Sabtu, Januari 25, 2025
Google search engine
BerandaKonferensi Wilayah XIII Nahdlatul Ulama Jawa Timur Gus Yahya Ajak NU Menerima...

Konferensi Wilayah XIII Nahdlatul Ulama Jawa Timur Gus Yahya Ajak NU Menerima Tantangan Global

Jombang, 2 Agustus 2024 – Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur, menjadi saksi pelaksanaan Konferensi Wilayah XIII Nahdlatul Ulama (NU) pada Jumat dan Sabtu, 2 hingga 3 Agustus 2024. Dengan tema “Merajut Ukhuwah dan Mengukuhkan Jam’iyah dalam Pendampingan Umat,” konferensi ini bertekad untuk memperkuat ikatan antar anggota NU dan meneguhkan peran serta kontribusi organisasi dalam kehidupan umat.

Khutbah Iftitah oleh KH Anwar Manshur, Rois Syuriah PWNU Jawa Timur, membuka acara dengan pesan-pesan yang sangat relevan. KH Anwar menggarisbawahi pentingnya menjaga nilai-nilai lama sekaligus menyambut nilai-nilai baru dengan semangat Aswaja, demi mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Beliau menekankan bahwa dalam rangka kesejahteraan sosial, setiap individu harus berusaha semaksimal mungkin. “Jika tidak bisa berbuat banyak, lakukan sedikit yang bisa dilakukan, karena setiap usaha untuk kebaikan umat adalah langkah berharga,” tegasnya. Menurutnya, sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang memberi manfaat bagi orang lain.

KH Cholil Yahya Tsaquf, Ketua PBNU, kemudian menyampaikan pandangannya yang mendalam tentang tantangan dan masa depan NU. Dalam era perubahan yang cepat, NU harus bertransformasi untuk tetap relevan dan bermanfaat bagi umat. “Dunia terus berubah, dan tantangan-tantangan baru harus kita hadapi dengan strategi yang tepat,” ungkapnya. Beberapa aspek penting yang disoroti oleh KH Cholil meliputi:

  1. Konsolidasi Tata Kelola Organisasi. Digitalisasi organisasi menjadi kunci penting dalam manajemen NU di masa depan. Transformasi digital ini diharapkan dapat memperkuat efisiensi dan efektivitas operasional NU.
  2. Konsolidasi Agenda. Menyusun kebijakan dan strategi eksekusi dengan melibatkan Lakpesdam NU sebagai think tank. Lakpesdam diharapkan dapat berfungsi seperti Bappenas untuk merumuskan kebijakan strategis NU.
  3. Konsolidasi Kader. Mematangkan kader dan mendorong mereka untuk menjadi pemimpin yang visioner di level global.

KH Cholil juga membahas mengenai masalah perizinan tambang yang kini sedang dalam proses penyelesaian, serta tantangan navigasi yang terkait dengan perubahan mindset dan kebiasaan. Ia mengakui bahwa proses transformasi ini tidak selalu mulus dan bisa menimbulkan kontroversi dan konflik.

Lebih lanjut, KH Cholil Yahya menegaskan bahwa NU telah berkembang menjadi sebuah peradaban. “Ketika seseorang telah menjadi bagian dari peradaban NU, mereka tidak bisa keluar darinya. Bahkan ketika bepergian ke seluruh dunia, selalu ada jejak NU yang bisa ditemukan,” jelasnya dengan bangga.

Konferensi ini bukan hanya sekadar ajang berkumpulnya para kader dan pengurus NU, tetapi juga merupakan momentum strategis untuk merumuskan langkah-langkah konkret dalam menjaga relevansi dan peran serta NU dalam konteks sosial dan global. Melalui berbagai diskusi dan sesi, diharapkan NU dapat terus beradaptasi dan berkontribusi lebih besar dalam membangun kesejahteraan umat dan bangsa.

Dengan semangat yang menggelora dan dukungan penuh dari seluruh peserta, Konferensi Wilayah XIII NU diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju perbaikan dan kemajuan yang lebih signifikan bagi NU dan umat secara umum.

Mohammad Mahpur
Mohammad Mahpur
Ilmuan Psikologi Sosial, Peace Activist and Gusdurian Advisor, Writer, Pemberdaya Masyarakat dan Komunitas. Founder Kampus Desa Indonesia. Memberikan beberapa pelatihan gender, moderasi beragama, dan metodologi penelitian kualitatif, khusus pendekatan PAR
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments