• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Indonesia Menulis COVID 19

Tak Ada Rumus Tunggal dalam Mendidik Anak

Mastuki HS by Mastuki HS
March 29, 2022
in Indonesia Menulis COVID 19, Kita Belajar Menulis, Kuliah Terbuka, Opini, Pendidikan Hari Ini
192 14
0
Tak Ada Rumus Tunggal dalam Mendidik Anak
Share on FacebookShare on Twitter

Semua anak dilahirkan dengan keunikan masing-masing. Justru disitulah peran pendidikan dari orang tua amat menentukan. Punya anak 5 orang berarti punya 5 kepribadian. Dan 5 cara mengasuh dan mendidik. Tak ada rumus tunggal mendidik anak.

Kampusdesa.or.id–Mata ibu itu berkaca-kaca saat menceritakan anak lanangnya memberi uang dari gaji pertamanya saat mulai kerja setahun lalu. Kebiasaan anak lanang menyisihkan sebagian gajinya tiap bulan untuk diberikan kepada ibunya itu, katanya, terus berlangsung sampai sekarang. “Selain uang, dia kerap membelikan makanan atau cemilan kesukaan adiknya sepulang kerja. Tak lupa menawari ayahnya; sudah makan apa belum”, tambahnya. Sikapnya itu berbeda dengan penampilannya yang terkesan cuek, pendiam, dan tak banyak omong.

Berbeda dengan adik perempuannya yang terkesan supel, rame, bicaranya banyak, pandai berkawan. Anak lanang ini tak memiliki sifat ekspresif. Bila orang tuanya membelikan oleh-oleh dari luar kota atau luar negeri, atau membelikan pakaian sekalipun kesukaannya, wajahnya datar-datar saja. Tak tampak senang, juga tak menolak. “Beda dengan anak perempuan, kalau dibawakan oleh-oleh, apalagi pakaian atau suvenir, langsung nyamber; membuka sendiri koper atau tas, isinya diaduk-aduk dan disisihkan mana yang untuk dirinya, langsung dicoba, dan ekspresinya meledak-ledak, tampak senang sekali. Tak lupa mengucapkan terima kasih dan kecupan kepada ortu yang membelikan oleh-oleh”, cerita ibu itu panjang lebar.

Membaca watak anak milenial memang kerap mengejutkan dan berhubungan dengan mereka amat mengasyikkan. Selama #stayathome dan #WFH, banyak sisi positif yang bisa diperoleh dari kontak dan komunikasi langsung dengan anak-anak. Satu hal yang pasti: tiap anak itu unik. Keluar dari rahim yang sama tapi watak, sikap, prilaku, dan kepribadiannya bisa amat berbeda. Ada yang satu rajin belajar, kutu buku. Anak lain sukanya bermain dan bergaul sama temannya. Yang satu pendiem, eh kakak atau adiknya rameeee. Kalo punya anak yang jujur dan baiiik plus shalih/ah, ucapkan syukur 100x. Tapi jangan abaikan anak yang suka berkata kasar dan pemarah, apalagi dikucilkan. Jangan.

Mereka semua berproses untuk ‘menjadi’ (becoming). Menjadi dirinya sendiri butuh waktu dan proses.

Mereka semua berproses untuk ‘menjadi’ (becoming). Menjadi dirinya sendiri butuh waktu dan proses. Tak selamanya anak menjadi bawel dan rewel seterusnya. Seperti halnya anak yang suka bohong, bukan berarti ia tak bisa diubah menjadi baik. Saat kecil bisa jadi tak tampak kelebihannya, jangan kaget setelah sekolah atau kuliah ia memperoleh ranking yang tinggi. Tak usah risau dengan nilai anak jelek, karena ia pasti memiliki kelebihan di bidang lain. Misal nilai IPA-nya jeblok, tapi ia pandai bersosialisasi. Olahraga tak minat, tapi fisikanya jago. Matematika emoh namun diajak berbahasa Inggris mahir banget. Jangan kuatir anaknya tak masuk 10 besar di sekolah/madrasah. Bisa jadi nanti ia sukses saat kuliah atau mendapat pekerjaan yang tepat dengan bakat alamiahnya. Tapi sebaliknya, jangan dulu girang anaknya pandai saat fase sekolah, karena bisa jadi ia gagal dalam kuliahnya kelak.

Santuy aja. Sekali lagi, semua anak dilahirkan dengan keunikan masing-masing. Justru disitulah peran pendidikan dari orang tua amat menentukan. Punya anak 5 orang berarti 5 kepribadian. Dan 5 cara mengasuh dan mendidik. Tak ada rumus tunggal mendidik anak.

Lihatlah misalnya anak yang tiba-tiba datang ke kamar orang tuanya, lantas ngithik-ngithik kaki (menggelitik, Jawa) atau memukul pantat, lalu keluar lagi. Mungkin dia ingin mengungkapkan perhatian dan kangennya pada mama atau ayahnya. Ia gunakan bahasa tubuh, bukan ucapan sebagai ekspresi perhatiannya. Atau anak cewek tiba-tiba bikin kue atau es buah, sekelebat kemudian menyuapin mamanya, bermanja, datang ke kamar meluk cium mamanya. Barangkali dalam pikirannya dia ingin menyenangkan ortunya. Atau mungkin juga sedang ada maunya.

Sejumput “kebaikan ekspresif” itu layak dapat penghargaan. Apalagi, mungkin selama ia mondok atau sekolah dan kuliah dulu tak bisa mengekspresikan cinta itu pada ortunya. Nah, kini mumpung berkumpul dalam jangka waktu lama #stayathome, benih-benih kebaikan itu terekspresikan secara vulgar.

Dibalik cueknya anak, pasti ada nilai positifnya. Mungkin suatu saat Anda melihat anak nyolot, dan pasti Anda tersinggung, bukan? Tapi apakah Anda pernah menyelami kenapa dia membantah perintah Anda? Dibalik ekspresi mereka, ada sesuatu yang ingin disampaikan. Apa yang ditampakkan keluar tak selalu sama dengan isi hatinya.

Anak itu spesies manusia yang memiliki kompleksitasnya tersendiri. Memahami manusia sama halnya memahami ciptaan Tuhan yang maha dahsyat ini.

Anak itu prinsipnya nurut dan hormat pada ortunya. Mau kok diperbaiki dan diarahkan, dinasehati dan diberikan contoh. Ini lagi-lagi seni mendidik.

Anak itu prinsipnya nurut dan hormat pada ortunya. Mau kok diperbaiki dan diarahkan, dinasehati dan diberikan contoh. Ini lagi-lagi seni mendidik. Selama masa #karantinarumah, ortu dapat melibatkan anak remajanya dalam aktivitas harian bernuansa keagamaan. Apa saja misalnya?

Buat semacam “Pesantren Keluarga”. Membiasakan berjamaah shalat 5 waktu adalah cara paling mudah untuk mengumpulkan anggota kelarga dalam suasana kebatinan yang kondusif; antara keprihatinan dan kekuatiran akan terdampak Corona. Harap-harap cemas. Khauf dan raja’. Sekalian saja manfaatkan kesempatan dalam kesempitan itu untuk memasukkan nilai-nilai agama yang sejatinya mereka sudah alami dan amalkan sebelumnya. Apa itu? Dzikir ba’da shalat diperpanjang, divariasi dengan shalawat yang disenandungkan (banyak sekali jenis shalawat yang dikenalkan para ulama), ratiban (yang terkenal misalnya ratib al-haddad), istighosah, yasinan, tilawah al-Qur’an, shalat sunnah qabliyah dan ba’diyah, tambah doa, qunut nazilah, dan sebagainya.

Mumpung bulan Sya’ban, anak diajak puasa sunnah. Shalat-shalat sunnah seperti qiyamul lail dan dhuha diintensifkan. Sedekah diperbanyak dan dirutinkan kepada siapa saja yang membutuhkan. Alhamdulillah, anak milenial mau dan bersedia bergabung bersama ortunya. Suasana yang mencekam di luar rumah, di tengah beredarnya aneka informasi yang laiknya air bah tentang Corona, ritual keagamaan semacam ini akan sedikit mengobati kegelisahan batin anggota keluarga. Menguatkan dan membuatnya tenang adalah tindakan pencegahan dari kemungkinan terkena wabah ini.

Jangan bawa keriuhan soal #Covid-19 di luar sana ke dalam rumah. Ini koentji-nya. Saring informasi dengan konten positif saja yang dibaca. Tinggalkan konten negatif, mengada-ada, atau menakut-nakuti. Masih banyak kanal informasi resmi (pemerintah, swasta) yang layak dijadikan rujukan ketimbang postingan-postingan nggak jelas jluntrungannya. Ini sebuah pilihan cerdas. Kalau tidak, maka hanya akan menambah jumlah orang yang ketakutan dengan virus mematikan ini. Solusi keagamaan, meski sifatnya batin dan spiritual, penting diajarkan ke remaja dan anggota keluarga lainnya. Tanpa meninggalkan usaha lahir seperti jaga jarak, jaga kesehatan dengan olahraga, mengkonsumsi makanan sehat, memperbanyak sirkulasi udara ke dalam rumah, hingga berjemur matahari, dan aktivitas fisik lainnya.

Memahami milenial adalah memahami masa depan mereka. Benarlah kata Kanjeng Nabi Muhammad SAW, yang semangatnya kira-kira begini: “Didik (persiapkan) lah anak-anakmu (sebaik-baiknya). Karena mereka akan mengalami masa yang boleh jadi berbeda dengan zamanmu saat ini”. Jika tak tepat mendidik mereka, jangan salahkan bunda mengandung, eh.. jangan salahkan kalau mereka mengisi zamannya dengan perspektifnya sendiri. Wallahul hadi ila sabilil haq.

Tags: Indonesia MenulismilenialopiniPendidikanpendidikan anakpendidikan hari inistay at homework form home
Previous Post

Mengalahkan Setan dengan Iman

Next Post

Resiko Kebocoran Data Pembelajar Daring

Mastuki HS

Mastuki HS

RelatedPosts

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang
Kearifan Lokal

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

by Mohammad Mahpur
March 8, 2023
0
230

Kampusdesa.or.id--Kebutuhan mengkaji Islam untuk menguatkan pemahaman lintas agama pada studi Islamologi menghubungkan Balewiyata dengan Pesantren Ainul Yakin Unisma Malang. Tak...

Read more
Sumber photo: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/aparat-polsek-citeureup-mengamankan-bakso-daging-babi-_150201220228-436.jpg
Kuliah Desa

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

by Redaksi
February 15, 2023
0
336

Kampusdesa.or.id--Borax itu adalah garam bleng atau juga cetitet dalam dunia industri. Boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik...

Read more
Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In