Kamis, Juli 17, 2025
Google search engine
BerandaBerita InspiratifMbah Cholil Baureno: Mengungkap Keterlibatan di Balik Peristiwa Penyobekan Bendera di Hotel...

Mbah Cholil Baureno: Mengungkap Keterlibatan di Balik Peristiwa Penyobekan Bendera di Hotel Yamato 10 November 1945

Dalam sejarah Indonesia, peristiwa penyobekan bendera Belanda di Hotel Yamato, Surabaya pada 10 November 1945, menjadi salah satu momen penting yang menandai semangat perlawanan bangsa terhadap penjajahan. Kisah heroik ini sering kali dikaitkan dengan tokoh-tokoh seperti Hariyono dan Kusno Wibowo, yang menurut catatan sejarah, turut serta dalam aksi tersebut. Namun, dalam sebuah kegiatan bedah buku yang bertajuk “Mbah Cholil Baureno: Kepahlawanan, Khidmah, Keteladanan,” yang diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Malang di Pendopo Kabupaten Malang pada Jumat, 23 Agustus 2024, muncul versi lain dari cerita ini.

Versi Lain dibalik Hotel Yamato

Buku yang dibedah dan ditulis oleh Alfi Saifullah ini mengangkat sosok Mbah Cholil Baureno, seorang ulama kharismatik dari Bojonegoro, Jawa Timur, yang diduga memiliki peran dalam penyobekan bendera tersebut. Menurut Alfi, ada kemungkinan bahwa tokoh yang disebut sebagai Azis dalam peristiwa itu sebenarnya adalah Mbah Cholil Baureno, mengingat kebiasaannya yang sering mengganti-ganti nama. Versi ini menantang narasi resmi yang selama ini mendominasi sejarah, dan menawarkan perspektif baru mengenai siapa sebenarnya yang berperan dalam peristiwa bersejarah itu.

Namun, penting untuk dicatat bahwa dugaan ini tidak didukung oleh bukti fisik yang kuat, melainkan hanya berdasarkan cerita turun-temurun dari keluarga Mbah Cholil. Menurut kesaksian keluarga, Mbah Cholil memiliki karomah, yaitu kemampuan supranatural yang membuatnya dapat melompat tinggi. Kekuatan ini diasumsikan dapat menjelaskan bagaimana seseorang bisa mencapai ketinggian bendera di Hotel Yamato, yang pada saat itu berada di atas gedung.

Baca artikel berikut ini;

 

Dalam bedah buku ini, juga diungkapkan bahwa Mbah Cholil bukan hanya seorang ulama, tetapi juga seorang pejuang yang aktif dalam pergerakan kemerdekaan. Beliau diketahui bergabung dengan gerilyawan di bawah pimpinan Jenderal Soedirman dan juga menjadi anggota Laskar Hizbullah, sebuah laskar yang beranggotakan para santri dan ulama yang turut berjuang melawan penjajah. Peran Mbah Cholil dalam gerilya bersama Jenderal Soedirman menunjukkan komitmennya terhadap perjuangan kemerdekaan, yang dilandasi oleh semangat jihad fi sabilillah, atau berjuang di jalan Allah.

Membaca Versi Lain Pertemupuran 10 Nopember 1945 di Surabaya

Kisah ini semakin menarik ketika salah satu anak Mbah Cholil, Mufidah, yang merupakan anak ke-11 dari beliau dan juga seorang Guru Besar Sosiologi Hukum Islam di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, mengungkapkan bahwa ia sering mendengar cerita heroik seputar tokoh-tokoh seperti KH. Mahrus, KH. Ali, KH. Sahlan, KH. Syukur Bangil, dan KH. Hamid Pasuruan, termasuk cerita mengenai peristiwa penyobekan bendera di Hotel Yamato. Namun, Mufidah juga menyatakan bahwa setiap kali cerita tersebut disampaikan, selalu ada pesan agar cerita tersebut tidak disebarluaskan, seolah-olah ada keinginan untuk menjaga kerahasiaan peran Mbah Cholil dalam peristiwa tersebut.

Mbah Cholil bin Abdullah Umar (lahir 1898 dan wafat 1980), adalah ulama (Kyai) kelahiran Paainan, Kecamatan Baureno, pendiri Pesantren Darul Ulum Al-Cholily (1937), Bojonegoro, Jawa Timur. Beliau pernah menjabat sebagai Asisten Wedana (Camat) Baureno pada 1950. Hari ini pondok pesantren tersebut juga memiliki pendidikan formal yang mempunyai ribuan murid dan santri.

Ulasan dari bedah buku ini menyoroti pentingnya mengkaji ulang dan menelusuri kembali berbagai kisah yang mungkin belum diakui secara luas dalam sejarah resmi Indonesia. Meskipun cerita tentang Mbah Cholil belum sepenuhnya diterima sebagai bagian dari metode penulisan sejarah yang konvensional, namun hal ini mengundang kita untuk mempertimbangkan pendekatan non-mainstream dalam mengungkap sejarah bangsa. Sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Abdurrahman Wahid dan Agus Sunyoto, yang keduanya dikenal sebagai tokoh yang sering mengedepankan pendekatan alternatif dalam menulis sejarah, peran tokoh-tokoh yang tidak tercatat dalam sejarah resmi tetap harus diperhitungkan.

Pendekatan ini memberikan ruang bagi cerita-cerita yang hidup di tengah masyarakat, meskipun tidak didukung oleh bukti tertulis yang konvensional. Dengan demikian, cerita tentang Mbah Cholil dan perannya dalam peristiwa penyobekan bendera di Hotel Yamato bisa menjadi salah satu tambahan yang berharga dalam pemahaman kita tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ini juga menunjukkan bahwa sejarah bukanlah sesuatu yang statis, melainkan dinamis dan terbuka untuk interpretasi baru, seiring dengan munculnya bukti-bukti atau cerita-cerita baru yang mungkin selama ini terpendam.

Di sisi lain, cerita tentang Mbah Cholil juga menggarisbawahi betapa pentingnya peran ulama dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tidak hanya sebagai pemimpin spiritual, ulama seperti Mbah Cholil juga terlibat langsung dalam medan pertempuran, baik secara fisik maupun spiritual. Hal ini sejalan dengan konsep jihad yang diajarkan dalam Islam, di mana perjuangan untuk kebaikan dan keadilan adalah bagian dari tanggung jawab seorang muslim.

Pada akhirnya, ulasan ini mengajak kita untuk lebih terbuka terhadap berbagai versi sejarah yang mungkin berbeda dari apa yang selama ini kita ketahui. Kisah Mbah Cholil Baureno adalah salah satu contoh bagaimana sejarah lokal dan cerita rakyat dapat memberikan kontribusi penting dalam memperkaya narasi sejarah nasional. Dengan demikian, kita bisa lebih memahami kompleksitas perjuangan kemerdekaan Indonesia dan menghargai berbagai tokoh yang mungkin selama ini terlupakan atau terabaikan dalam catatan sejarah resmi.

Mohammad Mahpur
Mohammad Mahpur
Ilmuan Psikologi Sosial, Peace Activist and Gusdurian Advisor, Writer, Pemberdaya Masyarakat dan Komunitas. Founder Kampus Desa Indonesia. Memberikan beberapa pelatihan gender, moderasi beragama, dan metodologi penelitian kualitatif, khusus pendekatan PAR
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments