• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Indonesia Menulis COVID 19

Perguruan Tinggi Keagamaan Islam 4.0

Alfin Mustikawan by Alfin Mustikawan
March 25, 2022
in Indonesia Menulis COVID 19, Opini
192 8
0
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam 4.0
Share on FacebookShare on Twitter

A NEW CHAPTER BEGIN (Kasali, 2017) begitulah peringatan yang pernah disampaikan Steve Jobs kepada kita semua seperti yang dicuplik oleh Rhenald Kasali dalam bukunya Distruption. Sebuah era baru yang benar-benar baru telah dimulai, dimana perubahan terjadi begitu cepat, melejit tanpa sekat. Anomali seakan tidak mampu diprediksi lagi, jikalau dulu dinamika berjalan dengan linear dan teratur akan tetapi saat ini  dinamika telah berjalan dengan begitu kompleks.

Digitalisasi terjadi dalam segala aspek terjadi disekitar kita, bahkan terdapat pergeseran kebutuhan dasar manusia zaman now yaitu dari kebutuhan fisik ke kebutuhan komunikasi, sehingga battrei dan kuota internet menjadi sebuah kebutuhan dasar baru dalam era distrupsi teknologi atau revolusi industri 4.0 seperti yang terjadi saat ini.

Peter Drucker (1997) pernah meramalkan universitas akan mengalami krisis yang mendalam dan tidak bisa bertahan lagi karena tidak mampu memenuhi harapan penggunanya.

Perubahan zaman yang sedemikian itu tentu membawa dampak yang signifikan pada beberapa aspek, termasuk pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). Peter Drucker (1997) pernah meramalkan universitas akan mengalami krisis yang mendalam dan tidak bisa bertahan lagi karena tidak mampu memenuhi harapan penggunanya. Sebuah ramalan yang bisa dibilang terlalu berlebihan, namun apabila dipikir secara jernih dan mendalam ramalan tersebut tentu ada benarnya bila kita melihat kondisi perguruan tinggi kita terutama PTKI di Indonesia dewasa ini.

PTKI di Indonesia saat ini berjumlah 869 perguruan tinggi berdasarkan data forlapdikti. Namun, dari sekian banyak PTKI tersebut, hanya 3 PTKI berbentuk UIN yang memiliki akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT). Sedangkan perguruan tinggi lainnya masih dalam kategori akreditasi B dan C serta masih banyak pula yang belum terakreditasi. Capaian akreditasi tersebut merupakan gambaran yang bisa merepresentasikan kondisi PTKI di Indonesia untuk diperbaiki secara berkelanjutan.

Disisi lain, sesungguhnya PTKI  memiliki  peran yang tidak ringan dan sangat strategis dalam situasi dan kondisi terkini. Memasuki tahun politik 2018 dan 2019 seringkali kita jumpai berita, kabar dan informasi yang tidak benar (Hoax) yang menjadi viral di media sosial berupa isu keagamaan, sosial dan lain sebagainya. Disitulah letak kerentanan terjadinya salah faham bahkan konflik sosial apabila tidak ada penyeimbang yang memiliki penguasaan konten serta yang familiar dengan teknologi.

Dengan asumsi yang terbangun diatas, menjadi sebuah keniscayaan PTKI harus berbenah secepatnya dalam beberapa aspek. Pertama, penguatan kelembagaan, hal tersebut merupakan aspek yang fundamental untuk menjadikan PTKI sehat secara institusional. Penataan dokumen yang sesuai regulasi, penataan struktur organisasi, pengembangan sistem manajemen yang tansparan dan akuntabel. Sistem kelembagaan yang kuat akan menjadi PTKI dinamis dalam mengikuti kecepatan perubahan dan terhindar dari konflik internal.

Kedua, reorientasi kurikulum, dengan adanya peraturan presiden yang memuat tentang kerangka kualifikasi nasional Indonesia (KKNI),  maka kurikulum yang dibuat oleh perguruan tinggi pun harus mengacu KKNI tersebut. Akan tetapi yang tidak kalah pentingnya, perguruan tinggi juga harus menetapkan secara tegas ciri khas perguruan tinggi atau distingsi keilmuan di PTKI masing-masing.

Menghadapi revolusi industri 4.0 lulusan tidak hanya melek dengan literasi lama terkait membaca, menulis dan berhitung, tetapi dibutuhkan literasi baru yakni, kemampuan untuk membaca, analisis dan menggunakan informasi (big data) di dunia digital, termasuk pemahaman tentang nilai-nilai humanities, komunikasi dan desain (Literasi Manusia).

Ketiga, melek literasi, menghadapi revolusi industri 4.0 agar lulusan bisa kompetitif perlu penyiapan agar lulusan tidak hanya melek dengan literasi lama terkait dengan membaca, menulis dan berhitung. Akan tetapi dibutuhkan literasi baru (Aoun, MIT, 2017) menyangkut kemampuan untuk membaca, analisis dan menggunakan informasi (big data) di dunia digital, lalu kemampuan untuk memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi seperti coding, artificial intelegence, & Engineering Principles (Literasi Teknologi) dan yang terakhir yaitu pemahaman tentang nilai-nilai humanities, komunikasi dan desain (Literasi Manusia).

Ikhtiar untuk mewujudkan PTKI yang ideal seperti yang digambarkan diatas, tentu membutuhkan kerja keras, fokus dan istiqomah berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat, pemangku kebijakan di perguruan tinggi, dosen, mahasiswa serta masyarakat pengguna lulusan. Dengan begitu PTKI akan memiliki peran optimal dalam revolusi industri 4.0 dan memberikan manfaat yang sangat signifikan untuk kemajuan bangsa Indonesia menuju negara yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur. Wallahua’lam

Tags: Tantangan Perguruan TinggiTeknologiUniversitas 4.0
Previous Post

Adab Membuka Pelajaran Memantik Semangat Murid

Next Post

Menerapkan Gotong Royong di Rumah

Alfin Mustikawan

Alfin Mustikawan

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more
Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut
Lifestyle

Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
204

SOBAT! YUK FLASHBACK SEJENAK KE GELARAN OLIMPIADE OLAHRAGA DUNIA TAHUN 2020. PADA MOMENT ITU TOKYO MENJADI TUAN RUMAH YANG MENYELENGGARAKAN...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In