• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Kuliah Terbuka

Empat Pilar Tentang Kesadaran Diri, Di Manakah Anda ?

Tiassan Wulandari by Tiassan Wulandari
March 28, 2022
in Kuliah Terbuka, Opini
199 2
0
Empat Pilar Tentang Kesadaran Diri, Di Manakah Anda ?
Share on FacebookShare on Twitter

Seolah-olah kita benar, tetapi mengapa kebenaran kita kemudian terbantahkan. Bahkan, selama ini kita sepertinya tidak pernah salah. Kita sadar saat tersandung masalah dan membuat kita seperti habis sudah perjuangan yang selama ini dilakukan. Kesadaran diri pada empat pilar bisa menjadi renungan kini agar kita tidak terjebak dalam kebenaran diri yang palsu.

MENGETAHUI akan diri sendiri sepertinya bukan perkara mudah. Seolah olah kita memang sudah sangat mengetahui bagaimana diri kita sepenuhnya, namun nyatanya masih banyak yang tidak kita ketahui. Tahu apa yang jadi mau diri kita, belum tentu kita mengetahui bagaimana caranya dalam meraih. Banyak sekali masalah yang menjadi hambatan karena kurang pahamnya seseorang pada diri sendiri. Kita tahu bukan hanya sekedar tahu identitas saja melainkan tahu apa dan bagaimana menjalani kehidupan dengan baik.

Fenomena yang sering muncul adalah individu tidak memahami dirinya secara baik sehingga banyak terjadi hambatan dalam menjalani kehidupannya. Seperti mengalami kesulitan untuk meraih prestasinya karena tidak tahu cara yang sesuai untuk meraihnya, kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain karena adanya ketidakpercayaan diri, adanya masalah dengan relasi pada teman atau keluarga, dan sebagainya.

Berdasarkan fenomena yang ada, tentunya banyak sekali masalah-masalah yang dihadapi oleh setiap individu. Oleh karena itu, mengapa tahu dan paham pada diri sendiri menjadi hal penting untuk dipahami oleh anak muda? Hal ini dikarenakan akan membuat kita mudah dalam mengambil keputusan dengan bijaksana. Misalnya ketika seseorang memiliki permasalahan dengan orangtuanya karena kurang kasih sayang, anak yang punya pemikiran yang matang dan tahu apa konsekuensinya jika mencari jalan yang salah. Ketika dia tahu masalahnya penting untuk diselesaikan, maka dia akan berusaha dan sabar untuk menyadarkan orangtuanya bahwa dia membutuhkan kasih sayang lebih.

Kemudian kasih sayang ini justru diluapkan secara emosional melalui hubungan badan. Hal inilah yang seharusnya individu dapat pahami ketika masalah terberat dalam hidupnya terjadi, dia sadar pada kesekuensi-konsekuensi yang buruk jika mengambil keputusan yang salah.

Namun sebaliknya yang sangat sering terjadi yakni, anak mencari perhatian pada orang lain seperti mencari pacar. Kemudian kasih sayang ini justru diluapkan secara emosional melalui hubungan badan. Hal inilah yang seharusnya individu dapat pahami ketika masalah terberat dalam hidupnya terjadi, dia sadar pada kesekuensi-konsekuensi yang buruk jika mengambil keputusan yang salah.

Sama halnya dengan individu yang memiliki masalah pada stabilisasi emosinya. Segala sesuatu tentunya akan mempengaruhi emosionalnya. Individu yang dihadapkan pada persoalan salah satu keluarganya sakit, otomatis akan membuat emosinya sedih. Kondisi emosional tersebut bisa mempengaruhi pekerjaan lain atau aktivitas lainnya. Individu yang seperti ini akan sulit fokus pada pekerjaannya atau studinya karena banyak yang dipikirkan hingga dapat membuat individu tidak dapat berpikiran secara jernih. Akibatnya pekerjaannya terbengkalai.

Maka hal ini juga penting adanya untuk dipahami individu tersebut, bahwa segala sesuatu yang terjadi tidak boleh menjadi suatu beban yang berakibat tanggungjawab lain terbengkalai. Bagaimana individu tersebut tahu cara mengatasi dengan baik ? Bagaimana mengontrol emosinya supaya tidak menjadi semakin buruk, akan tetapi menjadi semangat baru untuk menjadi individu yang lebih baik.

Berbagai pengalaman hidup tentunya membawa sejuta pelajaran untuk kita terapkan dalam kehidupan yang lebih baik.

Individu yang paham pada dirinya bukanlah larut dalam masalahnya, akan tetapi mencari tahu pada dirinya sendiri apa solusinya dan bagaimana cara menyelesaikannya dengan sebaik-baiknya

Belajar untuk peka pada diri sendiri juga akan memudahkan kita peka pada orang lain. Seperti halnya ketika kita sedang berada pada keterpurukan karena masalah hidup yang bertubi-tubi, di sinilah kita akan belajar serta berusaha untuk bangkit lebih cepat kemudian menata setiap langkah-langkah selanjutnya untuk menghadapi hal hal baru. Individu yang paham pada dirinya bukanlah larut dalam masalahnya, akan tetapi mencari tahu pada dirinya sendiri apa solusinya dan bagaimana cara menyelesaikannya dengan sebaik-baiknya.

Ketika kita mau dan belajar sadar pada setiap yang terjadi pada diri sendiri di sanalah kita juga belajar sadar dengan segala aspek kehidupan yang sedang kita hadapi. Bijak pada diri sendiri merupakan upaya sadar atas dirinya, belajar pada setiap fenomena kehidupan yang mungkin bisa menjerumuskan diri kita pada kesalahan. Problematika kehidupan memang sangat kompleks, namun bukan berarti kita menjadi individu yang lalai untuk menjaga diri dari kemungkinan terburuk seperti masalah seksualitas yang marak terjadi.

Pergaulan bebas sejatinya terjadi bukan karena kesalahan orangtua saja melainkan individu yang tidak paham pada dirinya yang dapat dikatakan kesadaran dirinya lemah. Individu yang mengalami masalah pada tahap perkembangan psikoseksualnya dapat dikatakan mereka bermasalah pada kesadaran dirinya. Mereka sulit untuk mengontrol dorongan seksualnya yang didukung oleh rasa ingin tahunya tinggi.

Kesadaran diri itu meliputi banyak aspek yang akan menggambarkan masing-masing individu berbeda. Aspek tersebut meliputi private self, public self, blind self, dan undiscovered self. Apa yang dimaksud dari keempat aspek tersebut?

Public Self. Bagian dimana kita bisa nyaman dan lepas dalam berinteraksi dengan orang lain. Kita mau sharing dan lainnya dengan orang lain. Sesuatu yang bisa kita sebarkan ke orang lain. Pribadi yang dominan seperti ini adalah pribadi terbuka.

Private Self. Beberapa hal yang menjadi privasi dan tidak bisa kita sampaikan kepada orang lain. Pribadi seperti itu termasuk pribadi yang lugu.

Blind Self. Sesuatu yang menjadi penilaian berbeda antara penilaian diri kita dan penilaian dari orang lain. Contoh, kita menganggap diri kita penakut, namun orang lain menilai kita pemberani dan kuat. Pribadi seperti ini termasuk pribadi yang tertutup.

Undiscovered Self. Sesuatu yang hanya bisa dilihat dan dinilai oleh orang lain. Kita tidak bisa menilainya sendiri. Pribadi seperti ini termasuk pribadi yang misterius.

Berdasarkan aspek-aspek tersebut kita akan tahu diri kita berada di posisi yang mana. Jika keempat aspek tersebut sudah kita pahami maka dengan cara seperti apa yang harus kita lakukan dalam mengahadapi masalah jauh lebih mudah. Setiap orang tentunya memiliki caranya masing masing dan berbeda.

Ketika seseorang sudah bisa mengenali dirinya, tahu akan potensi yang dimiliki, serta tahu akan kekurangan yang dimiliki, maka akan mudah baginya untuk memilah dan memilih kegiatan apa saja yang bisa meningkatkan kualitas

Ketika seseorang sudah bisa mengenali dirinya, tahu akan potensi yang dimiliki, serta tahu akan kekurangan yang dimiliki, maka akan mudah baginya untuk memilah dan memilih kegiatan apa saja yang bisa meningkatkan kualitas dan juga akan mengurangi kualitas dirinya. Di sinilah pentingnya kita tahu akan diri kita sendiri.

Penulis : Tiassan Wulandari

EDITOR : MOHAMMAD MAHPUR
Tags: Dirikesadaran kritispengembangan diripsikologi anak
Previous Post

Khusnudzon, Ketenangan Hati dengan Berpikir Positif

Next Post

Segera Berhenti dengan Tepat sebelum Terlambat

Tiassan Wulandari

Tiassan Wulandari

RelatedPosts

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang
Kearifan Lokal

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

by Mohammad Mahpur
March 8, 2023
0
230

Kampusdesa.or.id--Kebutuhan mengkaji Islam untuk menguatkan pemahaman lintas agama pada studi Islamologi menghubungkan Balewiyata dengan Pesantren Ainul Yakin Unisma Malang. Tak...

Read more
Sumber photo: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/aparat-polsek-citeureup-mengamankan-bakso-daging-babi-_150201220228-436.jpg
Kuliah Desa

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

by Redaksi
February 15, 2023
0
336

Kampusdesa.or.id--Borax itu adalah garam bleng atau juga cetitet dalam dunia industri. Boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik...

Read more
Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In