• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Kita Belajar Menulis

Masalah Tak Jadi Masalah

Sigit Priatmoko by Sigit Priatmoko
March 27, 2022
in Kita Belajar Menulis, Kuliah Terbuka, Opini
204 8
0
Masalah Tak Jadi Masalah
Share on FacebookShare on Twitter

Semua manusia pasti berhadapan dengan masalah. Maka masalah bukanlah hal yang eksklusif, yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja. Sehingga yang jadi persoalan bukanlah apa dan bagaimana masalah itu, tapi bagaimana cara kita menghadapi dan menyelesaikannya. Sehingga masalah tak perlu jadi masalah.

KampusDesa–Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang hidupnya steril dari masalah. Betapapun tinggi pangkatnya, betapapun kayanya ia, dan betapapun pintarnya, semua manusia pasti tak luput dari masalah dalam hidupnya. Terlepas bagaimana bentuk dan tingkat kerumitan masalah tersebut, yang jelas setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini membawa masalah masing-masing. Masalah ini tidak akan berhenti datang, sampai nyawa terlepas dari badan.

Ketika kita masih bayi, kita dihadapkan dengan susahnya berkomunikasi, bahkan dengan orangtua kita sendiri. Semua orang belum mengerti apa yang kita mau, karena kita belum bisa mengucapkan sepatah kata pun. Akibatnya, kita gunakan menangis sebagai senjata utama.

Menginjak usia kanak-kanak, masalah yang kita hadapi semakin meningkat kompleksitasnya. Kita sudah dihadapkan dengan masalah yang tidak hanya menyangkut diri kita sendiri, tapi juga orang lain. Pada usia remaja, tingkat kerumitan masalah semakin meningkat. Kita dihadapkan dengan masalah-masalah yang semakin abstrak dan rumit. Cita-cita, masa lalu, masa depan, asmara, relasi sosial, egoisme, dan sebagainya merupakan permasalahan yang mengakrabi kita di usia tersebut.

Pasca remaja, kita memasuki usia dewasa. Pikiran dan hati kita sudah matang pada usia ini. Namun, alih-alih menjadi sederhana, masalah yang datang kepada kita justru semakin berlipat. Baik kuantitasnya, besarnya, maupun tingkat kerumitannya. Keluarga, harga diri, karir, masa lalu, pernikahan, cita-cita, kebutuhan hidup, ketenangan jiwa, dan sebagainya merupakan masalah-masalah yang karib kita hadapi.

…kita selalu berhasil mengatasi masalah-masalah yang datang itu. Meskipun seringkali kita pesimis di awal, namun pada akhirnya masalah yang datang selalu dapat kita selesaikan.

Sungguh pun demikian, ternyata kita selalu berhasil mengatasi masalah-masalah yang datang itu. Meskipun seringkali kita pesimis di awal, namun pada akhirnya masalah yang datang selalu dapat kita selesaikan. Dengan demikian, nyatalah kata al-Qur’an bahwa Allah tidak akan membebani hamba-Nya dengan masalah melebihi kesanggupan mereka. Juga firman Allah yang mengatakan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan. Artinya, selalu ada jalan keluar di balik setiap masalah. Apapun itu.

Lebih pentingnya lagi, selalu ada banyak hikmah/pelajaran hidup yang dapat kita gali dari setiap masalah yang kita hadapi. Kita kemudian menjadi aware bahwa masalah yang datang ternyata disebabkan oleh ulah kita sendiri. Sehingga kita berupaya sekuat tenaga agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Melalui masalah pula, kita menjadi semakin dewasa dan matang. Kita semakin siap jika masalah yang serupa atau yang lebih besar datang di kemudian hari. Melalu masalah kita juga mampu menemukan hidup kita yang sebenarnya.

Selain itu, dengan adanya masalah, kita semakin mesra dengan Tuhan. Yang awalnya sebelum ada masalah, kita jarang memikirkan Tuhan. Setelah ada masalah, setiap hari kita memuja dan memohon kepada-Nya agar masalah kita segera terselesaikan. Kita semakin menyadari betapa terbatas dan kecilnya kemampuan kita. Cahaya iman pun semakin berpendar dalam hati kita. Semua berkat adanya masalah.

Sampai di sini jelas kiranya bahwa masalah merupakan anugerah dan nikmat Tuhan yang amat besar dan harus kita syukuri. Masalah merupakan bentuk pendidikan dari Tuhan agar kita semakin matang dan dewasa. Melalui masalah, Tuhan mendidik kita agar kita menjadi pribadi yang kuat dan tangguh. Pribadi yang siap siaga, cerdas, cermat, dan waspada.

Melalui masalah pula, Tuhan mengingatkan kita bahwa dalam hidup ini kita tidak akan bisa lepas dari campurtangan-Nya. Semua yang kita usahakan selalu membutuhkan pertolongan dari-Nya. Bahkan, tujuan kita hidup di dunia ini pada hakikatnya adalah kembali kepada-Nya. Maka dari itu, sudah seharusnya Tuhan menjadi tujuan pertama dan utama dalam hidup ini. Itulah esensi hidup yang sesungguhnya. Akan salah hidup kita jika Tuhan tidak kita posisikan sebagai prioritas utama.

Datangnya masalah bukanlah masalah. Justru merupakan anugerah dan berkah. Masalah tidak untuk dihindari, tapi untuk dihadapi dan diselesaikan sesuai dengan kemampuan diri

Dengan demikian, datangnya masalah bukanlah masalah. Justru merupakan anugerah dan berkah. Masalah tidak untuk dihindari, tapi untuk dihadapi dan diselesaikan sesuai dengan kemampuan diri. Kepada Tuhan selalu berserah diri, supaya bahagia hingga di kehidupan nanti.[]

Tags: cara menghadapi masalahFilosofi Hiduppemecahan masalahpengalaman hidup
Previous Post

Teknik Lobi dan Negosiasi ala Fahruddin Achmad Pikat Peserta FLP Sulsel

Next Post

Politik Praktis dan Distorsi Pengabdian

Sigit Priatmoko

Sigit Priatmoko

RelatedPosts

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang
Kearifan Lokal

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

by Mohammad Mahpur
March 8, 2023
0
230

Kampusdesa.or.id--Kebutuhan mengkaji Islam untuk menguatkan pemahaman lintas agama pada studi Islamologi menghubungkan Balewiyata dengan Pesantren Ainul Yakin Unisma Malang. Tak...

Read more
Sumber photo: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/aparat-polsek-citeureup-mengamankan-bakso-daging-babi-_150201220228-436.jpg
Kuliah Desa

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

by Redaksi
February 15, 2023
0
336

Kampusdesa.or.id--Borax itu adalah garam bleng atau juga cetitet dalam dunia industri. Boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik...

Read more
Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In