Cara Melawan Jerat Oligarki

325
SHARES
2.5k
VIEWS

Ada beberapa peluang bagaimana rakyat bisa mengorganisasi perlawanan terhadap oligraki. Cara ini dapat menjadi pilihan dalam situasi paradoks. Ada empat jalan yang dapat menjadi ruang perlawanan. Cara ini tetap beradab, tanpa menggunakan cara-cara kekerasan.

Kampusdesa.or.id–Kapitalisme dengan semangat pembangunannya sebenarnya memunculkan paradoks, apa yang kita lihat sebagai sebuah kemajuan dalam bentuknya yang nampak megah sebenarnya sering kali menyimpan banyak cerita tentang adanya penindasan, ironisnya baik mereka yang menjadi korban maupun yang memperjuangkan hak korban akan diusahakan serapi mungkin untuk dibungkam.

Padahal pembungkaman dalam bentuk apapun juga adalah antitesis dari demokrasi, tentunya sungguh sangat ironis jika kebebasan yang selalu saja digaungkan malah mejebak kita pada kondisi yang sebaliknya. Kita boleh bebas-sebebasnya tapi jangan sampai mengkritik, membongkar, apalagi melawan sistem yang menindas.

RelatedPosts

Kapitalisme memang menyimpan paradoks, terlebih lagi jika ideologi ini tidak terpahami secara holistik. Niat baik untuk menciptakan keseteraan terhadap akses apapun malah dibajak oleh mereka yang kemudian mengakumulasi sumber daya tersebut secara berlebihan dan memakai demokrasi sebagai tameng untuk melindungi hal salah yang telah mereka perbuat.

Kapitalisme memang menyimpan paradoks, terlebih lagi jika ideologi ini  tidak terpahami secara holistik, niat baik untuk menciptakan keseteraan terhadap akses apapun malah dibajak oleh mereka yang kemudian mengakumulasi sumber daya dan kita menyebutkanya dengan kata oligarki

Kita menyebut mereka yang mensabotase tujuan dari segala bentuk pencarian umat manusia terhadap keadilan, kesetaraan,maupun kesejahteraan itu dengan istilah oligarki, apa dan bagaimana sebenarnya mereka itu sangat banyak sekali tafsirannya tapi sangat sedikit sekali yang kemudian membahas secara lebih dalam bagaimana, kapan, dan harus dari mana dalam melawan dominasi oligarki tersebut, di sini saya ingin sedikit membahas bagaimana sebaiknya dasar kita dalam melawan oligarki.

Empat Langkah Melawan Oligraki

Pertama, mulai dari berani untuk berpikir dan berkesadaran terhadap angin surga yang mereka narasikan tentang hidup yang sejahtera, adil, makmur, merdeka, bahkan bebas.  Berpikir dan berkesadaran harus seiring sejalan karena tidak setiap mereka yang berpikir bisa berkesadaran, ataupun mereka yang telah berkesadaran malah tidak berpikir sehingga apa yang mereka buat seringkali tidak taktis.

Baca juga: Pelajaran Hidup Dari Kerelawanan di Chow Kit

Kesadaran dimulai dengan keberanian untuk memiliki pemikiran yang berbeda begitupun sebaliknya dengan berpikir. Disini antara kesadaran dan pemikiran harus  meretas segala angin surga yang di gembar-gemborkan oleh oligarki dan tentakelnya secara taktis

Sebagaimana yang kita sama–sama pahami, perlawanan terhadap oligarki masih belum tuntas karena masih banyak yang terkungkung pada angin surga yang mereka gembar-gemborkan padahal jika kita bepikir secara diagnostik dan sadar secara taktis, apapun angina surga yang mereka gembar-gemborkan masih terjebak pada  polarisasi kehidupan modern yang tunduk pada hukum pasar, dengan logika kuasa untuk mendominasi keuntungan, selama gaya berpikir dan berkesadaran kita masih sama  maka yakinlah perlawanan terhadap oligarkhi tidak akan wujud.

Kedua, harus ada pengorganisaan rakyat disertai dengan pengendalian hasrat, untuk melawan sesuatu yang besar kita harus berorganisasi, tidak setiap manusia bisa menjadi daud yang berhasil menumbangkan goliath hanya dengan sebuah batu bahkan daud sendiripun saat dia berhasil mengalahkan goliath yang pertama dia lakukan menjadi pemimpin dan mengorganisir kaumnya untuk menciptakan peradaban mereka sendiri.

Baca juga: Mengurai Paradoks Digitalisme

Pengorganisasi ini menjadi sangat penting dalam setiap perlawanan, kita sadar untuk melawan tidak akan pernah cukup jika tanpa pernah ambil bagian dalam proses pengorganisasian. Namun pengorganisasian saja tidak cukup. Proses ini sendiri harus diiringi dengan pelatihan untuk mengendalikan hasrat terjebak pada populisme dan hal-hal yang dangkal. Sebelum tujuan itu tercapai, disini lah pengorganisasi mesti diiringi dengan proses ideologisasi yang tidak cukup hanya dengan sebatas tahu, tetapi hingga menginternalisasikan apa yang sama-sama mereka yakini.

Ketiga, lakukan pembangkangan dalam kepatuhan. Artinya bukan dengan kekerasan tapi dengan penarikan sikap percaya terhadap otoritas jika mereka membuat kebijakan yang tidak pro terhadap rakyat. Disini boikot saja tidak cukup. Harus diiringi juga dengan penyebaran narasi yang massif tentang kebobrokan kebijakan tersebut kepada rakyat kebanyakan dan mendidik rakyat untuk berani ambil sikap dari hal–hal yang paling mungkin bisa mereka lakukan sebagai bentuk protes. Misalnya berhenti membayar pajak atau memboikot pemilu atau syukur-syukur jika mereka mau terlibat dalam long march.

Keempat, jangan pernah lagi memberikan ruang kepada  pemimpin-pemimpin yang sebelumnya pernah membelot kepada kelompok oligarki, perlawanan tidak akan pernah berhasil saat kita dengan muda memberikan pengampunan bahkan memberikan ruang yang lebih lebar terhadap mereka yang jelas – jelas hanya memanfaatkan apa yang sedang ingin capai.

Basis perlawanan harus bisa mendetoksifikasi segala bentuk manusia toxic yang membawa ide-ide populisme,menyuntikkan isu-isu yang dangkal dalam gerakan, atau bermain belakang tanpa sepengetahun anggota.  Jika keempat langkah tersebut kita lakukan dengan konsisten, maka perlawanan kita terhadap oligarki bisa menjadi efektif.

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.