Sabtu, Januari 25, 2025
Google search engine
BerandaBacaritaMenjadi Pengusaha; Memantik Energi dari dalam Perusahaan

Menjadi Pengusaha; Memantik Energi dari dalam Perusahaan

KampusDesa, Malang–Pengalaman menjadi pengusaha perlu mengubah mindset jika ingin meningkatkan peluang dan mengubah kemajuan. Magang Pemuda Desa ke-2 Kampus Desa Indonesia, bekerjasama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia menjadi jalan belajar mengubah mindset bagi bisnis rintisan pewirausaha muda yang ingin segera bertindak memulai wirausaha.

Secara psikologis, magang (internship), menjembatani dua pengalaman yang berbeda tidak semata tentang kerja teknis. Ketika dua pengalaman berinteraksi, secara kognitif terjadi pergeseran pengetahuan dan informasi yang nyambung. Proses tersebut terjadi oleh karena pengalaman memandu kognisi seseorang sehingga pengetahuan terbentuk berdasarkan proses dan kejadian khusus. Meskipun sama-sama sebagai pelaku usaha sejenis, dua pengalaman berbeda menyatu dalam aktifitas. Ada keistimewaannya, yakni setiap orang diajak terbuka dan saling belajar. Hubungan timbal balik saling menguntung terjadi. Magang menjadi stimulus orang agar terbuka, bertukar sudut pandang, bekerjasama dalam aktifitas yang menyatu sehingga perubahan mindset lebih mudah. Magang bukan semata tentang mendapatkan pengalaman kerja teknis, tetapi mengubah dan bertukar sudut pandang.

Menghidupi Kolaborasi dan Otentisitas Usaha

Magang Mitra. Ada dua macam magang bagi para pewirausaha muda Kampus Desa Idonesia. Magang mitra dan mandiri. Magang mitra berkonsep memberikan akses belajar praktis dan terlibat intensif bersama dengan para pemilih usaha atau perusahaan. Peserta diajak menemukan pengalaman dan ketrampilan baru. Bagi yang sudah punya usaha bisa juga magang. Aneh ya, memang? Justru dengan itu mereka punya kesempatan belajar bersama bertukar kompetensi. Bahkan dapat menjadi jalur komunikasi bertukar kekuatan (power sharing), bahkan peluang menjadi kolaborator bisnis. Prinsip magang Kampus Desa berkomitmen menumbuhkan kesadaran kolaboratif daripada kebutuhan kompetitif sebagai isu baru hari ini. Magang mitra Kampus Desa Indonesia adalah jalan transformatif menumbuhkan budaya usaha dengan power sharing sebagai nilai baru relasi antar-pengusaha di Indonesia.

Baca juga: Tuntas; Tiga Puluh Pemuda Desa Dilatih Bermental Wirausaha

Magang Mandiri. Sedangkan pada magang mandiri, Kampus Desa Indonesia juga berkomitmen apresiatif dalam menghargai proses otonom pewirausaha muda. Nilai kemandirian diutamakan sebagai bagian dari pemenuhan mental otentik bagi setiap inisiatif usaha yang sudah dirintis. Kampus Desa Indonesia sangat menghargai otentisitas (keasilian) diri. Magang mandiri dengan demikian memberikan ruang berkarya bagi setiap orang. Pihak kami membantu menciptakan momen perubahan setelah mereka menerima pembelajaran baru bersama pada ahli ketika pelatihan. Mereka juga dihargai untuk menata perubahan dengan gayanya sendiri. Pihak Kampus Desa menjadi mitra yang mengkatalisasi spirit perubahan selama magang. Tanpa ini, upaya perubahan boleh jadi tidak segera disadari, namun dengan batasan magang, mereka didorong memiliki waktu disiplin dan terlibat dalam meningkatkan kemajuan usaha. Kami menghargai habituasi dan waktu sukses mereka dalam lanskap ekosistem budaya sukses mereka. Kami tidak bisa mengintervensinya. Magang mandiri adalah ekosistem jenius lokal yang hanya dikasih kesempatan maju, dan mereka yang melompat dengan caranya sendiri biar otentik.

Kisah di Balik Magang Mitra

Inspirasi Pegalaman Pengusaha. Ada empat lokasi magang mitra, yakni AW Parfum, Setunggal Caffe, Kimya.id, dan Mg. Portraiture. Ada yang istimewa dari magang mitra, antara lain mendapatkan pengalaman langsung mengenai tacit knowledge peserta magang. Yakni, pengetahuan operasional yang muncul setelah mengalami praktik langsung baik di seputar racikan parfum, kopi, fashion, dan potografi. Kadang, banyak teori yang sudah diserap oleh peserta, tetapi tidak pernah tahu praktiknya seperti apa. Melalui praktik langsung di empat lokasi usaha tersebut, peserta magang dapat melakukan tugas dan ketrampilan khususnya dengan benar. Mereka tahu persis operasionalisasi di bidang produksi, marketing, atau pelayanannya. Pengetahuan operasional mereka aplikatif. Mereka tidak berhenti pada berbagai mitos usaha, tetapi mengalami dinamika yang terkunci dalam kebutuhan riil. Pengalaman ini ditemukan pada peserta magang seperti Faisol, Jalal, Fauzan, Hanif, Nida, Sofie, dan lainnya. Pengetahuan kritis mereka tumbuh dari cerita-cerita unik pengalaman selama magang baik di proses produksi, pelayanan, dan dunia teknis pada masing-masing usaha. Pengetahuan yang disusun setelah magang membuat mereka keluar dari imajinasi, mitos, dan gagasan menjadi pengetahuan sistematis-operasional yang menginspirasi.

Baca juga: Herbal Oil untuk Kecantikan

Business Analitical Framework. Mereka juga mendapatkan ketrampilan berpikir berorientasi wirausaha. Fauzan dan Jalal dari  MG Portraitur mengungkapkan, “fotografi menjadi media pengabadian. Ketika kita dapat menghidupkan gambar menjadi memori berkisah, maka disitulah nilai estetik foto mempunyai nilai tambah. Usaha ini yang perlu saya bangkitkan agar pengalaman orang dapat dihidupkan selamanya dengan bantuan gambar.”  Lain lagi dengan Faisoli yang magang di AW parfum Pakis. “Mengelola perusahaan parfum itu butuh dijaga hatinya. Meskipun takaran dalam racikan parfum distandarisasi, namun berbeda orang berbeda hati, menghasilkan aroma yang berbeda. Persis dengan memasak.” Bahkan, Faisoli mengajak pemilik usaha parfum untuk meningkatkan omset dengan konsumen lebih luas. Justru dia direspon oleh pemiliknya dengan menjaga konsistensi untuk melayani pasar desa. “Pemilik parfum bersikukuh menjaga konsumen orang desa. Termasuk produk bigsession parfumBantengan yang wajib memenuhi aroma mistis. Peserta magang memperoleh sejumlah midset baru dari para pengusaha yang membangkitkan semangat baru mereka sekaligus mendapatkan kerangka analsis bisnis (Business analitical framework).

Business Opportunity. Dampak magang mitra ini justru mendapatkan kesempatan usaha dengan sistem kolaborasi. Fauzan ditawari Luluk Lustiana, pemiilk MG Portraiture bekerjasama dalam dunia fotografi. Mereka menggabungkan peluang dunia newborn dan traveling dengan semangat tumbuh bersama dengan tatakelola bersama. Setunggal kafe, Kimya, dan AW Parfum memberikan kesempatan yang sama untuk bermitra mengambil sisi yang perlu diperluas. Berdasarkan pada pendekatan kolaborasi dan power sharing, anak-anak muda memiliki pengalaman baru keluar dari mindset kompetisi, persaingan, menuju berbagi kekuatan untuk meningkatkan penghasilan. Inti dari magang Kampus Desa Indonesia tidak lain menumbuhkan kemitraan dalam mengembangkan kemandiri wirausaha anak muda.

Kisah di Balik Magang Mandiri

Magang mandiri menjadi metode tumbuh otentik dengan ekosistem perubahan berdasarkan kebiasaan budaya pengusaha. Sania, Gita, dan Yusuf suatu contoh, mereka langsung tancap gas menemukan peluang memajukan usahanya. Sania sudah menambahkan nilai layanan psikologi pada bimbingan belajarnya dan memasang iklan digital untuk menjangkau pasar yang selama ini belum tersentuh. Dia menemukan spirit barunya. Demikian dengan Gita, melalui G-Class-nya, dia berhasil membuat titik bisnis di google map. Dia membangun kontennya hingga mencapai dua puluh sembilan bintang lima, seribu depalan ratus (1800) pelihat di media sosialnya. Mereka bermetamorfosis dengan caranya sendiri untuk maju. Kisah Yusuf dengan usaha Santri Mengabdi juga meyakini bahwa layanan perdata untuk lembaga pendidikan mampu memberi kesempatan bagi lembaga untuk mendapatkan status legal mereka. Magang mandiri pun ternyata mampu menciptakan momentum perubahan karena ada spirit yang didorong oleh para pemandu agar mereka harus mau meningkat tingkatannya meskipun bekerja di rumahnya sendiri.

Milestone. Sementara itu, bagi yang belum punya usaha, mereka didorong merancang milestone usahanya. Metode ini menjadi latihan penting agar para peserta dapat keluar dari impian yang tidak membumi. Dengan membuat milestone, mereka mulai dibantu menerjemahkan bayangan usahanya dengan realistik dalam bentuk rancangan bisnis. Cut misalnya, dia diajak menerjemahkan imajinasi pembudidaya jamur tiram. Ketika kesempatan hari ini belum menjadi momentum, tetapi tetap tim KDI berusaha menjadikan mereka tidak kehilangan kesempatan untuk bergerak, meskipun dari pikiran ke penulisan perancangan usaha. Meski mereka belum punya usaha, penyusunan milestone rancangan usaha dapat mengikat ide menjadi operasional secara konseptual.

Anda Mau Gabung ?

Kampus Desa Indonesia selalu terbuka untuk anda. Anda dapat mengusulkan dan mengakses Magang dengan pendampingan dari para tim KDI untuk menentukan kualitas naik tingkat sebagai momen pengembangan diri dan usaha anda. Magang menjadikan para pembelajar Kampus Desa seorang pengusaha. Mereka tumbuh dari ekosistem yang dapat diinternalisasi langsung dari dalam ruang-ruang perusahaan. Kegiatan ini bukan hanya tentang kerja, tetapi ada instrumen KDI yang dapat memantik peserta memeroleh energi dari dalam kekuatan perusahaan. Inilah keunggulannya ketika Anda bergabung. Kampus Desa Indonesia dengan semangat menjadi pembelajar pengusaha ditopang oleh energi kolaborasi dan membangkitkan ekosisitem budaya usaha sebagai momen naik tingkat.

Jika berminat silahkan DM di instragram @kampusdesa.or.id melalui pesan “Magang Pemuda Desa, Internship Program for Youth Villagers.”

Mohammad Mahpur
Mohammad Mahpur
Ilmuan Psikologi Sosial, Peace Activist and Gusdurian Advisor, Writer, Pemberdaya Masyarakat dan Komunitas. Founder Kampus Desa Indonesia. Memberikan beberapa pelatihan gender, moderasi beragama, dan metodologi penelitian kualitatif, khusus pendekatan PAR
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments