• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Dokter Rakyat

Simalakama Papua: Catatan Perjalanan Dokter Pejuang HIV/AIDS

Dito Anurogo by Dito Anurogo
March 25, 2022
in Dokter Rakyat
201 2
0
Simalakama Papua: Catatan Perjalanan Dokter Pejuang HIV/AIDS
Share on FacebookShare on Twitter

Beruntung semangat para dokter dan sebagian tenaga medis untuk terus belajar tetap ada. Sayangnya, sarana dan prasarana untuk mengikuti simposium masih langka dan terkendala dana. Begitulah sedikit kisah perjalanan dari Biak Papua selama dua hari. Selalu ada sekuntum asa di balik sejuta simalakama yang menerpa.

Papua-Kampusdesa.or.id–Potensi pelbagai destinasi wisata di Biak Papua amat besar bila dikelola dengan baik. Hal itu dirasakan oleh DR dr Muchlis AU Sofro SpPD KPTI FINASIM, dokter pejuang penyakit infeksi, saat menjadi pembicara di forum ilmiah the First Papua Internal Medicine, Biak Papua, 14-15 Desember 2019. “Daerah wisata, seperti: pantai, air terjun belum dikelola secara optimal. Padahal potensinya mendatangkan turis lokal atau asing bagus sekali. Seandainya dikembangkan, pastilah luar biasa untuk menambah pendapatan asli daerah,” jelas Muchlis. “Jika ada dokter yang bersedia mengabdi di Papua, maka sudah sepantasnyalah memperoleh apresiasi khusus dari pemerintah daerah dan pusat,” lanjutnya ramah.

Dari perspektif sumber daya manusia (SDM), masih perlu pencerahan dan dukungan. “Bila tenaga medis mau ikut seminar atau workshop di luar pulau, biayanya sangat mahal. Belum lagi pengaturan jadwal jaga di Puskesmas atau jadwal bertugas di RS. Berbicara SDM perawat, belum semuanya menjalankan tupoksi yang telah ditentukan atau disepakati bersama. Seringkali program dokter, seperti: pasang NGT atau kateter urin, belum dapat dijalankan, karena menunggu perawat yang berkompeten untuk melakukan. Ironisnya, perawat yang belum berkompeten, belum mau belajar dari yang sudah bisa,” jelas dokter yang sudah mengunjungi lebih dari 45 negara ini.Catat

Dari perspektif manajemen keuangan, insentif Pemda belum teratur diterima oleh tenaga medis. Terkadang, harus protes dahulu barulah dana dicairkan. Seringkali pencairan dana juga dirapel tidak menentu. Berbicara jasa medis dari BPJS, tenaga medis mengaku menerima jasa pelayanan medis bulan Mei. Ironisnya, tidak ada RS swasta yang secara otomatis monoloyalitas. Terlebih lagi, tidak semua pasien memiliki Kartu Papua Sehat atau BPJS. Meskipun demikian, tenaga medis dituntut tetap melayani demi kemanusiaan. Persoalan menjadi semakin rumit tatkala siapa yang membayar malah menjadi piutang RS. Tidak mungkin tertagih lagi.

Sejumlah obat standar untuk serangan jantung, misalnya ISDN, seringkali tidak tersedia. Acapkali dokter membeli obat sendiri dengan dana pribadi saat berkunjung ke Jawa atas nama kemanusiaan.

Muchlis yang juga dosen senior di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ini berhasil menemukan fakta unik dan menarik terkait ketersediaan obat di sejumlah RS dan Puskesmas di Biak, Papua. Sejumlah obat standar untuk serangan jantung, misalnya ISDN, seringkali tidak tersedia. Acapkali dokter membeli obat sendiri dengan dana pribadi saat berkunjung ke Jawa atas nama kemanusiaan. Seringkali antibiotik injeksi terkadang tidak ada. Persediaan obat-obat penangkal malaria malah melampaui kebutuhan. Infus Dextrose menumpuk dan kedaluwarsa, padahal yang diperlukan dalam jumlah besar adalah infus RL atau NaCl 0.9%.

Terlebih lagi, pengaruh dari pihak internal keluarga pria sangat disegani. Bila salah satu pihak dari keluarga pria mengatakan tidak perlu berobat teratur, maka saran dokter tidak berlaku.

Penulis buku “The Art of Infectious Diseases: Praktis dan Jitu Atasi Penyakit, Infeksi, dan Problematika Kesehatan” ini juga menjelaskan “simalakama proses” di Biak, Papua. Maksudnya, jarak rumah pasien dari RS atau Puskesmas seringkali sangat jauh. Akibatnya, pasien yang harus berobat rutin, seperti sejumlah kasus HIV-AIDS, susah untuk patuh. Terlebih lagi, pengaruh dari pihak internal keluarga pria sangat disegani. Bila salah satu pihak dari keluarga pria mengatakan tidak perlu berobat teratur, maka saran dokter tidak berlaku.

Ironis memang. Belum lagi upaya pencegahan penularan infeksi menular seksual tidak ada. Upaya sirkumsisi (sunat) sebagai pencegahan penularan HIV AIDS memang mulai digalakkan. Namun, mitos “jika sudah sunat, maka aman tertular HIV AIDS” seolah melekat dan mendarah daging di pikiran penduduk Papua. Mereka dengan mudahnya berhubungan seks tanpa beban setelah sunat. Hal itu (kegiatan seks bebas-red) bahkan dilakukan tanpa perlu pengaman dan bisa dengan berbagai pasangan.

Beruntung semangat para dokter dan sebagian tenaga medis untuk terus belajar tetap ada. Sayangnya, sarana dan prasarana untuk mengikuti simposium masih langka dan terkendala dana. Begitulah sedikit kisah perjalanan dari Biak Papua selama dua hari. Selalu ada sekuntum asa di balik sejuta simalakama yang menerpa.

*Tulisan ini dimuat ulang di https://www.sukma.co/simalakama-papua-catatan-perjalanan-dokter-pejuang-hiv-aids/

Tags: Catatan Perjalanandokter rakyatFirst Papua Internal HedicineHIV/AIDSpejuangPenderita HIV
Previous Post

Pekerjaan Orangtua dan Hak Anak

Next Post

Disabilitas dalam Novel Bumi Manusia

Dito Anurogo

Dito Anurogo

Dokter literasi digital, dokter rakyat di Kampus Desa Indonesia, dosen FKIK Unismuh Makassar, penulis puluhan buku, sedang menempuh S3 di Taipei Medical University Taiwan.

RelatedPosts

Sehat dengan Hemat Menggunakan VCO Buatan Sendiri
Dokter Rakyat

Sehat dengan Hemat Menggunakan VCO Buatan Sendiri

by Ulil Fitriyah
November 22, 2022
0
80

Kampusdesa.or.id--Tidak perlu menunggu sakit untuk hidup sehat. Pernyataan seperti ini mudah diucapkan, tetapi berat untuk dilakukan bagi sebagian orang. Bagaimana...

Read more
Bunga Kenanga berpadu VCO Bermanfaat untuk Kecantikan Kulit dan Rambut
Dokter Rakyat

Bunga Kenanga berpadu VCO Bermanfaat untuk Kecantikan Kulit dan Rambut

by Eny Yulianti
November 21, 2022
0
90

Kampusdesa.or.id--Bunga Kenanga sangat dikenal di masyarakat Indonesia. Masyarakat luas menggunakannya sebagai tabur bunga di makam atau digunakan saat tabur kematian....

Read more
Kedokteran 5.0: Perjalanan Panjang dari Sel ke Pengobatan Presisi di Era Genomik
Dokter Rakyat

Kedokteran 5.0: Perjalanan Panjang dari Sel ke Pengobatan Presisi di Era Genomik

by Kampus Desa Indonesia
November 22, 2022
0
240

Kampusdesa.or.id -- Genetika merupakan ilmu tentang keturunan yang mempelajari berbagai problematika manusia seperti kesehatannya, cacat lahirnya jasmani maupun mental, pewarisan...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (146) Wacana (1) World (1)

Recent News

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023
Sumber photo: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/aparat-polsek-citeureup-mengamankan-bakso-daging-babi-_150201220228-436.jpg

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

February 15, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In