• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Permainan Tradisional, Benarkah Perannya Mulai Tergantikan oleh Media Elektronik?

Siti Fatimah by Siti Fatimah
March 28, 2022
in Uncategorized
199 2
0
Permainan Tradisional, Benarkah Perannya Mulai Tergantikan oleh Media Elektronik?
Share on FacebookShare on Twitter

Permainan tradisional ini mulai digantikan dengan media elektronik. Banyak orang tua yang menggunakan televisi dan gadget sebagai media untuk membuat anaknya anteng tanpa peduli dengan dampak dari gadget itu sendiri. Sejatinya, aktifitas bermain pada anak-anak sangat esensial tidak hanya untuk pertumbuhan fisik tapi juga perkembangan emosi dan menambah pengetahuan.

KampusDesa.or.id–Permainan tradisional memegang peran penting dalam menunjang tumbuh kembang anak. Dengan permainan tradisional, anak bisa mengembangkan kecerdasan intelektualnya. Misalnya saja permainan dakon; kecerdasan emosi seperti dalam permainan layang-layang; daya kreatifitas semisal membuat pesawat dari kertas atau kardus bekas; meningkatkan kemampuan bersosialisasi contohnya gobak sodor, dan melatih kemampuan motorik seperti pada permainan engklek. Sebenarnya setiap jenis permainan tradisional dapat meliputi pengembangan dari beberapa kecerdasan sekaligus. Contoh-contoh tersebut untuk menggambarkan kecerdasan yang dominan saja. Meski sangat besar manfaatnya, sayangnya seiring kemajuan teknologi, permainan tradisional ini mulai digantikan dengan media elektronik.

Gadget dapat berpengaruh buruk terhadap perkembangan otak anak.

Media elektronik mengalami perkembangan yang pesat di abad modern. Bila dulu televisi hanya mempunyai satu stasiun televisi yaitu TVRI, namun sekarang banyak sekali stasiun televisi yang menyajikan berbagai program sehingga lebih banyak pilihan. Hal ini juga terjadi pada mobile phone atau handphone (HP). Dulu HP hanya digunakan untuk menelpon dan mengirim pesan pendek (SMS), namun saat ini begitu banyak fitur yang disajikan pada layar HP. Perkembangan internet mengalami kemajuan yang cepat di mana muncul berbagai pilihan media sosial mulai dari facebook, youtube, instagram,  dan sebagainya, yang memungkinkan orang menyebarkan sebuah informasi secara cepat dan luas. Segala kemudahan ini membuat orang menjadi fokus dengan berbagai media tersebut, tak terkecuali anak-anak bahkan bayi sekalipun. Banyak orang tua yang menggunakan televisi dan gadget sebagai media untuk membuat anaknya anteng. Padahal gadget dapat berpengaruh buruk terhadap perkembangan otak anak.

Televisi dan gadget dapat diibaratkan sebagai candu yang dapat membuat anak menjadi addicted atau ketergantungan.

Otak anak mengalami perkembangan yang pesat pada usia di bawah 3 tahun. Kepadatan syaraf pada usia ini merupakan yang tercepat dalam kehidupan manusia. Kepadatan syaraf akan berhenti ketika seseorang berusia 19 tahun. Bila usia anak kurang dari tiga tuhun sudah diberi televisi atau gadget, maka perkembangan kepadatan syarafnya akan terganggu. Televisi dan gadget dapat diibaratkan sebagai candu yang dapat membuat anak menjadi addicted atau ketergantungan. Untuk menghilangkan ketergantungan ini perlu diterapi cukup lama. Anak normal yang menderita ketergantungan terhadap televisi dan gadget bisa terlihat seperti anak berkebutuhan khusus, sehingga anak rawan mengalami salah diagnosis. Bila anak normal usia kurang dari 3 tahun yang mengalami ketergantungan dengan televisi dan gadget diperlukan terapi minimal selama satu tahun, dan tentu butuh waktu lebih lama bagi anak berkebutuhan khusus untuk menghilangkan ketergantungannya dan meminimalisir dampak-dampak buruk yang ditimbulkannya.

Anak juga rentan mengalami gangguan kesehatan terutama menimbulkan obesitas akibat kurang aktifitas karena bermain gadget.

Ada beberapa dampak buruk yang ditimbulkan oleh televisi atau gadget. Pertama, anak yang suka menonton televisi dan bermain gadget akan mengalami keterlambatan bicara (speech or language delay). Interaksi searah dari gadget dan televisi membuat anak tidak berkembang kemampuan berkomunikasinya. Anak menjadi tidak mahir memperhatikan gerak bibir dan mengenal ekspresi dari lawan bicara. Kedua, menyebabkan terjadinya gangguan perhatian (attention deficits). Ketiga, gangguan belajar (learning problems). Hal ini sebagai akibat dari gangguan perhatian sehingga anak kesulitan memahami apa yang dipelajarinya. Keempat, timbulnya kecemasan (anxiety). Anak yang menonton kekerasan di televisi atau bermain games perkelahian di gadget rentan mengalami kecemasan dan kesulitan mengendalikan emosi. Terakhir, menimbulkan depresi pada anak. Ketegangan dan kekalahan ketika bermain games di gadget sangat mempengaruhi terjadinya gangguan psikis berupa depresi pada anak. Yang dimaksud depresi di sini adalah kumpulan gejala-keluhan yang tidak dapat diselesaikan dengan baik, berupa sulit tidur, malas bertemu dan berbicara dengan orang lain, mudah emosi, dan lain-lain. Selain kelima gangguan tersebut anak juga rentan mengalami gangguan kesehatan terutama menimbulkan obesitas akibat kurang aktifitas.

Aktifitas bermain pada anak-anak sangat esensial tidak hanya untuk pertumbuhan fisik tapi juga perkembangan emosi dan menambah pengetahuan. Permainan tradisional yang lebih banyak menggunakan aktivitas fisik seperti engklek, egrang, terompah panjang, obak sodor dan lain-lain sangat bagus untuk meningkatkan berbagai jenis kecerdasan, yaitu kecerdasan bodily, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Mari kita kembalikan jenis permainan anak-anak kita ke permainan tradisional dan jangan fasilitasi mereka dengan gadget agar kita tidak menyesal di kemudian hari.

EDITOR: FAATIHATUL GHAYBIYYAH

Tags: dampak internetglobalisasiinternetkecerdasankecerdasan emosimedia elektronikPermainan Tradisional
Previous Post

Pondok Pesantren, Antara Kebebasan dan Penyesuaian

Next Post

Dating Violence, Sisi Gelap Romantisme Budaya Pacaran

Siti Fatimah

Siti Fatimah

RelatedPosts

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah
Uncategorized

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

by Sigit Priatmoko
March 27, 2023
0
204

Pemberian tugas menulis makalah kepada mahasiswa, apalagi dengan berkelompok, sepertinya harus dipikir ulang oleh dosen. Berdasarkan penelusuran saya di beberapa...

Read more
Kuliah Pakar, Kajian al-Qur’an dan Neurosains
Kuliah Terbuka

Kuliah Pakar, Kajian al-Qur’an dan Neurosains

by Kampus Desa Indonesia
September 22, 2022
0
224

Kampusdesa.or.id – Senin (1/8) telah hadir dilaksanakan Kuliah Pakar: Kajian Al-Qur’an dan Neurosains. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Universitas Al-Azhar Indonesia...

Read more
Perdamaian pun Bisa Dimulai dari Perempuan Muda
Uncategorized

Perdamaian pun Bisa Dimulai dari Perempuan Muda

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
308

Apa jadinya jikalau perempuan angkat tangan dan kaki menjadi agen perdamaian untuk mencegah lahirnya generasi teroris dan radikal? Ya, tentu...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In