Popiah; Lumpia Taiwan Bikin Perayaan Kematian Semakin Nikmat

326
SHARES
2.5k
VIEWS

Perayaan kematian menjadi tradisi masyarakat Taiwan yang diadakan tanpa kesedihan. Sebaliknya, perayaan kematian tersebut dipenuhi dengan khas menu Popiah. Popiah semacam kue khas Taiwan mirip seperti Lumpia Semarang. Wow, rasanya sungguh gurih. Apalagi Popiah ini menjadi menu perayaan kematian yang diikuti oleh mahasiswa internasional.

KAMPUSDESA.OR.ID–Aura bahagia tampak di wajah para peserta. Betapa tidak? Mereka baru saja selesai menggambar tradisi di negaranya. Spidol berwarna-warni dan kertas gambar telah disiapkan panitia.

RelatedPosts

Di Taiwan, ada yang namanya Qing Ming Festival (清明節) atau Tomb Sweeping Day alias Hari Bersih-bersih Makam. Tradisi kuno ini diperingati warga Taiwan setiap 5 April. Tidak perlu persis di tanggal 5 April mereka berkunjung ke makam keluarga mereka. Anggur, makanan, kemenyan, bunga segar (Lili atau chrysanthemums) adalah pilihan tepat sebagai bekal sebelum dibawa ke makam. Ibu hamil, anak-anak kecil, dan anggota keluarga yang sakit sebaiknya tidak mengunjungi makam karena mereka rentan menjadi sasaran arwah-arwah yang lapar.

Selama berkunjung ke makam, masyarakat Taiwan berpakaian sederhana. Mereka menghindari warna-warna yang terlalu menyolok, seperti merah, kuning, oranye, pastel, dan neon. Ini juga bagian dari adat yang harus ditaati saat perayaan kematian.

Sebagai universitas berkelas Internasional yang menjaga tradisi, Taipei Medical University mengadakan festival sederhana. Kegiatan ini bertajuk “Tomb Sweeping Festival in Taiwan: Let’s make Popiah by ourselves”.

Baca juga: Mahasiswa Muslim Taiwan dari Indonesia Rihlah di Yangmingshan Park, Kebersamaan yang Tak Tertandingi

Popiah adalah makanan tradisional Taiwan yang dikenal juga dengan nama Lumpia di kota Semarang, Indonesia. Kegiatan yang diadakan 1 April 2021 dan dihadiri sekitar lima belas orang itu dilakukan di ruang 8004, lantai B1, Rear Building, jam enam hingga tujuh malam.

“Tradisi bersih-bersih makam bagi warga Taiwan disambut sebagai sarana mengenang leluhur dan orang terkasih yang sudah meninggal dunia. Dikenang dalam suasana sukacita, dilengkapi dengan makan bersama.”

“Tradisi bersih-bersih makam bagi warga Taiwan disambut sebagai sarana mengenang leluhur dan orang terkasih yang sudah meninggal dunia. Perayaan kematian dikenang dalam suasana sukacita, dilengkapi dengan makan bersama. Salah satu makanan yang bisa dipakai sebagai sesajen adalah popiah atau lumpia. Acara hari ini seru, mengenalkan Qing Ming Festival dan memberi kesempatan membuat lumpia bagi mahasiswa lokal (Taiwan) dan internasional,” jelas Yoseph Samodra. Ia mahasiswa Ph.D di School of Public Health yang berasal dari Indonesia.

Lain lagi tanggapan Debby Su. Ketua panitia itu mengatakan bahwa ia senang karena bisa mendapatkan teman baru. Senada dengan hal ini, Darren juga menanggapi bahwa dirinya sangat menikmati Popiah dan bahagia bisa berkenalan dengan orang dari berbagai belahan dunia.

Darren tidak salah. Para peserta memang berasal dari beraneka bangsa, seperti Indonesia, Taiwan, India, dan Vietnam. Contohnya Ritika. Ia adalah mahasiswa Ph.D tahun pertama di IGPM berasal dari India. “It’s very great gathering and make new friends and know about culture. I like food,” katanya ramah.

Tips meracik menu Popiah

Peserta dapat meracik atau menyajikan menu Popiah secara mandiri. Panitia telah mempersiapkan kulit pembungkus, daging, kubis, tahu, bihun, gula coklat, gula putih. Cara membuatnya pun cukup mudah. Ambil kulit pembungkus, tambahkan isinya. Bisa daging, bihun, atau tahu. Peserta bebas memilih. Setelah itu taburi dengan gula secukupnya. Kulit itu digulung, dilipat, dan siap disantap. Selain menikmati Popiah, peserta juga dapat berkenalan dan berbagi cerita atau pengalaman dengan peserta lainnya.

Baca juga: Pereda Demam Anak Tanpa Obat dari Dokter

“Hear other people sharing their country culture is a special experiences,” tutur Huang Liang Yu. Para peserta tampak bahagia sekali malam itu. Mereka pulang dengan membawa sejuta kenangan indah.

Warga Taiwan mampu merayakan kematian tanpa ratapan, tanpa kesedihan, namun meninggalkan kenangan. Abadi dan takkan terlupakan.

Popiah memang membuat perayaan kematian menjadi terasa begitu nikmat dan berkesan. Begitulah warga Taiwan mampu merayakan kematian tanpa ratapan, tanpa kesedihan, namun meninggalkan kenangan. Abadi dan takkan terlupakan.

Dito Anurogo

Dito Anurogo

Dokter literasi digital, dokter rakyat di Kampus Desa Indonesia, dosen FKIK Unismuh Makassar, penulis puluhan buku, sedang menempuh S3 di Taipei Medical University Taiwan.

Arsip Terpilih

Related Posts

No Content Available

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.