• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Kearifan Lokal

Menjaga Tradisi dan Budaya tanpa Melukai Keimanan

Saya disarankan untuk menyisihkan beras sebanyak 1 kaleng ukuran roti biskuit yang besar. Pada tiap peringatan kematian almarhum, beras tersebut diambil satu genggam hingga peringatan 1000 harinya

Astatik Bestari by Astatik Bestari
June 5, 2022
in Kearifan Lokal
212 16
0
Beras. Foto diambil dari sonora.id
Share on FacebookShare on Twitter

Suami saya meninggal memberi banyak pelajaran dan pengetahuan hidup. Ini antara lain tentang rangkaian peringatan menyelenggarakan doa bersama untuk almarhum pada hari-hari tertentu. Mendoakan almarhum sejak hari meninggalnya hingga malam 7 hari meninggalnya sudah selesai dilaksanakan. Berikutnya akan ada peringatan 40 hari, 100 hari, setahun, dua tahun hingga 1000 hari terhitung hari meninggalnya almarhum; semuanya akan dilaksanakan ritual doa bersama.

Saya mendapatkan informasi beberapa pelajaran tentang rangkaian peringatan kematian ini dari orang terdahulu kalau istilah di daerah saya “wong biyen” kalau saya menyebutnya sebagai orang tua.

Dari informasi yang saya terima, tiap peringatan doa bersama yang ditujukan untuk almarhum sebaiknya jumlah orang yang diundang untuk doa bersama jumlahnya ganjil. Selain itu, dari peringatan 7 hari, 40 hari, hingga 1000 harinya jumlah orang yang diundang juga harus terus bertambah. Tidak ada ketentuan jumlah pertambahannya berapa, yang penting terus bertambah dan jumlahnya jika ditambah tetap ganjil.

Selain tentang jumlah undangan untuk mengikuti doa bersama, ada pula tradisi menjaga beras yang dibawa tamu saat takziyah disisihkan dengan jumlah yang cukup untuk persediaan peringatan kematian hingga 1000 harinya.

Saya disarankan untuk menyisihkan beras sebanyak 1 kaleng ukuran roti biskuit yang besar. Pada tiap peringatan kematian almarhum, beras tersebut diambil satu genggam hingga peringatan 1000 harinya. Jika saat ini beras masih ada, dan dalam kondisi baik, maka stok beras tak perlu mengambil dari beras yang disisihkan. Beras yang ada dalam kondisi baik tersebut dimasak untuk penyelenggaraan peringatan 40 harinya dan seterusnya.

Untuk menjaga beras dari tamu takziyah yang disisihkan 1 kaleng biskuit ini tetap baik, beras dijemur hingga beberapa hari. Beras yang sudah dijemur kemudian dimasukkan kaleng biskuit.

Saya mengikuti tradisi ini. Saya pahami bahwa mengundang warga sekitar dan keluarga pada tiap peringatan kematian yang jumlahnya harus bertambah adalah hal baik. Ada pertambahan jumlah yang mendoakan almarhum, saya juga harus berusaha agar rezeki saya ditambahi Gusti Allah sehingga makanan yang saya sediakan untuk tamu undangan mencukupi dan baik.

Saya juga melaksanakan tradisi menyisihkan beras 1 kaleng untuk persediaan hingga 1000 harinya. Saya pahami bahwa persediaan beras tersebut juga mengalami perawatan yang baik hingga bertahan 1000 hari. Artinya saya tidak memberikan makanan yang tak layak untuk tamu.

Menjaga beras dari tamu takziyah hingga 1000 harinya ini saya maknai sebagai menjaga rezeki pemberian Allah melalui para tamu takziyah. Saya maknai pula bahwa orang terdahulu memberikan pelajaran tentang arti menghargai pemberian orang lain.

Semoga informasi ini bermanfaat dalam rangka menghormati hasil pemikiran orang terdahulu. Pemikiran orang terdahulu biasanya mengandung nilai filosofi yang bermakna baik.

Jombang, 24 Mei 2022

Tags: kearifan lokalkematiankirim doaselamatan
Previous Post

Melanjutkan Ramadhan, Menjadi Sehat dan Sembuh dengan Rawfood

Next Post

The Art of Writing 5.0 : Strategi Menulis Buku Ajar dan Referensi

Astatik Bestari

Astatik Bestari

RelatedPosts

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang
Kearifan Lokal

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

by Mohammad Mahpur
March 8, 2023
0
230

Kampusdesa.or.id--Kebutuhan mengkaji Islam untuk menguatkan pemahaman lintas agama pada studi Islamologi menghubungkan Balewiyata dengan Pesantren Ainul Yakin Unisma Malang. Tak...

Read more
Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat
Kearifan Lokal

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

by Mohammad Mahpur
January 22, 2023
0
135

Kampusdesa.or.id--Studi Intensif Kristen Islam (SIKI), menjadi wadah dialog lintas iman di Malang yang sudah lahir era 1990-an. SIKI merupakan program...

Read more
Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit
Kearifan Lokal

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

by Mohammad Mahpur
December 29, 2022
0
1k

Kampusdesa.or.id--Siti Nur Imamah menjadi katalisator penghijauan kelor (moringa oleifera) Nganjuk. Saat pemerintah Nganjuk mengalami beberapa kendala melakukan penghijauan dengan anggaran...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In