Segera Berhenti dengan Tepat sebelum Terlambat

325
SHARES
2.5k
VIEWS

Saatnya sekarang berhenti. Bersegeralah berhenti meskipun terasa berat. Saat yang lainnya tidak bisa berhenti karena sudah tergiur kenikmatan, sementara Anda bisa berhenti sekarang, maka keselamatan dan bahkan keberuntungan pun bisa Anda raih. Tidak perlu menunggu kita terjerumus baru sadar dan bertobat (menyesal)

ANDAIKAN saya bertanya, “siapakah diantara kita yang tidak pernah melakukan kesalahan dan dosa?” Saya yakin jawabannya adalah tidak seorang pun di dunia ini yang tak pernah melakukan kesalahan dan dosa. Kita sendiri atau orang-orang yang kita lihat sehari-hari masih sehat dan selamat pada saat ini adalah sebenarnya orang-orang yang masih belum terkuak kesalahan dan dosa yang telah dan pernah dilakukan. Andai terbongkar aib itu, tamat sudah reputasinya, atau paling tidak akan menanggung malu. Semoga hal ini tidak terjadi pada diri kita.

RelatedPosts

Sudah banyak contoh kasus terbukanya rahasia dosa alias ketahuan dan tertangkap tangan, yang pernah dibuat oleh seseorang. Orang-orang yang melakukan perbuatan itu pun kebanyakan orang-orang yang terlihat baik dan terhormat. Entah itu kasus korupsi, mencuri, suap, manipulasi, mark-up, mencuri, berdusta, berzina, merusak, membunuh, memfitnah, kecanduan narkoba dan lain sebagainya. Perbuatan itu membuat pelakunya terhinakan dalam pandangan manusia awam, dengan sanksi moral yaitu jatuhnya kredibilitas nama baik, sanksi hukum dengan dipenjara bahkan hingga yang tersadis adalah berujung pada kematian yang sia-sia karena dihakimi massa.

Sudah banyak artis, politisi, pejabat, cendekiawan, penegak hukum dan orang awam sekalipun yang terkena kasus dan masalah yang rumit karena kepergok melakukan perbuatan-perbuatan tidak baik yang saya tuliskan di atas. Sesungguhnya semua manusia punya rahasia keburukan dan aib yang mesti ditutup rapat-rapat dan jangan sampai ketahuan.

Penting bagi kita yang masih selamat sampai saat ini mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan, karena masih diberi kesempatan untuk bebas dan menikmati kebahagiaan karena tidak terbuka kesalahannya. Lalu berhentilah melakukan kesalahan itu. Memang mungkin akan sulit dan tidak mudah, namun sadarilah dengan pepatah, serapat-rapatnya menyimpan bangkai, baunya akan ketahuan juga.

Kita lihat contoh baru-baru ini kasus korupsi pejabat Walikota dan sejumlah anggota DPRD, yang tertangkap setelah melakukan tindak pidana korupsi menyuap dan memberi suap untuk mengesahkan APBD. Saya punya keyakinan tindakan suap menyuap itu telah dilakukan untuk yang ke sekian kalinya, di tahun sebelum-sebelumnya atau sesudahnya karena merasa tidak ketahuan lalu diulangi lagi.

Kisah-kisah Menguntungkan

Jadi ingat kisah seorang yang di suatu malam menang berjudi bersama teman-temannya, karena kebelet buang air kecil, dia ijin pulang dengan membawa uang hasil kemenangannya. Beberapa saat kemudian ia kembali ke tempat dia berjudi. Ternyata tidak ada seorang pun temannya yang masih berjudi. Mereka lari karena ada operasi polisi untuk membubarkan dan menangkap orang-orang yang melakukan kegiatan perjudian. Keesokan harinya dia mendengar seluruh temannya telah mati karena tertembak peluru polisi akibat berusaha melarikan diri. Untung dia berhenti berjudi dan pulang. Andaikan tidak, pasti saat ini kemungkinan ia sudah tinggal nama saja.

Andaikan dia melakukan selingkuh sekali saja dan tidak ketahuan lalu  berhenti karena menyadari kekhilafannya, kemungkinan masih akan aman dan selamat, tapi sayangnya ia tergoda untuk melakukannya lagi.

Ada lagi kisah seorang yang ketahuan berselingkuh dan digrebek massa, dan kejadian perselingkuhan ternyata terjadi untuk ke sekian kalinya, sebelum akhirnya orang itu ketahuan. Andaikan dia melakukan selingkuh sekali saja dan tidak ketahuan lalu  berhenti karena menyadari kekhilafannya, kemungkinan masih akan aman dan selamat, tapi sayangnya ia tergoda untuk melakukannya lagi.

Kisah tetangga saya yang tertipu dengan menanam modal di perusahaan investasi pohon mas juga begitu. Tetangga saya di awal investasi merasa senang, karena mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda dalam waktu sekejap dengan modal yang ia tanamkan di pohon mas. Ia pun tergiur lagi untuk menanam modal yang lebih besar, berharap mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Namun yang terjadi bukan untung, justru buntung karena pohon mas dinyatakan bangkrut dan pemiliknya ditangkap polisi, yang merupakan penipuan berkedok investasi. Andai saja tetangga saya sadar dan berhenti di awal ketika mendapatkan keuntungan, saya yakin tidak akan rugi dan menyesal.

Satu lagi contoh peristiwa, saya pernah menonton infotainment di TV tentang berita artis yang tertangkap polisi karena menyalahgunakan narkoba setelah menggunakan narkoba selama lebih dari lima tahun. Andaikan dia paham dan sadar waktu untuk berhenti menikmati narkoba, niscaya akan selamat dari jerat hukum, sayangnya sang artis sudah kadung merasa nyaman, aman dan kecanduan narkoba. Lalu mengulangi dan terus mengulangi perbuatannya mengkonsumsi narkoba, karena sulit berhenti dari ketergantungan pada narkoba sampai tiba hari naas, sang artis ditangkap polisi. Selesai sudah kesenangannya menikmati narkoba, yang ada adalah jerat hukum menantinya. Kerugian yang luar biasa pada hidup, karir dan kredibiltasnya, selain juga kerugian secara materi tentunya.

Itu semua hanya contoh kasus saja, bisa kita nisbatkan pada konteks diri kita pribadi dengan apapun profesi kita. Kekhilafan apapun yang pernah kita lakukan di masa lalu sudahlah berlalu. Kita syukuri tidak sampai membuat kehancuran pada diri kita. Kita sekali lagi bersyukur masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri. Tidak perlu dan jangan sampai diulangi lagi dikarenakan ingin merasakan lagi sensasi mendapatkan uang banyak, enak, nyaman, aman, senang dan tidak ketahuan. Karena sesungguhnya orang yang berhenti melakukan kesalahan di saat yang tepat adalah orang yang beruntung. Sebaliknya orang yang tidak tahu kapan ia berhenti dan terus mengulangi kesalahan yang sama, sesungguhnya ia adalah orang yang celaka dalam waktu cepat atau lambat.

Berhentilah sebelum terlambat. Ibarat menjalankan mobil, lepas pedal gas dan injak rem, lalu pelan-pelan minggir dan berhentilah di tempat yang aman, jangan sampai terjadi kecelakaan.

Secepatnya berhenti untuk tidak melakukan perbuatan khilaf, saya rasa adalah pilihan yang terbaik untuk menyelamatkan diri. Karena banyak orang yang melakukan kekhilafan, ketahuan di saat melakukan perbuatan itu berulang-ulang untuk ke sekian kalinya karena merasa aman.

Sekali lagi berhentilah sebelum terlambat. Ibarat menjalankan mobil, lepas pedal gas dan injak rem, lalu pelan-pelan minggir dan berhentilah di tempat yang aman, jangan sampai terjadi kecelakaan. Sudah cukup main kebut-kebutannya, menghindari resiko mobil yang kita kendarai, tertabrak, ditabrak atau menabrak kendaraan lain. Inilah yang saya sebut, berhenti di saat yang tepat atau bersegeralah sebelum semua terlambat.

Penulis Abd. Azis Tata Pangarsa*

EDITOR : MOHAMMAD MAHPUR

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.