Aksi Komunitas Lamongan Teduh Menanggulangi Climate Change di Pesisir Pantura Lamongan

326
SHARES
2.5k
VIEWS

Cuaca yang sulit diprediksi sepanjang Pesisir Pantai Utara Lamongan berdampak buruk terhadap perekonomian masyarakat, khususnya di sektor perikanan dan pertanian. Tantangan perubahan iklim tersebut dijawab dengan antusias oleh sekelompok pemuda Lamongan yang menamai dirinya Komunitas Lamongan Teduh. Mereka mengadakan rangkaian kegiatan yang kreatif sebagai bentuk tindakan preventif mengurangi dampak climate change di Pesisir Lamongan.

Kampusdesa.or.id-Secara geografis wilayah pesisir menjadi lokasi yang paling terdampak oleh perubahan iklim. Dampak yang terjadi adalah ketidakseimbangan ekosistem laut dan kenaikan permukaan air laut. Keduanya merupakan ancaman bagi kehidupan dan pemukiman di daerah pesisir.

Prof. Edvin Aldrian pakar iklim dan metereologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memaparkan bahwa hilangnya wilayah pesisir dan kemunduran garis pantai di Asia Tenggara telah diamati sejak tahun 1984-2015. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa permukaan laut regional rata-rata terus meningkat, hal tersebut menyebabkan sering terjadi banjir di derah pantai. Ditambah lagi tingkat total ekstrim air (Extreme Total Water Level/ETWL) lebih tinggi di daerah dataran rendah dan erosi pantai mulai terjadi di sepanjang pantai berpasir.

RelatedPosts

Komitmen penanggulangan perubahan iklim merupakan prioritas utama. Berbagai aktor internasional telah menyelenggarakan pertemuan yang menghasilkan formulasi kebijakan dan aksi untuk menanggulangi dampak perubahan iklim. Program pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals-SDGs) merupakan salah satu komitmen internasional yang lahir dari kekhawatiran bersama perihal perubahan iklim yang mengancam pembangunan berkelanjutan. Sedangkan dalam implementasi aksi-aksi iklim, partisipasi menyeluruh dari masyarakat merupakan kunci keberhasilannya. Di level daerah, pergerakan dilakukan secara masif oleh berbagai komunitas berbasis kepemudaan.

Lamongan merupakan sebuah kota yang terletak di pesisir pantai utara pulau Jawa dan memiliki garis pantai mencapai 47 kilometer. Komoditi utama Kabutaen Lamongan terletak pada sektor perikanan dan pertanian. Kedua sektor ini sangat berkaitan erat dengan siklus cuaca yang dipengaruhi oleh perubahan iklim.

 Melalui wawancara dengan Falahi salah satu jurnalis sebuah kanal berita lingkungan sekaligus penduduk desa Brondong yang berbatasan langsung dengan pantai mengatakan bahwa perubahan iklim telah membawa dampak yang serius bagi nelayan. Jumlah tangkapan semakin tidak menentu karena cuaca sulit untuk diprediksi. Padahal, di Kabupaten Lamongan, jumlah penduduk yang menggantungkan kebutuhan hidupnya sebagai nelayan mencapai 17.893 orang.

Di sisi lain, perubahan iklim telah membawa dampak geografis. Tanggul laut yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat diprediksi tak mampu cukup kuat membendung arus gelombang berpasir sehingga sedimentasi tanah terus naik. Falahi juga menambahkan bahwa cuaca di daerah pesisir kian jauh lebih panas dalam beberapa tahun belakangan akibat perubahan iklim.

Meski demikian, perubahan geografis dan karakter cuaca yang mempengaruhi sektor perikanan serta pertanian belum sepenuhnya disadari masyarakat sebagai dampak dari perubahan iklim global. Alasan ini yang kemudian menjadi latar belakang dibentuknya sebuah komunitas bernama Lamongan Teduh yang dirintis pada tahun 2019. Komunitas berbasis kepemudaan ini berfokus pada isu lingkungan untuk secara serempak bersama masyarakat menanggulangi dampak perubahan iklim.

Meski masih tergolong sagat baru, Lamongan Teduh telah berhasil menyelenggarakan rangkaian kegiatan berupa edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menciptakan lingkungan dengan resapan air yang baik untuk mencegah banjir dengan menanam pohon. Kegiatan menarik lainnya Lamongan Teduh mengajak masyarakat untuk merawat serta mempraktikkan teknik persemaian tanaman agar masyarakat dapat sepenuhnya secara mandiri mampu mendukung program menanam pohon bersama. Dalam beberapa kegiatan, Lamongan Teduh melibatkan warga tunanetra sebagai dukungan gerakan inklusi di masyarakat.

Ami, sebagai penggagas Lamongan Teduh dalam wawancara menjelaskan bahwa upaya ini memang tergolong masih terlalu kecil untuk cakupan masyarakat Lamongan yang sangat luas, tetapi Ami percaya Lamongan Teduh mampu mewujudkan Lamongan yang tidak hanya teduh di mata, tetapi juga teduh di hati.

Melalu komunitas Lamongan Teduh Ami mengajak pemuda Lamongan untuk turut serta melakukan aksi nyata menangani dampak perubahan iklim. Sebab sekecil apapun kontribusi yang diberikan akan sangat membantu menanggulangi perubahan iklim global.

Editor: Maulana A.M

Nur Aisyah Maullidah

Nur Aisyah Maullidah

Berasal dari Lamongan, Aisy merupakan mahasiswi yang menempuh pendidikan S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Minatnya yang besar terhadap isu gender dan keamanan telah membawanya aktif di beberapa organisasi dengan berbagai fokus seperti perempuan, perdamaian, dan keamanan yaitu GA4P Indonesia, Pengembangan Pemuda yaitu DYPLO, Kepemudaan yaitu Diaspora Muda Lamongan, Grup Aktivisme HAM yaitu Amnesty International Indonesia Chapter UIN Jakarta, Hubungan Internasional yaitu FPCI UIN Jakarta, dan Komunitas pemuda berbasis program PBB yaitu UNA Indonesia. Aisy dapat dihubungi melalui email nuraisyahmaullidah@gmail.com.

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.