• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

Segera Berhenti dengan Tepat sebelum Terlambat

Abd. Azis Tata Pangarsa by Abd. Azis Tata Pangarsa
March 24, 2022
in Opini
188 12
0
Segera Berhenti dengan Tepat sebelum Terlambat
Share on FacebookShare on Twitter

Saatnya sekarang berhenti. Bersegeralah berhenti meskipun terasa berat. Saat yang lainnya tidak bisa berhenti karena sudah tergiur kenikmatan, sementara Anda bisa berhenti sekarang, maka keselamatan dan bahkan keberuntungan pun bisa Anda raih. Tidak perlu menunggu kita terjerumus baru sadar dan bertobat (menyesal)

ANDAIKAN saya bertanya, “siapakah diantara kita yang tidak pernah melakukan kesalahan dan dosa?” Saya yakin jawabannya adalah tidak seorang pun di dunia ini yang tak pernah melakukan kesalahan dan dosa. Kita sendiri atau orang-orang yang kita lihat sehari-hari masih sehat dan selamat pada saat ini adalah sebenarnya orang-orang yang masih belum terkuak kesalahan dan dosa yang telah dan pernah dilakukan. Andai terbongkar aib itu, tamat sudah reputasinya, atau paling tidak akan menanggung malu. Semoga hal ini tidak terjadi pada diri kita.

Sudah banyak contoh kasus terbukanya rahasia dosa alias ketahuan dan tertangkap tangan, yang pernah dibuat oleh seseorang. Orang-orang yang melakukan perbuatan itu pun kebanyakan orang-orang yang terlihat baik dan terhormat. Entah itu kasus korupsi, mencuri, suap, manipulasi, mark-up, mencuri, berdusta, berzina, merusak, membunuh, memfitnah, kecanduan narkoba dan lain sebagainya. Perbuatan itu membuat pelakunya terhinakan dalam pandangan manusia awam, dengan sanksi moral yaitu jatuhnya kredibilitas nama baik, sanksi hukum dengan dipenjara bahkan hingga yang tersadis adalah berujung pada kematian yang sia-sia karena dihakimi massa.

Sudah banyak artis, politisi, pejabat, cendekiawan, penegak hukum dan orang awam sekalipun yang terkena kasus dan masalah yang rumit karena kepergok melakukan perbuatan-perbuatan tidak baik yang saya tuliskan di atas. Sesungguhnya semua manusia punya rahasia keburukan dan aib yang mesti ditutup rapat-rapat dan jangan sampai ketahuan.

Penting bagi kita yang masih selamat sampai saat ini mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan, karena masih diberi kesempatan untuk bebas dan menikmati kebahagiaan karena tidak terbuka kesalahannya. Lalu berhentilah melakukan kesalahan itu. Memang mungkin akan sulit dan tidak mudah, namun sadarilah dengan pepatah, serapat-rapatnya menyimpan bangkai, baunya akan ketahuan juga.

Kita lihat contoh baru-baru ini kasus korupsi pejabat Walikota dan sejumlah anggota DPRD, yang tertangkap setelah melakukan tindak pidana korupsi menyuap dan memberi suap untuk mengesahkan APBD. Saya punya keyakinan tindakan suap menyuap itu telah dilakukan untuk yang ke sekian kalinya, di tahun sebelum-sebelumnya atau sesudahnya karena merasa tidak ketahuan lalu diulangi lagi.

Kisah-kisah Menguntungkan

Jadi ingat kisah seorang yang di suatu malam menang berjudi bersama teman-temannya, karena kebelet buang air kecil, dia ijin pulang dengan membawa uang hasil kemenangannya. Beberapa saat kemudian ia kembali ke tempat dia berjudi. Ternyata tidak ada seorang pun temannya yang masih berjudi. Mereka lari karena ada operasi polisi untuk membubarkan dan menangkap orang-orang yang melakukan kegiatan perjudian. Keesokan harinya dia mendengar seluruh temannya telah mati karena tertembak peluru polisi akibat berusaha melarikan diri. Untung dia berhenti berjudi dan pulang. Andaikan tidak, pasti saat ini kemungkinan ia sudah tinggal nama saja.

Andaikan dia melakukan selingkuh sekali saja dan tidak ketahuan lalu  berhenti karena menyadari kekhilafannya, kemungkinan masih akan aman dan selamat, tapi sayangnya ia tergoda untuk melakukannya lagi.

Ada lagi kisah seorang yang ketahuan berselingkuh dan digrebek massa, dan kejadian perselingkuhan ternyata terjadi untuk ke sekian kalinya, sebelum akhirnya orang itu ketahuan. Andaikan dia melakukan selingkuh sekali saja dan tidak ketahuan lalu  berhenti karena menyadari kekhilafannya, kemungkinan masih akan aman dan selamat, tapi sayangnya ia tergoda untuk melakukannya lagi.

Kisah tetangga saya yang tertipu dengan menanam modal di perusahaan investasi pohon mas juga begitu. Tetangga saya di awal investasi merasa senang, karena mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda dalam waktu sekejap dengan modal yang ia tanamkan di pohon mas. Ia pun tergiur lagi untuk menanam modal yang lebih besar, berharap mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Namun yang terjadi bukan untung, justru buntung karena pohon mas dinyatakan bangkrut dan pemiliknya ditangkap polisi, yang merupakan penipuan berkedok investasi. Andai saja tetangga saya sadar dan berhenti di awal ketika mendapatkan keuntungan, saya yakin tidak akan rugi dan menyesal.

Satu lagi contoh peristiwa, saya pernah menonton infotainment di TV tentang berita artis yang tertangkap polisi karena menyalahgunakan narkoba setelah menggunakan narkoba selama lebih dari lima tahun. Andaikan dia paham dan sadar waktu untuk berhenti menikmati narkoba, niscaya akan selamat dari jerat hukum, sayangnya sang artis sudah kadung merasa nyaman, aman dan kecanduan narkoba. Lalu mengulangi dan terus mengulangi perbuatannya mengkonsumsi narkoba, karena sulit berhenti dari ketergantungan pada narkoba sampai tiba hari naas, sang artis ditangkap polisi. Selesai sudah kesenangannya menikmati narkoba, yang ada adalah jerat hukum menantinya. Kerugian yang luar biasa pada hidup, karir dan kredibiltasnya, selain juga kerugian secara materi tentunya.

Itu semua hanya contoh kasus saja, bisa kita nisbatkan pada konteks diri kita pribadi dengan apapun profesi kita. Kekhilafan apapun yang pernah kita lakukan di masa lalu sudahlah berlalu. Kita syukuri tidak sampai membuat kehancuran pada diri kita. Kita sekali lagi bersyukur masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri. Tidak perlu dan jangan sampai diulangi lagi dikarenakan ingin merasakan lagi sensasi mendapatkan uang banyak, enak, nyaman, aman, senang dan tidak ketahuan. Karena sesungguhnya orang yang berhenti melakukan kesalahan di saat yang tepat adalah orang yang beruntung. Sebaliknya orang yang tidak tahu kapan ia berhenti dan terus mengulangi kesalahan yang sama, sesungguhnya ia adalah orang yang celaka dalam waktu cepat atau lambat.

Berhentilah sebelum terlambat. Ibarat menjalankan mobil, lepas pedal gas dan injak rem, lalu pelan-pelan minggir dan berhentilah di tempat yang aman, jangan sampai terjadi kecelakaan.

Secepatnya berhenti untuk tidak melakukan perbuatan khilaf, saya rasa adalah pilihan yang terbaik untuk menyelamatkan diri. Karena banyak orang yang melakukan kekhilafan, ketahuan di saat melakukan perbuatan itu berulang-ulang untuk ke sekian kalinya karena merasa aman.

Sekali lagi berhentilah sebelum terlambat. Ibarat menjalankan mobil, lepas pedal gas dan injak rem, lalu pelan-pelan minggir dan berhentilah di tempat yang aman, jangan sampai terjadi kecelakaan. Sudah cukup main kebut-kebutannya, menghindari resiko mobil yang kita kendarai, tertabrak, ditabrak atau menabrak kendaraan lain. Inilah yang saya sebut, berhenti di saat yang tepat atau bersegeralah sebelum semua terlambat.

Penulis Abd. Azis Tata Pangarsa*

EDITOR : MOHAMMAD MAHPUR

Previous Post

Empat Pilar Tentang Kesadaran Diri, Di Manakah Anda ?

Next Post

Darurat Kurikulum Pendidikan Tinggi

Abd. Azis Tata Pangarsa

Abd. Azis Tata Pangarsa

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more
Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut
Lifestyle

Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
204

SOBAT! YUK FLASHBACK SEJENAK KE GELARAN OLIMPIADE OLAHRAGA DUNIA TAHUN 2020. PADA MOMENT ITU TOKYO MENJADI TUAN RUMAH YANG MENYELENGGARAKAN...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In