• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Indonesia Menulis COVID 19

Sejarah Nasional Indonesia: Keterlibatan Kecamatan Panggul sebagai Wilayah Wengker Kidul

Kampus Desa Indonesia by Kampus Desa Indonesia
March 28, 2022
in Indonesia Menulis COVID 19, Kuliah Terbuka
235 5
0
Sejarah Nasional Indonesia: Keterlibatan Kecamatan Panggul sebagai Wilayah Wengker Kidul
Share on FacebookShare on Twitter

Indonesia mempunyai segudang sejarah yang tidak akan ada habisnya jika ingin menelisiknya. Salah satunya adalah kebudayaan yang menjadi bagian dari sejarah Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek. Ada tiga unsur kebudayaan yaitu sistem teknologi, sistem mata pencaharian, dan sistem religi untuk menjelaskan keterkaitan temuan artefak manusia zaman dahulu di Kecamatan Panggul yang berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat Kecamatan Panggul masa kini. Jika dipelajari lebih dalam, sejarah perkembangan kehidupan masyarakat Kecamatan Panggul dapat dikatakan sebagai kehidupan masyarakat kompleks.

KampusDesa–Kecamatan Panggul merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Trenggalek dengan wilayah terluas dibanding kecamatan lain. Memiliki 17 desa, secara geografis-astronomis berada di garis 8,2490 LS dan 111,4546 BT dengan ketinggian 13 mdpl (BPS, 2013). Menurut data BPS Kabupaten Trenggalek tahun 2013, jumlah penduduk Kecamatan Panggul terhitung sebanyak 82.329 jiwa. Berbatasan langsung dengan Kabupaten Pacitan yang terkenal dengan Goa zaman Pra-Aksaranya, sehingga menurut buku Sejarah Trenggalek, Kecamatan Panggul pernah dilalui oleh Manusia Pacitan ketika bermigrasi ke Wajak Tulungagung.

Gambaran sosial-ekonomi masyarakat Kecamatan Panggul, sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Letak geografis memang memiliki pengaruh yang sangat signifikan dengan mata pencaharian suatu masyarakat yang menempati daerah tersebut. Lahan pertanian dan keberadaan Samudra Hindia menjadikan Kecamatan Panggul sebagai daerah agraris sekaligus maritim. Layaknya konsep kehidupan masyarakat Kerajaan Majapahit, keberadaan Pasar Panggul menjadi pusat kegiatan sosial-ekonomi masyarakat. Tentu saja hal ini berawal dari pasar, hasil pertanian dan perikanan dapat diperjual-belikan.

Manusia menghasilkan kebudayaan dengan tujuan untuk mempermudah sekaligus sebagai pembatas antara tindakan yang boleh atau yang tidak boleh dilakukan.

Menurut ilmu Antropologi dalam Koentjaraningrat (2002) mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Maka tidak heran mengapa ada istilah “Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna,” karena semua wujud tindakannya, yang kemudian menjadi kebiasaan, dan diwariskan secara turun-temurun, hanya bisa dihasilkan oleh manusia melalui prosesnya yaitu belajar dan berpikir. Manusia menghasilkan kebudayaan dengan tujuan untuk mempermudah sekaligus sebagai pembatas antara tindakan yang boleh atau yang tidak boleh dilakukan.

Ilmu Antropologi membagi kebudayaan dalam beberapa unsur sekaligus sebagai inti pembangun terciptanya suatu gagasan, sehingga dapat disebut sebagai hasil kebudayaan yaitu budaya suatu bangsa. Menurut ilmu Antropologi, terdapat tujuh unsur kebudayaan, di antaranya bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian, sistem religi, dan kesenian. Namun dalam tulisan ini, hanya akan diambil tiga unsur kebudayaan, yaitu sistem teknologi, sistem mata pencaharian, dan sistem religi untuk menjelaskan keterkaitan temuan artefak manusia zaman dahulu di Kecamatan Panggul yang berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat Kecamatan Panggul masa kini.

Teknologi yang ditemukan di Desa Gayam, Kecamatan Panggul adalah alat-alat yang terbuat dari tanah atau gerabah, batu, keramik China, dan uang logam. Alat dari tanah atau gerabah yang ditemukan sebagian besar dalam bentuk pecahan-pecahan sehingga belum dapat direkonstruksi bentuk dan fungsi dari alat tersebut. Selain gerabah, juga ditemukan keramik China dengan bentuk masih utuh, bentuknya mirip mangkok makan, dan salah satunya terdapat lukisan ikan Koi, yang melambangnya keselarasan hidup dalam filosofi China.

Salah satu gerabah yang ditemukan dalam keadaan utuh

Alat-alat yang digunakan oleh suatu masyarakat yang mendiami suatu daerah disesuaikan dengan sistem mata pencahariannya. Berdasarkan penemuan di Desa Gayam, Kecamatan Panggul, dapat disimpulkan bahwa mata pencaharian masyarakatnya adalah petani. Hal ini sesuai dengan ditemukannya Pundhen, yang disebut dengan Pundhen Mbah Gambang yang hingga saat ini masih diberi sesaji pada saat akan melakukan penanaman padi atau setiap malam Rabu Legi dalam pasaran Jawa. Benda yang ditemukan, sebagian besar berasal dari area persawahan masyarakat. Selain hubungannya dengan Pundhen tersebut, penemuan lain yang tidak dapat dipindahkan dapat ditemui di area persawahan yaitu Watu Lumpang dan Sumur Gerabah.

Keramik China dengan lukisan ikan Koi, simbol keselarasan hidup dalam filosofi China

Sebelum mengenal agama, masyarakat Indonesia sudah mengenal sistem kepercayaan. Animisme dan Dinamisme menjadi salah satu agama lokal masyarakat Indonesia. Setelah agama-agama mulai masuk ke wilayah Indonesia, agama lokal tidak dihapuskan, akan tetapi dilakukan akulturasi dengan agama baru. Agama Hindu-Budha diperkirakan masuk ke wilayah Indonesia pada abad ke V M, tepatnya di Pulau Jawa. Kerajaan Singhasari dan Majapahit menjadi kerajaan Hindu-Budha di Jawa Timur yang terkenal akan strategi penaklukkan wilayah lain, sehingga banyak wilayah yang takluk di bawah kekuasaannya. Tidak mengherankan jika benda-benda yang ditemukan di Desa Gayam, Kecamatan Panggul masih bisa disebut sebagai pengaruh dari kebudayaan Kerajaan Singhasari-Majapahit.

Salah satu batu lumbung yang ditemukan di area persawahan masyarakat

Jika melihat ke belakang, hubungan Indonesia dengan China mulai tumbuh subur ketika Kerajaan Majapahit memerintah Jawa atau lebih luas seluruh wilayah Nusantara. Ekspansi China ke Jawa dimulai ketika Kerajaan Singhasari memerintah Jawa di bawah Raja Kertanegara, namun usaha China ketika itu belum berhasil. Perdagangan dengan China dimulai ketika Kerajaan Majapahit memerintah Jawa dan Nusantara ketika Laksamana Cheng Ho berlayar ke Nusantara untuk berdagang dan menjalin kerjasama. Hubungan tersebut dipererat dengan pernikahan Raja Brawijaya V dengan Putri Campa yang masih keturunan China.

Kehidupan masyarakat Kecamatan Panggul saat ini memang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh kehidupan masyarakat masa lalu.

Jika dipelajari lebih dalam, sejarah perkembangan kehidupan masyarakat Kecamatan Panggul dapat dikatakan sebagai kehidupan masyarakat kompleks. Kehidupan masyarakat Kecamatan Panggul saat ini memang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh kehidupan masyarakat masa lalu, jika kita mau mendalami bagaimana keterkaitannya dengan Sejarah Nasional Indonesia. Kecamatan Panggul sebagai jalur migrasi manusia zaman Pra-Aksara yang bermigrasi dari Pacitan menuju Wajak Tulunggagung, hingga keterlibatan Kecamatan Panggul pada zaman Hindu-Budha di bawah Kerajaan Singhasari-Majapahit, masa Islam di bawah Kasultanan Surakarta, Zaman Kolonial dan Pendudukan Jepang, hingga zaman awal Kemerdekaan. Sebagai masyarakat Panggul, penulis pribadi sangat bangga dengan keadaan sebenarnya dari Kecamatan Panggul jika melihat keterlibatannya dalam Sejarah Nasional Indonesia. Memang diperlukan penelitian lebih mendalam untuk mengetahui dengan pasti keterlibatan Kecamatan Panggul sebagai wilayah Wengker Kidul di bawah Kerajaan Singhasari-Majapahit, sehingga dapat diketahui dengan pasti apa fungsi dari benda-benda temuan yang telah dibahas di atas.

Editor : Faatihatul Ghaybiyyah

Tags: indonesiaIndonesia Menulis Onlinekampus desa indonesiaKecamatan PanggulSejarahTrenggalek
Previous Post

Modernisasi dan Kearifan Lokal, Bisakah Beriringan?

Next Post

Mendesaknya Pendidikan Seksual Sejak Dini

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Platform informasi dan literasi seputar dunia ilmu pengetahuan yang dibangun dari kearifan lokal desa. Kami juga mengembangkan pendidikan dan pembelajaran terkait dengan pengembangan sumberdaya manusia untuk mandiri, berkarya, dan berilmu pengetahuan yang berperadaban

RelatedPosts

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang
Kearifan Lokal

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

by Mohammad Mahpur
March 8, 2023
0
230

Kampusdesa.or.id--Kebutuhan mengkaji Islam untuk menguatkan pemahaman lintas agama pada studi Islamologi menghubungkan Balewiyata dengan Pesantren Ainul Yakin Unisma Malang. Tak...

Read more
Sumber photo: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/aparat-polsek-citeureup-mengamankan-bakso-daging-babi-_150201220228-436.jpg
Kuliah Desa

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

by Redaksi
February 15, 2023
0
335

Kampusdesa.or.id--Borax itu adalah garam bleng atau juga cetitet dalam dunia industri. Boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik...

Read more
Mengenal Lebih Dekat Teman Tuli
Kuliah Terbuka

Mengenal Lebih Dekat Teman Tuli

by Siti Fatimah
November 25, 2022
0
103

Kampusdesa.or.id-- Kata tuna umum dipakai untuk menunjukkan keadaan disabilitas atau difabel seseorang. Orang yang tidak bisa melihat disebut tuna netra,...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (146) Wacana (1) World (1)

Recent News

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023
Sumber photo: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/aparat-polsek-citeureup-mengamankan-bakso-daging-babi-_150201220228-436.jpg

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

February 15, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In