• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

Apa Kabar “Belajar dari Rumah” Setelah Tiga Pekan Berlangsung?

Astatik Bestari by Astatik Bestari
March 25, 2022
in Opini, Pendidikan Hari Ini
201 2
0
Apa Kabar “Belajar dari Rumah” Setelah Tiga Pekan Berlangsung?
Share on FacebookShare on Twitter

Tak terasa, sudah lebih dari tiga pekan sejak instruksi Belajar dari Rumah diterbitkan. Sebagai solusi sementara akibat siatuasi darurat, belum banyak yang bisa diharapkan dari skema pembelajaran daring ini. Berbagai keluhan masih kerap muncul di sana-sini. Mulai dari hal-hal yang bersifat teknis seperti kecepatan akses internet dan krisis kuota, hingga yang substansial seperti minimnya kreativitas guru dalam meracik metode pembelajaran dan kejenuhan peserta didik. Belum bisakah kita beradaptasi dengan situasi dan kondisi sekarang ini? Kampusdesa.or.id-Prediksi saya, ketika permulaan guru dan siswa harus melaksanakan amanah Belajar dari/di Rumah dengan berbagai persiapan yang mungkin juga kacau karena tiba-tiba, atau baru kenal belajar dan mengajar daring, atau belum terbiasa belajar dan mengajar dalam metode daring dapat kita maklumi. Dalam benak saya, kalau terbiasa nanti pastilah terasah dengan baik. Mengajar akan lebih bermakna (sesuai amanah SE MENDIKBUD No 4 tahun 2020) karena tiap hari menjumpai kawan guru atau request siswa yang menyajikan metode belajar mengajar yang beragam dalam jaringan internet.

Lalu apakah demikian kenyataannya setelah program Belajar dari/di Rumah ini setelah berlangsung kurang lebih tiga pekan ini? Agaknya meleset. Maklum program Belajar dari/di Rumah ini adalah solusi di tengah permasalahan yang kompleks. Bukan program yang terencana dengan pertimbangan dan persiapan matang dari segi konten materi, maupun sarana prasarana yang cukup apalagi melimpah.

Dari segi mental guru dan siswa, kebutuhan pulsa internet sudah menjadi kebutuhan primer untuk mengajar dan belajar. Tingkat kebutuhan ini mau tidak mau mengusik konsentrasi belajar dan mengajar. Mengapa demikian? Di tengah kondisi serba dibatasi agar tidak beraktivitas di luar rumah, ada sebagian guru dan orang tua murid yang terdampak dari segi pendapatan atau income keluarga. Bayangkan, kebutuhan bertambah, tapi income tetap atau bahkan berkurang. “Guru akan mengajar ala kadarnya, siswapun menerima pelajaran dan merespon pelajaran semampunya, baik kemampuan pikiran maupun kemampuan pulsa androidnya” Apa yang terjadi? Guru akan mengajar ala kadarnya, siswapun menerima pelajaran dan merespon pelajaran semampunya, baik kemampuan pikiran maupun kemampuan pulsa androidnya. Ada saja ditemukan siswa yang setor tugas telat karena paketan data sudah menipis, android yang dipakai juga berstatus android milik bersama (dipakai orang tua dan anak atau dipakai antar saudara). “Belajar yang monotan, terpisah dari teman sekelas, tugas sekolah daringpun bejibun tiap hari, uang saku juga kena lockdown orang tuanya” Meleset pula, lantaran Belajar dari Rumah ini akhirnya memunculkan kebosanan bagi para siswa. Belajar yang monotan, terpisah dari teman sekelas, tugas sekolah daringpun bejibun tiap hari, uang saku juga kena lockdown orang tuanya. Kalau kelas tatap muka langsung masih bisa guyon dengan temannya, kini untuk guyon saja butuh modal pulsa.

Belum lagi jaringan internet yang tidak selancar sebelum ada social distancing dan/atau karantina wilayah. Belajar dari Rumah dan Bekerja dari Rumah semua melibatkan jaringan internet. Jadi, serasa ada saja tantangan untuk melaksanakan program Belajar dari Rumah dengan bahagia.

Catatan ini tidak bermaksud memberikan advokasi dan keberpihakan pada sikap yang enggan berubah dengan perubahan jaman yang serba digital. Sesungguhnya, tetap ada saja cela agar kita tidak terjebak dalam situasi ini. Pemakaian internet hendaklah lebih bijaksana, selain bijaksana untuk kebutuhan kita, juga memperhatikan kebutuhan jaringan internet untuk kebutuhan semua orang. Kabarnya karena semua menggunakan jaringan internet, ada negara yang merasakan dampaknya berupa peningkatan pemakaian bandwidth. Hal ini dibutuhkan prilaku digital kita seyogyanya dapat mengurangi beban jaringan agar tidak terjadi mati network atau bandwidth jebol. Berikut ini saya cuplikan tips dari tutor Paket C PKBM BESTARI (Ria Oktriana N., MBA) yang bisa dipakai bagi guru dan siswa:

  1. Kurangi forward video, kecuali hanya link Youtube.
  2. Kurangi download video atau kirim video message. Daripada kirim video message, kita umumnya lebih sering forward video.
  3. Kurangi download video-video WA yang isinya kurang penting disimak, atau hanya lucu-lucuan saja. Selain memenuhi storage handphone kita, hal ini juga memakan kuota dan terutama membebani network. Meskipun misalnya kita anggap murah pulsa, rasanya boros tetap kurang bijak.
  4. Layanan streaming kita pakai karena mereka punya metode bagus memperkecil pemakaian bandwidth. Meski begitu tetap streaming jadi bijaksanalah.

Ya, pada banyak hal dalam situasi sedang prihatin sedunia karena pandemi Covid-19 ini kita tetap harus survive untuk terus beraktivitas cerdas, berkualitas, dan bermanfaat. Tidak menjadikan situasi seperti ini sebagai alasan tidak produktif bahkan mati gaya.

Tags: belajar dari rumahpendidikan 4.0penididikan konstruktivitaswork from home
Previous Post

Anggrek di Pojok dan Paskah yang Sunyi

Next Post

Kita Stay di Rumah Dulu, Pilkada 2020 Ditunda karena Pandemi Covid-19

Astatik Bestari

Astatik Bestari

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more
Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut
Lifestyle

Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
204

SOBAT! YUK FLASHBACK SEJENAK KE GELARAN OLIMPIADE OLAHRAGA DUNIA TAHUN 2020. PADA MOMENT ITU TOKYO MENJADI TUAN RUMAH YANG MENYELENGGARAKAN...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In