• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • About Us
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

Travelling Writing, Sejenak Santui di Tamsui

Dito Anurogo by Dito Anurogo
March 25, 2022
in Opini
0
Travelling Writing, Sejenak Santui di Tamsui
Share on FacebookShare on Twitter

Tamsui terletak di barat laut lembah Taipei. Tamsui dikelilingi oleh pegunungan, sungai, serta beragam pemandangan nan memanjakan mata. Puluhan destinasi dan atraksi wisata berada di Tamsui, Taiwan. Perjalanan wisata kali ini sangat menyenangkan. Hujan berangin memaksa kami harus berpisah. Terlebih lagi keesokan harinya, semua orang memiliki agendanya masing-masing.

Kampusdesa.or.id — Berwisata kuliner sekaligus bersilaturahmi di negeri Formosa sangatlah menyenangkan. Apalagi jika dilakukan bersama teman-teman. Bermula dari obrolan ringan di grup line, janjian, membuat kesepakatan, lalu menyebarkan pengumuman di grup. Sesederhana itu. Hanya perlu sekitar dua hari untuk berkoordinasi.

Tepat di hari Senin (11/10/21) sekitar pukul dua hingga tiga sore, berkumpullah sepuluh diaspora Indonesia. Mereka adalah Awan Gurun Gunarso (alumnus NTUST), Rif Atussaufiyah (mahasiswi S2 di NTUST), Ahmad Nur Riza (mahasiswa NTUST, Deputi Departemen Akademis dan Profesi FORMMIT Pusat), Yusuf Rahmatullah (mahasiswa NTUST), Nanda Aulia Putri (mahasiswi Lunghwa University of Science and Technology, Deputi Departemen Akademis dan Profesi FORMMIT Pusat), Yusnitah (Universitas Terbuka Taiwan, aktivis Salimah), Aziman Ap (Salimah Taiwan) bersama putra dan putrinya yakni Basmatul Hielwah El-Azmy, Zidna Muflih El-Azmy, dan Dito Anurogo (S3 IPCTRM TMU Taiwan, Ketua Departemen Akademis dan Profesi FORMMIT Pusat, pendiri dan CEO School of Life Institute).

Perjalanan Menuju Tamsui
Masing-masing orang menempuh perjalanan berbeda menuju Tamsui. Uniknya, Sebagian besar belum pernah bertemu satu sama lain. Hanya bermodalkan kepercayaan dan komunikasi via grup line, akhirnya kami semua bisa bertemu di satu tempat di stasiun MRT Tamsui.
Penulis berangkat dari MRT Taipei 101/World Trade Center (R-03) melalui line merah, melewati 24 stasiun sebelum mencapai Tamsui (R-28), yakni: Xinyi Anhe, Daan, Daan Park, Dongmen, Chiang Kai-shek Memorial Hall, NTU Hospital, Taipei Main Station, Zhongshan, Shuanglian, Minquan W. Rd., Yuanshan, Jiantan, Shilin, Zhishan, Mingde, Shipai, Qilian, Qiyan, Beitou, Fuxinggang, Zhongyi, Guandu, Zhuwei, dan Hongshulin. Perjalanan ini memakan waktu sekitar satu jam.
Para pengunjung juga akan dimanjakan dengan beragam kuliner jalanan di Tamsui. Sebutlah mulai dari cumi-cumi, A-gei, shrimp roll, bakso ikan (fish ball), telur besi (iron egg, rasanya sedikit manis dan gurih), fish cracker, es krim menara (tower ice cream), fried quail eggs disertai larval fish, dan aneka kuliner lainnya.

Sejenak Santui di Tamsui
Kami berjalan-jalan menikmati pemandangan indah di sekitar sungai. Ada beragam kuliner dijual, mainan anak-anak, juga cenderamata khas Taiwan. Saat memesan makanan di salah satu gerai makanan halal, anak-anak merengek meminta naik perahu. Memang terlihat dua agen wisata dengan ramah menawarkan tiket bagi siapapun yang ingin mengunjungi pulau Bali (alias Pali Tour). Mengingat cuaca yang kurang bersahabat, maka kami memutuskan kali lain saja mencoba sensasi naik perahu tersebut.   
Ada hal unik yang saya jumpai di Tamsui. Untuk pertama kalinya di Taiwan, saya melihat ada lima gelandangan. Mereka seolah menetap di sudut stasiun Tamsui.
Kami sempat kesulitan menemukan tempat salat. Beruntunglah ada ruang kosong di stasiun MRT Tamsui. Akhirnya kami melaksanakan salat secara berjamaah. Uniknya, banyak sekali orang yang melihat, bahkan sebagian ada yang mengabadikan momentum saat kami melakukan salat berjamaah. Ya, benar, kami melakukan salat Asar dan Maghrib secara berjamaah. Ada anak kecil, tampaknya dari Indonesia, bertanya kepada orangtuanya tentang kegiatan kami. Terdengar jawaban, “Sembahyang.”
Hujan berangin memaksa kami harus berpisah. Terlebih lagi keesokan harinya, semua orang memiliki agendanya masing-masing. Setelah saling berpamitan, kami pulang dengan membawa sejuta kenangan indah.

“Alhamdulillah, senang sekali, bisa dipertemukan dengan orang-orang yang luar biasa yang mau menyempatkan waktu di antara kesibukan masing-masing. Semoga kegiatan ini tidak sekali saja, dan juga dijadikan pelajaran untuk setiap perjalanan memertimbangkan cuaca dan makanan halal,” tulis Nanda Aulia Putri melalui japri di line. Manfaat rihlah (tamasya Islami) ini juga dirasakan oleh peserta, Awan. Tulisnya, “Alhamdulillah bisa ngisi waktu luang saya libur sehari ini.” Serunya kegiatan ini juga diperkuat dengan komentar Ahmad Nur Riza, “ditunggu jalan-jalan selanjutnya.”
Tags: kampus desa indonesiakampusdesaTaiwantamsuitravellingwriting
Previous Post

Dilema Dosen Masakini: Antara Do Science atau Do Cent?

Next Post

6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

Dito Anurogo

Dito Anurogo

Dokter literasi digital, dokter rakyat di Kampus Desa Indonesia, dosen FKIK Unismuh Makassar, penulis puluhan buku, sedang menempuh S3 di Taipei Medical University Taiwan.

Discussion about this post

Archive

Most commented

Melanjutkan Ramadhan, Menjadi Sehat dan Sembuh dengan Rawfood

Belajar dari Petani Milenial, Penggerak Ekonomi Pedesaan

Siswa SLB; Berkarya Gerakkan Komoditas Lokal Ecoprint

Gerakan Literasi Desa Wujudkan Desa Tangguh dan Sejahtera

Pasar Ramadhan PKBM Bestari, Modal Memberdayakan Peserta Didik

Pemimpin Desa Sebagai Aktor Utama Pendidikan Demokrasi

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (2) Desa Giat (2) Desa Unggul (2) Dokter Rakyat (41) Gubuk Sastra (10) Hari ini (1) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (1) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (65) Kopipedia (5) Kuliah Desa (4) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (126) Layanan (8) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (16) Opini (316) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (125) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (145) Wacana (1) World (1)

Recent News

Melanjutkan Ramadhan, Menjadi Sehat dan Sembuh dengan Rawfood

Melanjutkan Ramadhan, Menjadi Sehat dan Sembuh dengan Rawfood

May 12, 2022
petani milenial penggerak ekonomi desa

Belajar dari Petani Milenial, Penggerak Ekonomi Pedesaan

April 28, 2022

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • About Us

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.