• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Kuliah Desa

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Menjaga tubuh sehat perlu segera mengenali sejumlah makanan yang mengandung boraks. Pengganti boraks dapat diganti dengan abu merang atau kelaras

Redaksi by Redaksi
February 15, 2023
in Kuliah Desa, Kuliah Terbuka
333 3
0
Sumber photo: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/aparat-polsek-citeureup-mengamankan-bakso-daging-babi-_150201220228-436.jpg
Share on FacebookShare on Twitter

Kampusdesa.or.id–Borax itu adalah garam bleng atau juga cetitet dalam dunia industri. Boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoa bukan bahan pangan. Masyarakat sudah harus waspada dan mulai meninggalkan makanan yang memiliki kandungan boraks atau garam kuring.

Boraks banyak digunakan di berbagai industri non pangan, seperti di industri kertas, kayu, plastik, keramik dan gelas. Selain sebagai pengawet anorganik, boraks juga merupakan pembunuh mikroba yang ampuh. Asam borat dengan rumus molekul H3BO3, merupakan senyawa organik lemah yang kerap digunakan sebagai antiseptik, obat kumur, semprot hidung dan salep luka kecil. Namun, masih ada saja sebagian produsen makanan menyalah gunakan boraks agar produk makanannya menjadi lebih kenyal dan awet.

Sumber boraks di alam berasal dari tambang garam dan kawah lumpur, misalnya di Bledug Kuwu, Jawa Tengah. Boraks secara lokal dikenal juga sebagai garam bleng jika dalam bentuk kristal padat. Cara pembuatan boraks mirip dengan cara produksi garam tradisional. Yakni air mineral bleng dituangkan dalam bambu, kemudian dikeringkan. Hasilnya adalah padatan garam yang merupakan bentuk tidak murni dari asam borat.

Garam kuning. Garam kuning nama yang familier di masyarakat. Garam ini tidak lain adalah boraks.

Bahan kimia ini juga kerap ditemukan di dalam berbagai produk makanan, antara lain mie, bakso, pangsit, tahu, kerupuk, dan tak jarang pula ditemukan pada jajanan anak sekolah. Hal ini didukung oleh data menurut BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Pada tahun 2011, BPOM melakukan sampling dan pengujian laboratorium terhadap pangan jajanan anak sekolah (PJAS) yang diambil dari 866 sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah yang tersebar di 30 kota di Indonesia. Sampel pangan jajanan yang diambil sebanyak 4.808 sampel, dan 1.705 (35,46%) sampel di antaranya tidak memenuhi persyaratan (TMS) keamanan dan mutu pangan.

Baca juga: Sehat dengan Hemat Menggunakan VCO Buatan Sendiri

Dari hasil pengujian terhadap parameter uji bahan tambahan pangan yang dilarang, yaitu boraks dan formalin yang dilakukan terhadap 3.206 sampel produk PJAS yang terdiri dari mie basah, bakso, kudapan dan makanan ringan, diketahui bahwa 94 (2,93%) sampel mengandung boraks dan 43 (1,34%) sampel mengandung formalin (Paratmanitya & Aprilia, 2016; Hal. 49-55).

Padahal perlu kita ketahui bahwa boraks sendiri sangat berbahaya bagi kesehatan manusia apabila terhirup, terminum, bahkan termakan dan masuk ke dalam tubuh manusia. Makanan yang mengandung boraks bila dikonsumsi sedikit demi sedikit mengakibatkan terjadinya akumulasi bahan kimia boraks yang bersifat karsinogen dalam organ tubuh manusia seperti hati, otak, ginjal dan testis. Apabila boraks dikonsumsi dengan presentase yang cukup tinggi maka dapat menyebabkan gejala pusing, pingsan, mual, muntah, diare, lemas, nyeri perut, kemerahan di kulit kerusakan ginjal, hilang nafsu makan dan lain-lain.

Bahaya karsinogennya terhadap kesehatan manusia, maka pemerintah secara resmi telah melarang penggunaan boraks sebagai bahan tambahan dalam proses produksi makanan

Karena dampak bahaya karsinogennya terhadap kesehatan manusia, maka pemerintah secara resmi telah melarang penggunaan boraks sebagai bahan tambahan dalam proses produksi makanan. Selain itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia, juga turun tangan melakukan pengecekan secara berkala sekaligus menarik berbagai produk makanan yang mengandung boraks dan beberapa bahan kimia berbahaya lainnya. Hal ini dikarenakan kesadaran masyarakat terhadap bahaya boraks masih minim. Sebab informasi mengenai bahaya penggunaan boraks pada makanan juga masih terbatas. Padahal, bahan ini telah dijadikan campuran pada makanan sejak lama.

Mengenali Kandungan Boraks

Makanan yang mengandung boraks memang tidak mudah untuk dikenali. Namun, ada beberapa ciri yang dapat dilihat dari makanan yang mengandung boraks. Cara mudah mengenali bahan makanan mengandung boraks dengan memperhatikan tampilan fisiknya, seperti:

  1. Bentuk dan teksturnya sangat kenyal, padat, dan tidak mudah hancur
  2. Warna terlihat lebih putih
  3. Lebih tahan lama atau awet selama beberapa hari

Tahu yang proses produksinya menggunakan boraks rasanya tajam, terasa getir pada lidah. Mie yang menggunakan boraks sebagai pengawet menjadi sangat mengkilat seperti dilumuri minyak, tidak lengket dan tidak mudah putus.

Adapun ciri-ciri dari beberapa makanan yang sering kali mengandung boraks di dalamnya, yakni tahu yang proses produksinya menggunakan boraks rasanya tajam, terasa getir pada lidah. Mie yang menggunakan boraks sebagai pengawet menjadi sangat mengkilat seperti dilumuri minyak, tidak lengket dan tidak mudah putus.

Baca juga: Bunga Kenanga berpadu VCO Bermanfaat untuk Kecantikan Kulit dan Rambut

Bakso, lontong, dan ketupat adalah makanan yang juga acap kali masih menggunakan boraks sebagai pengawet dan pengeras. Bakso yang mengandung boraks cenderung berwarna putih tidak kecoklatan seperti penggunaan daging. Kalau digigit bakso kembali ke tekstur semula, kenyal dan cenderung keras. Demikian juga ketupat dan lontong. Warnanya menjadi putih pucat. Selain itu, boraks juga digunakan sebagai pengawet untuk kecap, teh, cenil, kerupuk dan beragam jenis makanan lain.

Mengenali boraks. Contoh bakso yang mengandung boraks.

Bahan Pengganti Boraks

Adapun bahan pengganti boraks yang aman dipakai dan dapat memberikan efek sama sebagai pengenyal dan pengawet alami adalah air abu yang berasal dari pembakaran tangkai bulir padi (merang) dan daun pisang kering (klaras).

Pengganti alami boraks yang fungsinya sama dapat diganti dengan air abu merang dan klaras (daun pisang kering)

Banyak hal yang dapat dilakukan oleh pedagang makanan jajanan untuk meningkatkan pengetahuan dan mengubah perilaku/kebiasaan para pedagang. Misalnya dengan mengikuti penyuluhan dan kursus tentang makanan sehat. Meningkatnya pengetahuan masyarakat akan mengubah sikap dan perilaku penjual makanan menjadi lebih baik (Riyanto, 2012; hal. 77-82).

Pemerintah juga dapat melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan dengan cara melakukan sosialisasi bahaya BTP (Bahan Tambahan Pangan) sintetis kepada masyarakat dan juga memperketat pengawasan dosis pengawet makanan sintetis yang diizinkan disamping mengawasi penggunaan dari pengawet yang tidak diizinkan seperti boraks.

Source: Penulis:Fitria Amalia Putri | Mahasiswa Jurusan Kimia UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Tags: boraksBPOMgaram kuningkandungan borakspengawet
Previous Post

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Next Post

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Redaksi

Redaksi

Sejumlah artikel pilihan yang dikirim secara temporer oleh penyumbang tulisan yang berhasil dipilih oleh redaksi. Tulisan ini didedikasikan sebagai bahan terbuka bagi literasi publik pembaca Kampus Desa Indonesia

RelatedPosts

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang
Kearifan Lokal

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

by Mohammad Mahpur
March 8, 2023
0
230

Kampusdesa.or.id--Kebutuhan mengkaji Islam untuk menguatkan pemahaman lintas agama pada studi Islamologi menghubungkan Balewiyata dengan Pesantren Ainul Yakin Unisma Malang. Tak...

Read more
Mengenal Lebih Dekat Teman Tuli
Kuliah Terbuka

Mengenal Lebih Dekat Teman Tuli

by Siti Fatimah
November 25, 2022
0
103

Kampusdesa.or.id-- Kata tuna umum dipakai untuk menunjukkan keadaan disabilitas atau difabel seseorang. Orang yang tidak bisa melihat disebut tuna netra,...

Read more
Pengobatan HIV-AIDS dengan Nano-Teknologi
Dokter Rakyat

Pengobatan HIV-AIDS dengan Nano-Teknologi

by Redaksi
November 11, 2022
0
247

Kampusdesa.or.id – Minggu (25/09) Generasi Peneliti melaksanakan seminar nasional secara virtual. Kali ini bertemakan The Art of Nano-immuno-biotechno-medicine 5.0 in...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In