narasumber yaitu dr. Dito Anurogo, M.Sc., dosen FKIK Unismuh Makassar yang sedang menempuh studi S3 di

RelatedPosts

International PhD Program for Cell Therapy and Regeneration Medicine (IPCTRM), College of Medicine, Taipei Medical University (TMU), Taiwan. Di awal webinar, partisipan diajak bersenang-senang melalui Kahoot, sebagai bentuk lain pre-test.

Webinar ini juga dibuka oleh dr. A. Weri Sompa, Sp.S., M.Kes selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar, beliau menyampaikan bahwa “Kami dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar sangat menyambut baik kegiatan ini karena baik selaku mahasiswa maupun dosen tentunya ini adalah salah satu soft-skill yang tidak bisa didapatkan begitu saja, perlu latihan, dan proses yang cukup panjang jadi kami sangat mengapresiasi kegiatan ini apalagi diperuntukkan akademisi dan masyarakat umum. Harapan kami tentunya kegiatan ini dapat menghasilkan suatu produk yang dihasilkan dari apa yang kita tulis dan baca sehingga dapat bermanfaat bagi orang banyak”

The Art of Writing 5.0: Strategi Menulis Buku Ajar dan Referensi

Mengapa menambahkan 5.0?

“Karena kita nantinya akan menulis berdasarkan prinsip futuristik dan inovatif dimana sekarang sudah berada di era digital yang ditandai dengan masuknya tekhnologi digital yang semua serba canggih” ujar dr. Dito Anurogo. Ternyata didalam kepenulisan juga memiliki etika yaitu: Jujur pada sumber atau rujukan yang digunakan, kutipan yang persis sama tidak boleh lebih dari 10%, bahan tulisan dapat bersumber dari mana-mana, pengarang adalah penggagas ide dasar dan mengembangkan gagasamn kemudian menuliskan, sistematikan penulisan buku disusun sendiri oleh penulis dan diutamakan memiliki unsur 5I (Impressive, Insighful, Innovative, Inspiring dan Informative).

Buku Ajar, Bahan Ajar, Buku Referensi

Buku ajar adalah buku pegangan untuk suatu matakuliah yang ditulis dan disusun oleh pakar bidang terkait dan memenuhi kaidah buku teks serta diterbitkan secara resmi dan disebar luaskan. Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) yaitu: 1). Bahan ajar cetak (printed): seperti handout, buku, modul, lembar kegiatan siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan model/maket. 2). Bahan ajar audio: seperti radio, piringan hitam, dan compact disk (CD) audio.3). Bahan ajar audio visual: seperti video compact disk (VCD) dan film. Dan 4). Bahan ajar multimedia interaktif: seperti CAI (Computer Assisted Instruction), CD multimedia interaktif, dan bahan ajar berbasis web. Menurut Koesnandar, bahan ajar berdasarkan subjeknya diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu: 1) Bahan ajar yang sengaja dirancang untuk belajar. 2). Bentuk bahan ajar ini antara lain buku, handouts, lembar kegiatan siswa (LKS) dan modul. Bahan ajar yang dirancang umumnya digunakan sebagai bahan presentasi, bahan referensi, dan bahan belajar mandiri. 3). Bahan ajar yang tidak dirancang namun dapat dimanfaatkan untuk belajar, misalnya kliping, koran, film, iklan atau berita.

Sedangkan Buku Referensi adalah suatu tulisan ilmiah dalam bentuk buku yang substansi pembahasannya fokus pada satu bidang ilmu. Buku teks membahas topik yang cukup luas (satu bidang ilmu). Urutan materi dan struktur buku teks disusun berdasarkan logika bidang ilmu (content oriented), diterbit secara resmi untuk dipasarkan. Menurut Tarigan mengungkapkan pendapatnya, ada 4 jenis yang digunakan dalam pengelompokannya berdasarkan: 1). Berdasarkan mata pelajaran atau bidang studi (terdapat di SD, SMTP,SMTA). 2). Berdasarkan mata kuliah bidang yang bersangkutan (terdapat di perguruan tinggi). 3). Berdasarkan penulisan buku teks (mungkin di setiap jenjang pendidikan). 4). Berdasarkan jumlah penulis buku.

Namun, menulis bukan sembarang menulis karena terdapat kaidah penting dalam penulisan buku ajar dan referensi yaitu: 1). Kaidah bahasa yang baik dan benar meliputi penulisan di tingkat huruf, kata, kalimat, dan struktur bahasa yang tepat,cermat, serta runtut, 2). Konsistensi pada sistematika penulisan yang runtut tercermin dalam bab, sub bab, sampai penutup. 3). Pengutipan langsung dan tidak langsung harus sesuai etika ilmiah da. 4). Penulisan daftar kepustakaan sesuai dengan standar akademik yang berlaku.

Perbedaan Buku Ajar, Bahan Ajar, dan Referensi

Buku ajar berusaha menimbulkan minat baca, dirancang dan ditulis untuk mahasiswa, menjelaskan tujuan instruksional, dipergunakan oleh dosen dan mahasiswa dalam proses perkuliahan, fokus pada pemberian kesempatan bagi mahasiswa untuk berlatih dan disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel, sistematis dan terstruktur berdasarkan kebutuhan mahasiswa dan kompetensi akhir yang ingin dicapai. Sedangkan buku referensi mengasumsikan minat dari pembaca, untuk pembaca (guru, dosen, mahasiswa, peneliti, umum), belum tentu menjelaskan tujuan instruksional, dirancang untuk dipasarkan secara luas, belum tentu memberikan latihan dan disusun secara linear dan strukturnya berdasarkan logika bidang ilmu.

Manfaat dalam menulis buku ajar dan referensi yaitu secara umum: mendokumentasikan hasil TRI DHARMA (pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, Replikasi Keilmuan hingga dapat memberi manfaat akademik dan Sarana Belajar Sivitas Akademika. Maupun secara khususnya yaitu menciptakan budaya meneliti dan menulis, memperkaya wawasan akademik dosen, membangun budaya rujukan dan membangun pola berpikir sistematik konstruktif.

Beliau juga menjelaskan mengenai langkah-langkah dalam menulis buku ajar dan referensi, landasan dalam kepenulisan buku ajar (terdiri dari beberapa prinsip), dan lain sebagainya.

Uniknya, selaku penulis dan trainer profesional berlisensi BNSP, Dito Anurogo juga menerangkan prinsip penyusunan buku ajar, yakni prinsip pencerahan, prinsip inovatif, dan prinsip futuristik. Penulis “Ensiklopedia Penyakit dan Gangguan Kesehatan” itu juga mengemukakan “The Art and Future of Literacy” sebagai prinsip fundamental literasi. Prinsip literasi adalah keseimbangan atau harmonisasi, sehingga fleksibel dan dapat diterima di seluruh penjuru dunia. Berpegang kepada prinsip 4C, yakni: Collaboration, Communication, Channel, cost-effectiveness, maka seseorang dengan kecerdasan literasi tinggi dapat go Internasional, merasakan kebermanfaatannya. Tentunya hal itu perlu didukung oleh penguasaan multiaspek, seperti: digitalisasi, kesehatan, sosiokultural, edukasi, dan ekonomi.

Di akhir pelatihan, peserta diajak bergembira lagi melalui Kahoot. Para peserta tetap antusias bertahan meskipun waktu telah menunjukkan pukul sebelas malam waktu Taiwan. Sebagai tindak lanjut, para peserta diberi kesempatan untuk berdiskusi interaktif di grup WA. Selama sekitar sepuluh hari. Para peserta yang berhasil mengumpulkan outline tulisan, akan diberi sertifikat elektronik dengan 100 jam pembelajaran. Benar-benar menantang, mengasyikkan, dan menarik, bukan? [Taipei, Ahad, 05 Juni 2022].

Nur Rahmah Awaliah

Mahasiswa internship School of Life Institute dan mahasiswa aktif di FKIK Unismuh Makassar,

Picture of Redaksi

Redaksi

Sejumlah artikel pilihan yang dikirim secara temporer oleh penyumbang tulisan yang berhasil dipilih oleh redaksi. Tulisan ini didedikasikan sebagai bahan terbuka bagi literasi publik pembaca Kampus Desa Indonesia

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.