Tips Melindungi Anak Dari Kekerasan Seksual

330
SHARES
2.5k
VIEWS

Terungkapnya sejumlah kasus kekerasan seksual pada anak sepanjang tahun 2021 menggegerkan semua pihak. Fenomena ini menyita banyak perhatian dan membuat was-was para orangtua, sebab kekerasan seksual dapat terjadi dimana saja, pada siapa saja dan cenderung banyak dialami oleh perempuan. Namun orangtua jangan khawatir berlebihan, dengan memberikan edukasi dan perhatian yang tepat akan meminimalisir potensi terjadinya kekerasan seksual pada anak-anak kita.
Kenapa kekerasan seksual bisa terjadi?
Kampusdesa.or.id.-Dari sudut pandang pelaku, dapat dipahami bahwa maraknya tayangan video vulgar yang mempertontonkan paha dan dada diikuti dengan lagu yang bernada sensual merupakan nutrisi psikologis yang merusak mental masyarakat. Hal tersebut menjadi pintu awal pikiran kotor untuk melakukan kekerasan seksual. Fakta lain menyebutkan bahwa sekitar 40% pelaku kekerasan seksual dulunya merupakan korban yang mengalami pelecehan seksual. Sehingga lingkaran setan ini harus dihapus dengan cara melindungi anak-anak.

Jika dilihat dari sudut pandang keluarga, kekerasan seksual dapat terjadi akibat anak tidak memiliki safety skill. Hal tersebut dikarenakan sosok ayah atau ibu lebih banyak di luar rumah karena alasan ekonomi sehingga anak kurang memiliki waktu untuk belajar cara melindungi dirinya. Ketika orang tua jarang mengawasi anak maka security system dalam keluarga tidak berfungsi dengan baik. Hal tersebut membuat predator anak lebih mudah melakukan aksinya.
Jika dilihat dari sudut pandang keluarga, kekerasan seksual dapat terjadi akibat anak tidak memiliki safety skill. Hal tersebut dikarenakan sosok ayah atau ibu lebih banyak di luar rumah karena alasan ekonomi sehingga anak kurang memiliki waktu untuk belajar cara melindungi dirinya. Ketika orang tua jarang mengawasi anak maka security system dalam keluarga tidak berfungsi dengan baik. Hal tersebut membuat predator anak lebih mudah melakukan aksinya.
Kenapa anak rentan menjadi target kekerasan seksual?
Karakteristik anak yang sangat minim akan pengalaman dan belum mampu berfikir kritis menjadikan mereka sangat mudah dikelabuhi oleh predator anak. Sifat polos anak adalah selalu bersikap baik kepada orang yang dikenal maupun tidak dikenal. Minimnya pengetahuan yang diwarnai dengan rasa ingin tahu tentang seksualitas membuat anak cenderung mudah mengikuti arus muslihat predator anak.
Disisi lain, karakter predator anak biasanya adalah orang yang pandai merayu korbannya. Seorang pelaku pelecehan seksual akan memilih anak yang terlihat penurut, tidak berdaya, terlebih telah mendapat kepercayaan dari korban dan keluarganya. Pelaku pelecehan seksual umumnya lebih mendominasi dari segi fisik, usia dan pengalaman. Sehingga pelaku pelecehan sangat mudah untuk mengintimidasi serta memanipulasi anak agar supaya tidak melaporkan perilaku asusila yang telah menimpanya.
Baca Juga Pendidikan Seks Kunci Sukses Progam KB di Masa Pandemi
Bagaimana cara mendeteksi dini kekerasan seksual pada anak?
Pelaku yang berhasil melecehkan korban akan berusaha untuk memastikan bahwa si anak tidak melapor atau menceritakan kepada siapapun. Pelaku akan mengkombinasikan taktik untuk menekan korban seperti mengancam, menyalahkan, memeras, melakukan tindakan kekerasan serta taktik licik lainnya. Oleh sebab itu orangtua harus peka dan waspada terhadap perubahan perilaku pada anak.
Perilaku berubah yang terjadi dalam jangka waktu panjang perlu dicurigai dan diselidiki, adapun contohnya sebagai berikut:
-Anak mengeluhkan rasa sakit di sekitar badan atau kelaminnya
-Terjadi perubahan sikap drastis, seperti anak yang ceria tiba-tiba menjadi murung. Anak pendiam tiba tiba menjadi agresif.

RelatedPosts

Edukasi pencegahan kekerasan seksual
Pencegahan kekerasan seksual pada anak akan sangat efektif jika melibatkan pihak-pihak yang bersentuhan langsung  dengan anak seperti warga sekolah dan warga tempat bermain anak. Skala prioritasnya adalah bagaimana orangtua dan
Kiat praktis untuk diajarkan kepada anak adalah sebagai berikut:

  1. Ajarkan sex education pada anak.
  2. Bekali anak dengan ilmu bela diri.
  3. Katakan pada anak bahwa mereka harus segera melaporkan kepada ayah atau ibunya apabila ada orang yang menyentuh alat kelamin atau bagian tubuhnya.
  4. Beritahu anak untuk tidak berjalan di tempat sepi.
  5. Jangan berbicara atau menerima pemberian dari orang asing.
    Baca Juga: Mendesaknya Pendidikan Seksual Sejak Dini
    Kiat praktis untuk orangtua adalah sebagai berikut:
  6. Kenali lingkungan sekolah dan bermain anak.
  7. Cari tahu apakah ada program pencegahan pelecehan seksual di tempat anak bersekolah. Jika tidak ada maka usulkan kepada pihak sekolah.
  8. Monitoring siapa saja yang sering menghabiskan waktu dengan anak, waspadai walaupun anggota keluarga sendiri seperti paman, saudara, sepupu dan lainnya.
  9. Ciptakan bonding dan komunikasi dua arah yang kuat dengan anak.
  10. Monitoring aktivitas gadget atau internet anak, waspadai dengan siapa anak berinteraksi online.
  11. Jadilah pendengar setia anak, sehingga anak tidak ragu untuk menceritakan kejadian yang menimpanya.
    Kekerasan seksual pada anak merupakan musuh bersama. Pelaku bisa berasal dari keluarga, kerabat dan orang asing. Pelecehan seksual pada anak dapat mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis yang berkepanjangan. Oleh sebab itu orangtua perlu pemahaman tentang kekerasan seksual dan tidak menyepelekan pergaulan anak. Orangtua sangat dianjurkan menjalin kerjasama dengan lingkungan rumah, lingkungan sekolah serta tempat bermain anak sehingga kasus pelecehan seksual akan sangat mungkin untuk dicegah.

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.