• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Anggrek di Pojok dan Paskah yang Sunyi

Kampus Desa Indonesia by Kampus Desa Indonesia
March 28, 2022
in Uncategorized
192 14
0
Anggrek di Pojok dan Paskah yang Sunyi
Share on FacebookShare on Twitter

Kampusdesa.or.id–Setelah mencari tempat, maka ketemulah di sebuah pojok. Di tempat itulah, beberapa bulan lalu, saya menempatkan anggrek dendrobium. Tempat di sudut di atas pagar itu, sepertinya cocok. Terlindung dari sinar matahari langsung, namun masih terbuka ruang mendapatkan sinar mentari.

Anggrek itu, pemberian seorang teman. Saat rumahnya direnovasi, semen cor-coran jatuh dalam pot menimpa pakis media tanamnya. Maka, merana-layulah dia. Setelah dirawat, berbulan-tahun, berbungalah dia. Ungu bergaris putih. Indah.

Pagi yang cerah, ketika pandemi wabah, serta kena jadwal ngantor di rumah, keindahan di pojok rumah dekat pagar itu ditemukan. Iya, sebatang menjulang mekar kembangnya. Begitu cerah.

Belum tuntas menikmati anggrek di pojok rumah, terbetik kabar. Seorang teman yang tinggal di Jember. Rumahnya berada persis di dalam lingkungan pasar krempyeng. Pagi buta ramai, beranjak tengah hari bubar.

Pandemi Covid-19, menghajar kehidupan pasar. Pasar lesu. Sebagian besar orang, memilih aman dengan berlindung di dalam rumah. Teman itu, tahu betul, beberapa tetangganya, bergantung hidup pada keramaian pasar. Selain berjualan, beberapa bergantung sebagai buruh pasar. Menyediakan bawah putih-bawah merah kupas, kelapa kupas, atau menjadi buruh gendong. Bertarung demi hidup, sebagai buruh harian.

Di saat pasar lengang, teman itu tahu, ada beberapa tetangganya, mengalami kesulitan. Termasuk mendapatkan sesuap nasi. Bersama dengan ibunya, ia memasak nasi dengan lauk seadanya. Membungkus dan membagikannya.

“Tidak banyak, hanya untuk 55 KK. Karena hanya itu yang kami mampu,” pesannya singkat. Iya, tidak banyak dari segi jumlah. Namun cukup berarti tentu saja.

Teman itu, saban harinya, membantu orangtuanya membuat dan menjual kue pastel. Usaha kelas rumahan. Kue pastelnya enak. Setiap hari juga dijual di pasar krempyeng, depan rumahnya. Dalam senyap, ia gegas berbagi hidup.

Selalu saja, ada pribadi yang memilih bekerja dalam senyap. Gelap malam, tidak pernah kehilangan kerlip bintang.

Pada siang yang telah menyembunyikan matahari di balik awan mendung, seorang sahabat berkisah. Setengah berbisik.

“Juragan, kemarin ke rumah. Tetiba dia minta dibuatkan abah sebuah salib. Dari kayu jati tua,” kisahnya.

Juraganya seorang Katolik taat. Beberapa waktu, jauh sebelum pandemi Korona, dia sempat ikut wisata rohani. “Entah bagaimana ceritanya, rombongannya terpilih untuk masuk di sebuah ruang sakral,” lanjut teman sambil menyeruput segelas kopi hangatnya, di bawah rindang pohon ceres yang sedang meranggas daunnya.

Anehnya, terusnya melanjutkan, suatu hari ia didatangi serombongan dari pondok pesantren. Seseorang pemimpin rombongan, adalah orang yang dihormati. Lewat penerjemahnya, karena ( nuwun sewu ) sang Kyai adalah seorang tunawicara. Namun ketika mengaji ayat suci Alquran, begitu fasih-merdunya beliau.

Juragan teman saya kaget, sang Kyai tahu bahwa dia baru pulang dari ziarah. Bahkan, beliau pun tahu, bahwa dia sempat memasuki sebuah tempat yang tidak sembarang orang, punya kesempatan itu. Bahkan, waktu dan tempatnya, disebutkan secara presisi.

Belum surut herannya, sejurus kemudian, telunjuk Kyai itu menuding arah pada salib yang menempel di dinding.

Sebuah benda yang menjadi simbol keteladanan akan kehidupan di balik pengorbanan yang tuntas-agung. Puncak spiritualitas keimanan umat kristiani.

“Salib di dinding itu, kalau bisa diganti. Namun ada syaratnya. Pertama, salib harus dari kayu jati yang tua. Kedua, salib itu harus dibuat oleh tangan orang yang telah katam Alquran.”

“Salib di dinding itu, kalau bisa diganti. Namun ada syaratnya. Pertama, salib harus dari kayu jati yang tua. Kedua, salib itu harus dibuat oleh tangan orang yang telah katam Alquran. Nah, kalau sudah jadi, saya yang akan memasangya,” lewat santri penerjemahnya, dawuh Kyai yang juga sempat menjadi penasehat seorang Kyai besar, pemimpin negeri ini.

Dengan takzim, juragan teman saya, mendengarnya. Sempat termangu sejenak. Perhatiannya, tertuju pada kata katam. Baginya, tentulah, pribadi yang dimaksud, bukan sekadar mampu membaca semua teks ayat suci Alquran. Namun pribadi yang merindu berupaya menjadi rahmat bagi semesta raya.

Tidak butuh waktu lama, dia teringat sahabatnya sejak muda. Sahabatnya itu, pensiunan dari kantor KUA. Keilmuan agamanya, tak diragukan. Mumpuni. Tak heran, ia sering diundang memberikan tausiyah. Tidak neka neka saat aktif berdinas dulu. Ketika pensiun, memilih hidup bersahaja menjadi Kyai kampung. Menerima ikhlas hidup dengan gaji pensiunan. Kadang membuat meubeler, sekadar mengisi waktu menyukakan hati.

Kepadanyalah juragan teman saya datang. Setelah mendengar tuturan sahabatnya, tidak berpikir panjang Kyai kampung itu. Sambil tersenyum ramah, ia terima permintaan sahabatnya itu. Mereka adalah karib semenjak mudakala.

Pak Kyai kampung itu, cukup tahu pasang-surut sahabatnya. Dia anak keluarga kaya. Setelah menikah, hidup mandiri. Pernah jatuh miskin. “Istrinya membuat jajanan. Dia yang keliling menjualnya. Dia seperti merintis hidup dari nol. Ketika usaha sound system-nya berkembang, dia turut menyumbang bahan material untuk pembangunan masjid di kampung.” Begitu kisah pak Kyai kampung pada teman saya, menantunya itu.

Pak Kyai kampung telah merampungkan pesanan karibnya. Diletakkannya salib dari kayu jati tua itu, di meja.

Ketika tengah hari, bergeser menuju sore, berkumandang adzan azhar. Pak Kyai kampung telah merampungkan pesanan karibnya. Diletakkannya salib dari kayu jati tua itu, di meja. Di saat yang sama, isteri teman saya, usai ambil wudlu. Betapa terkejutnya dia.

Nampak seseorang, sedang memandang salib kayu jati itu. Tak lama. Sekedipan mata, lenyaplah dia. Setarikan nafas, dia menenangkan diri, kemudian melanjutkan diri sholat.

Pandemi wabah Covid-19, telah membuat murung. Was was serba kuatir. Dalam senyap, tak kekurangan pribadi luhur yang berkeringat demi kemanusiaan. Anggrek (dendrobium) ungu bergaris putih, di pojok tetap mekar-indah. Segar membasah tertimpa gerimis sore.

Selamat menyongsong Paskah,
dalam sunyi yang riang.

Tags: AnggrekHari PaskahSunyi
Previous Post

Merumahkan Sekolah atau Sekolah Telah Mati

Next Post

Apa Kabar “Belajar dari Rumah” Setelah Tiga Pekan Berlangsung?

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Platform informasi dan literasi seputar dunia ilmu pengetahuan yang dibangun dari kearifan lokal desa. Kami juga mengembangkan pendidikan dan pembelajaran terkait dengan pengembangan sumberdaya manusia untuk mandiri, berkarya, dan berilmu pengetahuan yang berperadaban

RelatedPosts

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah
Uncategorized

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

by Sigit Priatmoko
March 27, 2023
0
204

Pemberian tugas menulis makalah kepada mahasiswa, apalagi dengan berkelompok, sepertinya harus dipikir ulang oleh dosen. Berdasarkan penelusuran saya di beberapa...

Read more
Kuliah Pakar, Kajian al-Qur’an dan Neurosains
Kuliah Terbuka

Kuliah Pakar, Kajian al-Qur’an dan Neurosains

by Kampus Desa Indonesia
September 22, 2022
0
224

Kampusdesa.or.id – Senin (1/8) telah hadir dilaksanakan Kuliah Pakar: Kajian Al-Qur’an dan Neurosains. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Universitas Al-Azhar Indonesia...

Read more
Perdamaian pun Bisa Dimulai dari Perempuan Muda
Uncategorized

Perdamaian pun Bisa Dimulai dari Perempuan Muda

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
308

Apa jadinya jikalau perempuan angkat tangan dan kaki menjadi agen perdamaian untuk mencegah lahirnya generasi teroris dan radikal? Ya, tentu...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In