Malang, 16 Agustus 2024 – Alun-alun Merdeka Malang menjadi saksi perayaan Barikan Anak Nusantara ke-3, sebuah acara yang diadakan oleh Forum Komunikasi Antarumat Beragama (FKAUB) Malang dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia. Acara ini bukan hanya sekadar perayaan, melainkan sebuah simbol nyata dari persaudaraan sejati yang merangkul perbedaan agama dan keyakinan.
Acara Barikan yang biasa digelar di kampung-kampung kini diangkat oleh FKAUB Malang ke panggung yang lebih luas, menegaskan bahwa perbedaan agama adalah sebuah keniscayaan yang harus dirayakan oleh semua anak bangsa. Dengan semangat persaudaraan sejati yang menjadi spirit FKAUB Malang, acara ini meneguhkan bahwa kita bisa berdoa bersama dengan bahasa agama yang berbeda, namun tetap bersatu dalam semangat kebangsaan.
Kekuatan Persatuan di Tengah Perbedaan
Para pelajar dengan latar belakang agama yang berbeda-beda turut serta dalam acara ini, menampilkan tarian kreatif yang mencerminkan keberagaman budaya Indonesia. Selain itu, sebuah drama yang mengangkat tema relasi sehat anti-perundungan ditampilkan oleh siswa-siswi sekolah menengah atas, menyoroti pentingnya menghormati perbedaan dan menjunjung tinggi persaudaraan di antara sesama.
Baca juga artikel berikut ini
Barikan Anak Nusantara ke-3 juga menjadi wadah bagi masyarakat Malang untuk mengungkapkan rasa syukur atas kemerdekaan Indonesia. Sebagaimana tradisi Indonesia yang kaya akan budaya syukuran kepada Tuhan Yang Maha Esa, FKAUB Malang bersama masyarakat lintas agama mengadakan syukuran dengan tujuh tumpeng kebangsaan. Tujuh tumpeng ini melambangkan doa syukur dari tujuh agama dan kepercayaan yang berbeda di Indonesia.
Bantengan Malang Kawal Kirab Tumpeng Kebangsaan
Keunikan acara ini semakin terlihat dengan adanya kirab tumpeng kebangsaan yang dikawal oleh performa khas Bantengan Malang. Kirab ini menjadi simbol kuat bahwa budaya lokal dapat menjadi medium ketuhanan yang merangkul semua perbedaan. Setelah kirab, anak-anak dari berbagai agama dan kepercayaan memanjatkan doa secara bergantian, menciptakan momen haru yang menggugah jiwa.
Tidak hanya itu, anak-anak juga diajak untuk saling bertukar kue, sebuah tradisi yang dikenal sebagai tukar brekat/takir. Tradisi ini mengajarkan bahwa perbedaan bukanlah halangan untuk saling memberi dan menerima. Melalui pertukaran sederhana ini, nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia kembali dihidupkan.
Mewujudkan Indonesia yang Bersatu dalam Keberagaman
Barikan Anak Nusantara ke-3 bukan sekadar acara tahunan, tetapi sebuah pengingat bahwa kemerdekaan Indonesia adalah milik seluruh rakyat, bukan milik agama atau golongan tertentu. FKAUB Malang melalui acara ini terus mengingatkan pentingnya merawat keberagaman dan mengajak generasi muda untuk tetap hadir dalam kebersamaan, meski dengan perbedaan yang ada.
Indonesia adalah satu, meski anak-anak bangsa yang hadir di dalamnya berbeda-beda. Perbedaan ini bukanlah ancaman, melainkan kekayaan yang harus dijaga dan dirayakan. Melalui Barikan Anak Nusantara ke-3, anak-anak diajak untuk terampil dalam menyikapi perbedaan, sehingga Indonesia yang bersatu dalam keberagaman dapat terus terwujud.