• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Layanan

Studiomini Kampus Desa, Memecah Kreatifitas Konvensi Pendidikan

Mohammad Mahpur by Mohammad Mahpur
March 27, 2022
in Layanan
186 14
0
Studiomini Kampus Desa, Memecah Kreatifitas Konvensi Pendidikan
Share on FacebookShare on Twitter

Baru berjalan sembilan kali, baru sadar jika kerja videografi menjadi penting bagi digitalisasi keragaman hasil Konvensi Pendidikan. Ketika banyak praktisi pendidikan bergerak bersama, sibuk dengan aneka persiapan, Kampus Desa Indonesia juga hanyut dengan kesibukan mengatur jadwal, mengawal diskusi kelompok menjadi sentral belajar, dan beberapa lainnya. Ada yang luput, yakni kerja millennial yang belum tersentuh. Studio Mini Kampus Desa hadir sebagai kesadaran baru, rekaman pengetahuan perlu dilakukan untuk merawat pengalaman baik di dunia pendidikan.

Kampusdesa.or.od--Konvensi Pendidikan terselelenggara sudah ke-9. Konvensi ini dapat menjadi daya tawar perubahan pendidikan. Terbukti sejumlah tokoh nasional regional memiliki kemauan untuk datang ke area konvensi. Jangan tanya kalau seputar praktisi pendidikan. Setiap agenda konvensi mesti dihadiri lebih dari 100 orang persemester.

Ada aneka alternatif pengalaman baik yang bisa dituturkan untuk yang lain sebagai ilmu baru di kelompok-kelompok diskusi di areal konvensi. Ada menejemen pendidikan, pengelolaan kelas inklusi, pendidikan luar sekolah, pembelajaran kreatif-inovatif, seputar pendidikan anak usia dini. Ada banyak pengalaman yang memesona pada setiap sesi. Pengalaman itu berujud temuan kreatif di lapangan yang sudah berhasil dilakukan, lantas dituturkan ulang di kelompok diskusi sesuai dengan tema.

Ada sajian pengalaman baik mendongeng di kelompok diskusi PAUD, ada teknik menulis cepat dan menghasilkan tulisan seputar PAUD, beberapa pengalaman mengajar positif (jejak pembelajaran) dipaparkan juga di konvensi pendidikan. Keragaman ini menunjukkan jika para pelaku pendidikan telah melampaui batas-batas politik administratif pendidikan menuju ke penghargaan kekuatan dominan pada pembelajarnya, maka aneka karya dapat lahir dari habitus (pembiasaan) pendidikan. Birokasi administratif telah menjadi perangkap nyata yang menggeser fokus guru (pelaku pendidikan) tertuju pada kerja-kerja administratif, sedemikian melupakan arah dan dialog intesif dengan siswa.

Habitus ini yang menjadikan jembatan dialog guru pembelajar tidak begitu mendapatkan wadahnya. Konvensi pendidikan, mengajak para praktisi pendidikan untuk hadir dalam kerangka menyeritakan pengalaman baiknya bagaimana mereka telah mewakili momentum dialog-dialog positif dengan siswanya sehingga melahirkan karya yang bisa menjadi contoh baik bagi pelaku pendidikan yang lain. Di konvesi inilah praktik baik itu kemudian dibagikan secara suka rela.

Mengenali aset menginisiasi Studio Mini Kampus Desa di Konvensi Pendidikan.

Saya menukilkan secuil pengalaman mengapa di Konvensi Pendidikan ada studio mini Kampus Desa Indonesia? Al-kisah, saya berkumpul dengan seorang penggila teknisi multimedia yang paham dunia elektronik, videografi, fotografi, dan seputar itu. Kegetolannya otak-atik komputer dan perangkat elektronik menjadikan sosok ini orang yang super detil. Bahkan saking detilnya, saya sering diprotes hal-hal yang saya anggap sudah tidak berguna. Termasuk dunia videografi. Kalau hal-hal sederhana bisa disulap menjadi karya yang setara atau minimalis untuk produksi video, mengapa tidak difungsikan dengan baik. Namun sayang, kegemaran dia mengendap sedemikian lama dan menjadi permainan individu di rumah saja. Saking getolnya, rumahnya selalu ditumpuki aneka barang elektronik dan berbagai bekas instalasi teknik. Bahkan, dia seperti seorang autis pengangguran yang kerjanya hanya otak-atik komputer.

Banyak orang yang sudah melakukan sesuatu, kok kita hanya jagongan terlalu lama, membakar ide hingga melambung ke langit tanpa jejak. Di konvensi, Siti Nur Imamah telah melakukan berbagai perubahan penting. Kita mau apa?

Sosok ini saya kenal di Senam Kecerdasan. Bahkan pernah saya ajak hadir pada konvensi pendidikan ke-8 di Desa Wisata Petungwulung Nganjuk. Ini menjadi gambaran perkenalan saya sudah cukup bagi proses pertukaran kompetensi, namun tetap saja tak melahirkan inisiatif baru. Dia sosok yang tetap saja pasif. Bisa jadi karena saya berprofesi sebagai dosen, dan dia “pengangguran,” karena bisnisnya sudah berjalan sendiri (passive income). Ini saya simpulkan dari cletukan saat ngobrol dengannya dan dia sering bilang, “mohon maaf pak, saya ini bukan apa-apa, jadi ya begini ini kalau bicara, tidak seperti orang kampusan.” Setelah dari konvensi pendidikan ke-8 Nganjuk, dia terhentak dan mengatakan, “banyak orang yang sudah melakukan sesuatu, kok kita hanya jagongan terlalu lama, membakar ide hingga melambung ke langit tanpa jejak. Di konvensi, sosok seperti Siti Nur Imamah telah melakukan berbagai perubahan penting. Kita mau apa?” Celetuknya kesekian kali, saat jagongan dengan saya dan sejumlah orang yang terlibat di Kampus Desa.

Dialog ngalor-ngidul sering terjadi. Tibalah pada suatu kebuntuan mengenai kehadiran Kampus Desa di Konvensi Pendidikan ke-9. Saya mencoba bertanya seputar online di media sosial. Tentu ada banyak dialog diisi pembicaraan di seputar dunia digital. Dia, lantas memasuki pembicaraan seputar jaringan, digital, dan potensi yang pernah dia kerjakan, termasuk pekerjaannya sebelum dia benar-benar menjadi “autis,” dengan kesukaannya.

Der. Saya pun bicara mengenai peluang livestreaming dalam kegiatan konvensi pendidikan. Syahdan, sentilan saya ini disahut dengan aneka ide dan rancang bangun jaringan digital. Saya mulai menyerah karena ketidaktahuan saya. Dus, akhirnya kami bersepakat untuk merancang peluang menawarkan konsep Studio Mini Kampus Desa Indonesia pada Konvensi Pendidikan ke-9 di Blitar. Saya hanya paham livestreaming ala HP saja. Sesederhana itu. Bagi saya ini akan lebih baik dilakukan agar konten konvensi bisa dokumentatif seketika, tidak hanya tulisan yang bernilai super terbatas saja penggemarnya.

Dialog setara saling menyodorkan potensi memberikan ruang kesadaran bersama untuk beranjak dari argumen-argumen langit.

Dialog setara saling menyodorkan potensi memberikan ruang kesadaran bersama untuk beranjak dari argumen-argumen langit. Dialog setara saling menguji seberapa potensi masing-masing orang bisa dikolaborasikan. Di sinilah Mini Studi Kampus Desa kemudian bisa hadir memecah kebekuan forum di Konvensi Pendidikan. Ini juga terbentur oleh pemikiran Kampus Desa, kita mau berbuat apa di Konvensi. Toh para orang hebat sudah berbondong hadir dan berbagai pengalaman baik ke para pelaku pendidikan. Mau membikin pameran, kami belum punya produk non-literasi. Kegoncangan ini akhirnya sampai pada menggeser konsep pameran menjadi layanan. Yah, layanan dokumentasi ilmu pengetahuan (stored knowledge). Jarang yang bersedia dan mau mengambil peran ini. Kecuali parsial dari kamera telpon pintar dalam swafoto dan dokumen pribadi.

Kami akhirnya bergeser dari livestreaming ke membuat saja Studio Mini sebagai bentul layanan baru di Konvensi Pendidikan. Pertimbangannya agar sebagian pengalaman baik tersebut dapat direkam dengan baik dan dapat disajikan lebih tertata stored knowledge-nya (pengetahuan yang terekam). Alasan lain, aneka aset yang sudah melimpah di konvensi pendidikan butuh dirawat dengan peralatan digital dan ditransformasi menjadi sumber rekaman ilmu pengetahuan. Di sini kami akhirnya mencoba melakukan penawaran untuk menghadirkan Studio Mini Kampus Desa ke Lukman Hakim sebagai modal bagi proses penyimpanan ilmu pengetahuan secara ringkas yang dapat dengan mudah dijadikan sumber belajar peserta konvensi atau yang belum sempat hadir.

Desk video yang berhasil diciptakan dari peralatan yang seadanya dapat dikunjungi di laman youtube Kampus Desa Indonesia dengan link sebagai berikut;

  • Jejak belajar bersama Najma Katsir, Kepala MtsNU Pakis Kabupaten Malang
  • Sekolah Ramah Anak bersama Bekti Prasetyani, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak
  • Praktik Baik Pendidikan Anti Korupsi bersama Zubaidah, Kepala KB/TK Al Karimah Malang
  • Cerdas dengan Bertutur bersama Kak Rubi, Pemilik Rumah Kreasi Rubi
  • Egrang, Pendidikan Aman Bencana Bersama Aria Kusuma Aji dari Komunitas Egrang (Energi Gembira Anak Negeri)
  • In Loco Parentis Malang bersama Sakban Rosidi, Pemilik In Loba Parentis Malang
  • Dalang Cilik bersama Prabu Dilan dan Solaris Java Art

Penciptaan Mini Studio Kampus Desa di Konvensi Pendidikan ke-9 menjadi semangat baru peran Kampus Desa sebagai Desk Ilmu Pengetahuan yang lahir dari kemerdekaan berdialog antara saya, tim, dan seorang yang memang bakatnya di jaringan, elektronika, komputer, dan fotografi-videografi. Seorang ini bernama Sonny HC yang membikin jabatannya sendiri sebagai Sutradara dan Editing di Studio Mini Kampus Desa Indonesia.

Jikalau kita bisa memanfaatkan alat sederhana dan kemudian bisa berkarya, itulah kemerdekaan belajar. Sebaliknya, jika menunggu peralatan dan ketersediaan alat yang mewah tetapi tidak jua berangkat berkarya, apalah artinya. Justru kita tidak merdeka” (Sonny HC).
Suasana Laboratorium Studi Mini Kampus Desa Indonesia. Sebuah cikal bakal yang lahir dari tangan kreatif Sonnya HC (Tengah Berkaos Biru Abu-abu)

Bagi saya, proses perjumpaan ini bagian dari dialog merdeka, khususnya bagi Sonny HC. Kami mencoba mengapresiasi bakat tersebut agar setara diantara kemauan bersama. Kemerdekaan ini pada akhirnya menjadikan kami bisa saling mendukung berkarya. Apakah karya ini baik dan sempurna? Tidak. Menurut Sonny HC, justru kita bermakna berkarya jika dari peralatan yang ada kita mampu menciptakan berbagai kebutuhan yang sama di antara orang-orang yang memiliki peralatan yang canggih. Menurutnya, sudah biasa kalau punya alat yang canggih dan mampu berproduksi atau berkarya. Bagi Sonny HC, dia mengatakan, “jikalau kita bisa memanfaatkan alat sederhana dan kemudian bisa berkarya, itulah kemerdekaan belajar. Sebaliknya, jika menunggu peralatan dan ketersediaan alat yang mewah tetapi tidak jua berangkat berkarya, apalah artinya. Justru kita tidak merdeka.”

Terima kasih Sonny HC. Si Sutradara dan Editor Studio Mini Kampus Desa Indonesia. Kolaborasi dengan Anda, menjadi Konvensi Pendidikan mampu mengabadikan ilmu pengetahuan yang berserak menjadi berguna untuk orang banyak. Konvensi Pendidikan menjadi forum yang pecah, mencair, dan lebih bercitra positif untuk perubahan pendidikan, berkat semesta dari perjumpaan membumikan senam kecerdasan.

MALANG, 24 FEBRUARI 2020

Tags: fotografigenerasi milenialkampus desaKonversi Pendidikanmerdeka belajarmilenialPendidikanvideografi
Previous Post

Merdeka Belajar: Model BCCT dalam Pengelolaan Sekolah (1)

Next Post

Belajar Merdeka: Belajar Penuh Makna

Mohammad Mahpur

Mohammad Mahpur

Ilmuan Psikologi Sosial, Peace Activist and Gusdurian Advisor, Writer, Pemberdaya Masyarakat dan Komunitas. Founder Kampus Desa Indonesia. Memberikan beberapa pelatihan gender, moderasi beragama, dan metodologi penelitian kualitatif, khusus pendekatan PAR

RelatedPosts

Hari Buku dan Minat Baca Pemuda Hari Ini
Layanan

The Art of Writing 5.0 : Strategi Menulis Buku Ajar dan Referensi

by Redaksi
July 1, 2022
0
18

Era literasi digital penuh dengan dinamika dan simulakra. Diperlukan strategi khusus agar generasi milenial dan akademisi dapat tetap eksis melalui...

Read more
Mronjo Kian Serius Kelola Potensi Desa Wisata Melalui Pelatihan
Desa Unggul

Mronjo Kian Serius Kelola Potensi Desa Wisata Melalui Pelatihan

by Kampus Desa Indonesia
March 31, 2022
0
30

Setelah melewati hari pertama, Sabtu (26/9/2020) pelatihan pengelolaan desa wisata, warga Mronjo Blitar makin serius mengelola potensi wisata pada hari...

Read more
20 Relawan Psikososial Gempa Malang Perkuat Psikologi Penyintas
Agenda

20 Relawan Psikososial Gempa Malang Perkuat Psikologi Penyintas

by Kampus Desa Indonesia
March 28, 2022
0
215

Dua puluh relawan psikososial yang tergabung dalam TOPPENG (Task Force Psikososial Penyintas Gempa Malang) telah melakukan pendampingan psikologi terhadap penyintas...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (146) Wacana (1) World (1)

Recent News

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023
Sumber photo: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/aparat-polsek-citeureup-mengamankan-bakso-daging-babi-_150201220228-436.jpg

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

February 15, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In