• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Gusdurian Malang Memperkuat Deradikalisasi Kampus

Mohammad Mahpur by Mohammad Mahpur
March 28, 2022
in Uncategorized
192 10
0
Gusdurian Malang Memperkuat Deradikalisasi Kampus
Share on FacebookShare on Twitter

KampusDesa, Malang — Ancaman radikalisme masuk dalam kalangan generasi menengah Indonesia. Mereka lahir dari kampus-kampus besar. Tidak bisa dipungkiri termasuk kampus Universitas Brawijaya Malang. Penelitian Yusli Effendi dari Pusat Studi Pesantren menyibak jejak bagaimana mahasiswa UB rentan dengan ancaman generasi radikal keagamaan. Disinyalir 30 persen mahasiswa UB ditemukan tanda-tanda sejalan dengan pandangan, sikap dan ideologi kaum radikalis. Saya sendiri sempat ditelpon dari kalangan alumni UB, pelaku pengeboman pada zaman gaduh Borobudur dan beberapa kasus waktu itu, tidak lain adalah jebolan Jurusan Kimia UB.

Gusdurian Malang nampaknya gerah dengan kabar tersebut. Kelompok ini tidak tinggal diam. Mereka langsung turun gunung untuk melakukan sosialisasi dan diskusi menyapa mahasiswa Indonesia. Mereka menyapa mahasiswa Universitas Brawijaya dan beberapa mahasiswa lintas agama di Malang untuk bergerak aktif melakukan kegiatan-kegiatan penyadaran untuk mahasiswa.

Guna menekan atau mencegah terjadinya proses radikalisasi, mahasiswa tidak boleh terjebak dalam informasi yang tunggal, apalagi hari ini informasi keagamaan begitu liar. Mahasiswa perlu bergerak dari berpikir agama yang dogmatik menuju beragama kritis. Penegasan ini disampaikan oleh A. Dhofir Zuhri, salah satu pemateri yang sekaligus Rektor Sekolah Tinggi Filsafat Al-Farabi Malang.

Untuk itu mahasiswa perlu sadar pikir bagaimana tidak terlokalisasi pada berpikir linier, lurus-lurus saja, apalagi hanya mengandalkan satu bacaan terjemahan al-Quran dalam mengambil sikap keagamaan. Sebagai mahasiswa tentu perlu melakukan pengayaan bacaan dan mengambil kesimpulan berpikir logis dalam bidang keagamaan.

Jika mahasiswa lebih suka ikut arus dan patuh pada dogmatisasi agama, mereka akan mudah tercaplok oleh kepentingan radikalisme. Apalagi mereka dengan begitu mudah dibaiat hanya menggunakan media sosial. Sangat disayangkan jika mahasiswa memiliki cara berpikir seperti katak dalam tempurung. Kebenaran mereka diamini dan kemudian latah menyuarakan kebenarannya menabraki wacana dan penalaran  ala mahasiswa yang seharusnya menerima informasi secara kritis, bahkan beragama-pun harus secara kritis. Mahasiswa sudah selayaknya membaca berbagai sumber pemikiran keagamaan dari banyak sumber, layaknya membuat skripsi. Mahasiswa dilatih untuk membangun sistesis diantara perbedaan pemikiran sehingga kaya dengan wawasan keagamaan. Ketika mereka memiliki cara belajar seperti itu, maka pencaplokan radikalisasi keagamaan dapat ditekan, atau bahkan dihindari.

Bagaimana melawan radikalisme? Tatok (Kristanto Budi Prabowo) menegaskan perlunya pendekatan apresiasi. Sebuah cara bukan dengan provokasi tetapi mengapresiasi potensi-potensi yang beragama untuk diakui dan dikembangkan semakin meluas.  Mengapresiasi potensi setiap anak bangsa justru menguatkan identitas lokal mereka untuk membentuk kematangan diri, baik secara keagamaan dan kebangsaan.  Pendekatan ini juga dapat diterapkan pada komunitas-komunitas mahasiswa. Ketika mereka diapresiasi, diberi panggung, mereka dihargai sebagai anak bangsa.

Tantangan ini niscaya karena dari berbagai riset sudah menunjukkan aneka virus radikalisme sudah menjarah tidak saja UB, tetapi berbagai kelompok independen atau sejumlah kegiatan keagamaan di bawah organisasi pemerintah di Indonesia juga ditemukan memiliki narasi yang sama dalam membenarkan radikalisme. Untuk itu, generasi milenial, sebagaimana dikaji oleh Muiz Lidinillah, founder gubuktulis.com dan toko buku oase mendorong agar generasi milenial perlu melek teknologi. Mereka tidak menjadi korban informasi hoax, atau mudah mengamini informasi sampah di gawai mereka.

Acara ini ditutup dengan komitmen setiap orang yang hadir untuk membawa pesan damai dan menolak segala bentuk upaya yang merongrong Indonesia. Seluruh peserta kemudian dipandu untuk bersama-sama mendeklarasikan perdamaian bagi generasi milenial. Mereka juga melakukan gelar penandatanganan deklarasi damai.

Berikut deklarasi yang dibaca bersama peserta,

PERNYATAAN SIKAP ANTI RADIKALISME GENERASI MILLENIAL
GUSDURIAN MUDA KOTA MALANG DAN GENERASI MUDA BANGSA

Bangsa Indonesia merupakan sebuah bangsa yang besar yang mana didalamnya memiliki keberagaman ras, suku, maupun agama. Bangsa yang lahir dengan mempersatukan semangat perbedaan didalamnya merupakan semangat yang selalu dijunjung tinggi oleh para leluhur bangsa. Keberagaman atas perbedaan tersebut merupakan sebuah identitas jati diri bangsa dan menjadikan bangsa indonesia adalah bangsa yang besar dan rumah bagi semua  perbedaan. Sehingga mempersatukan perbedaan tersebut merupakan bentuk nilai kearifan lokal yang secara turun temurun diwariskan kepada generasi-generasi selanjutnya.

Kearifan lokal dalam merawat tradisi keberagaman adalah bentuk nilai-nilai yang diajarkan oleh para leluhur bangsa. Menghargai perbedaan dan menghormati satu sama lain adalah nilai-nilai budi luhur yang harus tetap dilestarikan dan menjadi identitas jati diri bangsa indonesia. Karena bangsa yang besar bisa bersatu karena bangsa tersebut menjunjung tinggi nilai-nilai identitas jati diri bangsanya. Seperti halnya Gusdur telah Berkata bahwa “Kemajemukan harus bisa diterima tanpa adanya perbedaan”. Perbedaan bukanlah sebuah permasalahan namun harus selalu senantiasa dirawat.

Semangat merawat tradisi keberagaman hari ini perlahan mulai pudar dikalangan generasi millenial. berbagai paham-paham pemecah persatuan bangsa pun telah menghinggapi pemikiran-pemikiran generasi saat ini. Penyebaran paham-paham tersebut telah memasuki berbagai ranah aspek kehidupan dalam lingkungan perguruan tinggi hingga sosial mayarakat. Selain itu, lebih parahnya lagi paham-paham tersebut telah menyasar kepada generasi millenial yang ada saat ini dimana sejatinya adalah generasi-generasi penerus bangsa yang nanti akan menjadi pemangku negara Indonesia ke depan.

Paham-paham pemecah belah persatuan atau paham radikalisme adalah sebuah bentuk nilai ketidakadilan yang diciptakan untuk merusak persatuan bangsa. Banyak terjadi kasus-kasus yang terjadi diakibatkan oleh paham-paham radikalisme yang berkembang seperti halnya bentuk diskriminatif, intimidasi, persekusi dan menjadi permasalahan hak asasi manusia. Ujaran-ujaran kebencian tersebut akhir-akhir ini mulai marak dan merasuk kedalam jiwa-jiwa generasi millenial.

Oleh karena itu kami Gusdurian Muda Malang (Garuda Malang) Bersama Para Generasi Muda Bangsa menyatakan sikap bahwa :

  1. Radikalisme pada era milenial ini sangat menggerus nilai-nilai kemanusiaan, sikap sentrisme menempatkan ruang gerak yang kurang maksimal dan meresahkan.
  2. Sebagai bangsa yang merdeka, kita telah mendeklarasikan untuk menolak segala bentuk tindakan yang meruntuhkan nilai pancasila, kearifan lokal dan keindonesiaan.
  3. Mempersiapkan dan membentuk generasi muda yang memiliki jiwa nasionalisme yang kuat, demokratis, jujur, berkeadilan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai keberagaman, hak asasi manusia, kemajemukan, kerukunan, persatuan dan kesatuan bangsa yang berwawasan Nusantara.
  4. Kami Kawula muda menyatakan sikap bahwa Indonesia adalah rumah kita bersama. Merawat keberagaman bangsa adalah sebuah kewajiban yang harus dijunjung tinggi demi terciptakan bangsa yang damai dan hidup sejahtera

Malang, 17 Agustus 2018
Komunitas Gerakan Gusdurian Muda (GARUDA) Kota Malang

ttd

Dyah Monika Sari
Koordinator Penggerak GARUDA

Tags: Deklarasi DamaiKampusRadikalismeUBUniversitas Brawijaya
Previous Post

Ketika Sebagai Anak Dipuja Kesuksesannya, Apa Perasaanmu?

Next Post

Surjan, Memaknai Jawa untuk Merayakan Indonesia

Mohammad Mahpur

Mohammad Mahpur

Ilmuan Psikologi Sosial, Peace Activist and Gusdurian Advisor, Writer, Pemberdaya Masyarakat dan Komunitas. Founder Kampus Desa Indonesia. Memberikan beberapa pelatihan gender, moderasi beragama, dan metodologi penelitian kualitatif, khusus pendekatan PAR

RelatedPosts

Kuliah Pakar, Kajian al-Qur’an dan Neurosains
Kuliah Terbuka

Kuliah Pakar, Kajian al-Qur’an dan Neurosains

by Kampus Desa Indonesia
September 22, 2022
0
224

Kampusdesa.or.id – Senin (1/8) telah hadir dilaksanakan Kuliah Pakar: Kajian Al-Qur’an dan Neurosains. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Universitas Al-Azhar Indonesia...

Read more
Perdamaian pun Bisa Dimulai dari Perempuan Muda
Uncategorized

Perdamaian pun Bisa Dimulai dari Perempuan Muda

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
308

Apa jadinya jikalau perempuan angkat tangan dan kaki menjadi agen perdamaian untuk mencegah lahirnya generasi teroris dan radikal? Ya, tentu...

Read more
ISTRI  “NGLUNJAK” KARENA SUDAH MANDIRI FINANSIAL?
Opini

ISTRI “NGLUNJAK” KARENA SUDAH MANDIRI FINANSIAL?

by Nurani Soyomukti
March 25, 2022
0
205

Jika seorang perempuan sudah mandiri—punya pekerjaan dan penghasilan—dan dalam hak pemenuhan ekonomi tak tergantung pada laki-laki, bagaimanakah ketika ia menikah?...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

Sehat dengan Hemat Menggunakan VCO Buatan Sendiri

Bunga Kenanga berpadu VCO Bermanfaat untuk Kecantikan Kulit dan Rambut

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (7) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (9) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (131) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (146) Wacana (1) World (1)

Recent News

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

January 22, 2023
Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

January 9, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In