Kelas Wanita Cerdas: Membahas Soal Seksualitas

325
SHARES
2.5k
VIEWS

Kampusdesa.or.id–Jumat (05/02), Bezaujati.id sebuah organisasi non-profit mengadakan kegiatan kelas wanita cerdas edisi keempat. Kali ini membahas seputar kesehatan reproduksi yang wajib diketahui wanita beserta permasalahannya. Kegiatan ini berlangsung ala webinar via google meet dengan pemateri: dr. Elza Amelia Firdaus, seorang dokter umum RSU dr. Suyudi Paciran Lamongan. Acara yang dimoderatori oleh Amanatul Mubtadiah, S.Si ini dimulai pada jam 19.00 WIB dengan peserta sebanyak 50-an orang, yang berlangsung sangat antusias.

Membahas kesehatan reproduksi baik kesehatan fisik, mental, dan sosial tentu berkaitan erat dengan fungsi, peran, dan sistem reproduksi. Dewasa ini, pengetahun tentang kesehatan reproduksi itu sangat penting, banyak sekali penyakit yang berasal dari gangguan reproduksi dikarenakan misleading, serta tidak sedikit penderitanya berusia masih sangat muda.

RelatedPosts

Berdasarkan data dari WHO, 30% penderita HIV/AIDS berusia 15-25 tahun dan terdapat 4.500 penyakit menular seksual pra nikah dialami oleh 7.335 remaja. Selain itu, 500 juta remaja usia 14 – 25 tahun telah melakukan intercourse pada usia dibawah 15 tahun, 35% remaja hamil diluar nikah, dan 111 juta kasus PMS (Penyakit Menular Seksual) dialami oleh penderita di usia kurang dari 25 tahun.

Pada pembahasan topik ini, yang paling menarik adalah terkait Couple Psychology. 1) Early marital. Dalam pernikahan, seorang pengantin baru biasanya mempunyai ekspektasi pernikahan yang indah-indah saja. 2) Self Judgment. Karena bertemu dengan seseorang dengan sifat, kebiasaan, dan latar belakang keluarga yang berbeda, maka bisa merasa kaget karena tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Judgment akan muncul dan merasa memang kita tidak bisa sama karena kita tumbuh dilingkukan yang berbeda. 3) Tolerance. Toleransi akan muncul karena tahu reaksi yang berlebihan itu tidak baik. 4) Harmonization. Harmoni akan tumbuh pada satu tahun pernikahan setelah dihadapkan dengan perbedaan
pada 1-3 bulan pertama.

Di era serba instan, semua bisa diakses via online. Dalam seks yang kurang sehat, selain permasalahan fisik juga psikis. Salah satunya sejala cyber-sex addiction. Yakni lebih suka melihat konten sensual secara online daripada melakukan hubungan secara langsung, biasanya menyembunyikan rahasia dangan menghapus history, dan kurang menikmati “the real sex” karena imajinasinya tinggi terhadap seks. Cyber sex addiction ini sangat berbahaya dan bisa menurunkan keharmonisan karena istrinya tidak dihiraukan.

Bagaimana cara menyembuhkan gangguan cyber-sex? Permasalahan utama biasanya karena kurang aktivitas, jadi paling ampuh adalah melakukan kegiatan, alihkan ke hal-hal yang positif dan produktif. Perlu diingat kalau aktivitas ini dampaknya sangat serius baik bagi otak maupun
keharmonisan rumah tangga.

Selain itu, dalam sesi diskusi ada tiga pertanyaan yang mengarah kepada topik psikologi rumah tangga yang diangkat oleh peserta diskusi. Pertama mengenai mental disorder. Pemateri menyampaikan tidak secara langsung yang kasus kerecekon rumah tangga. Tapi banyak laki-laki yang bertanya bagaimana cara mengurangi ketagihan film porno, atau kartun misalnya sailor moon yg menyebabkan pedofil tinggi. Kebanyakan pasien seperti ini dari kalangan LGBT atau pasien pengidap penyakit gonorea.

Kedua, terkait indikasi sexual transmitting disease? Kalau suami sendiri mengalami itu dan tidak mau diajak kedokter, bagaimana caranya? Jawabbanya, belum tentu orang yang kencing nanah karena sering “jajan”, kita jangan terlalu agresif dan curiga, lebih baik dibawa ke tenaga medis dengan diomongkan baik-baik. Misalnya ada kondiloma (kutil di daerah vagina), apapun harus ditengahi dibawa ke medis. Tidak semua karena jajan di luar.

Terakhir, perihal cara untuk meraih quality sex? Dalam meraih seks yang berkualitas tentu dapat ditempuh dengan jalur komunikasi. Pentingnya diskusi dengan pasangan, karena setiap individu punya preferensi. Intinya harus ada komunikasi yang sifatnya terbuka. Karena banyak perempuan yang tidak mau ngomong di mana G-spot yang dia sukai atau posisi yang tidak nyaman. Semua harus berani dibicarakan dengan suami, jangan pada teman. Dan diusahakan presepsi klimaks keduanya itu jelas.

Pengetahuan berkaitan seksualitas, wanita khususnya akan terus seru untuk dibahas dan tidak perlu dianggap tabu jika itu memang perlu. Komunikasi yang baik dengan pasangan “halal” dan konsuotasi kepada dokter ahli adalah kunci tercapainya keluarga yang harmonis. Tidak jarang perceraian selain karena faktor ekonomi, juga dikarenakan tidak dapat memahami kebutuhan seksual pasangan.

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.