• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

Politik Praktis dan Distorsi Pengabdian

Sigit Priatmoko by Sigit Priatmoko
March 27, 2022
in Opini
196 10
0
Politik Praktis dan Distorsi Pengabdian
Share on FacebookShare on Twitter

Kontestasi politik praktis di negeri ini kian hari kian memprihatinkan. Banyak kalangan menilai kontestasi yang berjalan tidak semakin menunjukkan kedewasaan berdemokrasi. Tapi justru semakin kekanak-kanakan. Ujaran kebencian, saling tuding, memberi sebutan buruk, black campaign, dan sebagainya merupakan sederet bukti akan hal ini. Selain itu, banyak pula hal-hal yang turut terdistorsi, seperti konsep pengabdian

KampusDesa–Melihat tingkah polah para politisi negeri ini membuat saya teringat perkataan Sujiwo Tejo dalam sebuah acara talk show di salah satu stasiun televisi swasta beberapa waktu lalu. Ia mengkritisi gaya komunikasi para politisi yang meramaikan kontestasi pemilu 2019. Hal yang menurutnya memprihatinkan sekaligus menggelitik adalah seringnya para politisi itu mengatakan bahwa semua yang mereka lakukan adalah demi kepentingan bangsa dan negara. Menurut Sujiwo Tejo, perkataan seperti itu hari ini justru terdengar lucu. Masyarakat sudah banyak yang tidak mempercayainya.

Ketergelitikan Sujiwo Tejo ini memang ada benarnya. Betapa istilah-istilah yang dulunya memiliki makna yang dalam dan menggugah jiwa, hari ini telah banyak terdistorsi oleh ulah manusia sendiri. Satu di antaranya adalah istilah pengabdian.

Pengabdian berasal dari kata “abdi” (dalam bahasa Arab “abdun”) yang kalau kita merujuk pada KBBI berarti “hamba”. Dengan demikian, pengabdian berarti aktivitas penghambaan diri. Kata  ini pula yang merupakan akar kata ibadah. Yaitu aktivitas menghambakan diri kepada Tuhan dengan menjalankan segenap kewajiban dengan dasar ikhlas dan penuh kecintaan.

Jika merujuk arti tersebut, pengabdian dapat kita maknai sebagai kerelaan dan kesiapan melakukan dan memberikan apapun sebagai perwujudan kesetiaan, kecintaan, hormat, dan sayang yang dibungkus dengan keikhlasan. Dengan demikian dalam pengabdian tidak ada “udang di balik batu”. Orang yang mengabdi all out mentasyarufkan dirinya untuk apa yang dicintainya itu. Sehingga dengan sendirinya, pengabdian menegasikan riya’ atau pencitraan.

Dalam politik praktis negosiasi kepentingan, apapun bentuknya, sulit untuk dihindari. Deal-deal dan tawar menawar selalu terjadi. Bahkan sering kita dengar dalam tahun-tahun politik, transaksi “kursi” kementerian dan dewan atau kursi-kursi yang lain sudah menjadi hal yang wajar

Nah, apakah hal tersebut pas jika disandingkan dengan politik praktis? Entah mengapa rasanya nalar ini sulit menerima. Sebagaimana yang kita maklum bersama, bahwa dalam politik praktis negosiasi kepentingan, apapun bentuknya, sulit untuk dihindari. Deal-deal dan tawar menawar selalu terjadi. Bahkan sering kita dengar dalam tahun-tahun politik, transaksi “kursi” kementerian dan dewan atau kursi-kursi yang lain sudah menjadi hal yang wajar.

Karena realita inilah, maka ketika ada politisi yang mengumbar janji-janji politiknya bahwa semua yang dilakukannya adalah demi kepentingan bangsa, dan negara rasanya bibir ini sulit menahan diri untuk tidak tersenyum kecut. Akibatnya, kata-kata ini kini tak lagi mampu menggelorakan nasionalisme. Namun justru menjadi hal yang kian tabu dan abu-abu.

Apalagi jika kita melihat gaya kampanye para peserta pemilu dan para relawan mereka yang semakin kekanak-kanakan dan jauh dari kedewasaan berdemokrasi sekarang ini. Perang yang meraka lakukan bukanlah peraang program, tapi malah perang diksi. Mereka sibuk saling serang hinaan dan julukan-julukan buruk. Cebong, kampret, genderuwo, dan sontoloyo yang tidak tahu apa-apa harus jadi korban. Hal ini tentu semakin memantapkan kita bahwa sungguh sulit menerima janji politik atas nama pengabdian pada bangsa, dan negara yang keluar dari mulut mereka.

Mengapa mereka tak belajar pengabdian kepada kyai di pesantren? Yang telah mewakafkan dirinya untuk Tuhan dan umat. Atau kepada guru madrasah di pelosok desa sana? Yang rela digaji tak seberapa asal dapat mengamalkan ilmunya. Atau kepada sukarelawan di lokasi-lokasi bencana? Atau kepada para penggerak masyarakat desa yang sudah mewakafkan dirinya demi kepentingan bersama?

Jangan bicara mengabdi jika ujung-ujungnya hanya untuk kepentingan perut sendiri.[]

Tags: pemiluPengabdian Masyarakatpolitiktahun politik
Previous Post

Masalah Tak Jadi Masalah

Next Post

Cara Memberikan Bantuan Hidup Dasar pada Gawat Darurat / Pra Rumah Sakit

Sigit Priatmoko

Sigit Priatmoko

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
23

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more
Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut
Lifestyle

Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
204

SOBAT! YUK FLASHBACK SEJENAK KE GELARAN OLIMPIADE OLAHRAGA DUNIA TAHUN 2020. PADA MOMENT ITU TOKYO MENJADI TUAN RUMAH YANG MENYELENGGARAKAN...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

Sehat dengan Hemat Menggunakan VCO Buatan Sendiri

Bunga Kenanga berpadu VCO Bermanfaat untuk Kecantikan Kulit dan Rambut

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (7) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (9) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (131) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (146) Wacana (1) World (1)

Recent News

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

January 22, 2023
Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

January 9, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In