• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

Panta Rhei Kai Uden Menei, Sebuah Pandangan Hidup

Nurani Soyomukti by Nurani Soyomukti
March 25, 2022
in Opini
199 2
0
Panta Rhei Kai Uden Menei, Sebuah Pandangan Hidup
Share on FacebookShare on Twitter

Kita adalah bagian tak terpisahkan, sejak awal dan akhir, dari alam raya. Semua bagian-bagian dari alam terus berhubungan dan menghasilkan gerak. Semuanya akan berubah. Suatu hal yang berupa kesatuan, adakalanya sementara. Ia juga akan tiba pada situasi keterpisahan, kerusakan, penyusutan, penguapan. 

Kampusdesa.or.id — Percayalah bahwa hidup ini adalah kontradiksi. Di dalamnya ada pertentangan-pertentangan dan kita berada di sana. Hidup terdiri dari fakta material, dan materi adalah hal yang nyata. Materi terdiri dari materi-materi yang lebih kecil dan pada bagian-bagian ini bisa saling ingin bersatu dan bahkan juga saling bertentangan. Materi akan terus berubah. Dan perubahan dan gerak materi tak selalu tergantung pada keinginan kita dan harapan kita.

Di antara materi-materi itu ada yang bergerak dan punya kemauan, punya pikiran. Dialah manusia. Dialah kita. Tapi kita, sebagai entitas tubuh dengan pikiran dan perasaan kita, juga berada dalam kekuasaan dialektika material: Tubuh kita sebagai materi organis dan lingkungan alam kita.

Alam selalu mengandung kontradiksi. Lapar, misalnya. Lapar adalah dialektika alam, dialektika material tubuh kita yang merupakan bagian kecil sekali dari alam raya. Sebenarnya bisa saja pikiran kita muncul keinginan dan imajinasi, misalnya kalau bisa makan itu mbok sebulan sekali saja atau setahu sekali saja. Sebab urusan cari makan ternyata cukup menyibukkan. Bukan hanya urusan mengisi makanan untuk perut kita sendiri, mungkin juga keluarga kita. Istri kita. Anak kita. Mungkin juga ibu dan bapak kita, atau siapapun mereka yang berada dalam tanggungan kita.

Nyatanya kontradiksi alam, rasa lapar, tidak bisa kita kendalikan. Tiap pagi tampaknya kita mesti sarapan.  Disambung siang, dan mungkin juga sore, atau malam bahkan. Lapar ini adalah kontradiksi. Dan karena kontradiksi inilah kita bergerak. Kita berpikir. Tanpa kontradiksi tak akan ada gerak.  Hukum besi  materi adalah Gerak sebab tiap materi terdiri dari materi-materi yang lebih kecil yang saling berhubungan dan berkaitan: upaya ke arah penyatuan atau pertentangan. 

“Panta Rhei Kai Uden Menei”, kata Herakleitos. Artinya: Semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap.”

Menurut Herakleitos, seorang Filsuf Yunani, tidak ada satu pun hal di dunia  ini yang bersifat tetap atau permanen. Segalanya  sebenarnya  berada di dalam proses menjadi. “PANTA RHEI KAI UDEN MENEI”, kata Herakleitos. Artinya: Semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap. 

Hukum alam yang ada adalah CHAOS dan ORDER. Keteraturan dan Ketidakteraturan (chaos) adalah bagian dari alam yang bisa kita lihat sekilas. Kita terus melihat alam bergerak. Tanah panas dalam bumi tepat di bawah gunung berapi terus bergemuruh. Gelombang akan terus pasang dan surut. Manusia akan terus bergerak, salah satu hal utama yang mendorongnya adalah karena punya kebutuhan dan keinginan—yang asalnya dari dalam dirinya. Pulau muncul, dan pulau hilang, dalam sejarah perjalanan bumi yang panjang.

Dalam sebuah situasi sepertinya kita melihat sebuah tatanan (order) atau bentukan suatu gabungan materi (bentuk, warna, ukuran, bau, dan lain lain) yang membentuk suatu keindahan. Lihatlah suatu Pantai yang indah, ia dibentuk oleh unsur-unsur materi yang di dalamnya—pada  bagian-bagiannya yang membentuk kesatuan—yang menyuguhkan pada kita suatu tatanan keindahan.

“Suatu hal yang berupa kesatuan, adakalanya sementara. Ia juga akan tiba pada situasi keterpisahan, kerusakan, penyusutan, penguapan.”

Lihatlah seorang perempuan cantik. Bagian tubuhnya terdiri dari unsur-unsur ukuran, bentuk, warna, bau. Suatu kesatuan material yang bisa kita identifikasi satu per satu bagiannya, tapi jarang kita melakukannya. Kita hanya disuguhkan suatu kesatuan, seorang yang nampak indah dari jarak dan sudut pandang tertentu. Kita ingin merengkuhnya dan bahkan muncul hasrat penyatuan dengannya. Suatu hal yang berupa kesatuan, adakalanya sementara. Ia juga akan tiba pada situasi keterpisahan, kerusakan, penyusutan,  penguapan. 

Bagian-bagian tubuh akan rusak, menguap, tersedot ke bagian alam yang lain. Manusia semakin berumur akan mati. Bagian tubuhnya tak akan lenyap, ia akan tersedot ke alam sekitarnya. Fisiknya menyatu dengan tanah. Menjadi bagian dari alam semesta. Tidak ada yang kurang dan tambah dari MASSA alam semesta. Sejak awal, sebelum lahir dan setelah tak bernyata dan disatukan dengan alam dengan dikubur dalam tanah, MASSA materi tubuhnya tak akan merubah dan mengurangi MASSA alam raya. 

Kita adalah bagian tak terpisahkan, sejak awal dan akhir, dari alam raya. Semua bagian-bagian dari alam terus berhubungan dan menghasilkan gerak. Semuanya akan berubah. Sebelum saya lahir, alam raya baik-baik saja, akan menunjukkan wujud dari bagian-bagiannya dan dalam kesatuannya,  yang sesuai hukum gerak dan dialektika. Setelah nanti kita mati, alam juga akan terus bergerak dan berubah sesuai dialektikanya.

Apa kita pikir, sebelum dulu ada manusia, alam tidak baik-baik saja dan berjalan sesuai hukumnya sendiri? Dan apakah nanti setelah kita mati dan  katakanlah terjadi bencana besar lalu semua manusia mati, lantas alam akan ikut hilang? 

Tidak! Alam bergerak oleh dirinya sendiri. Tanpa intervensi pikiran, perasaan, dan harapan kita, Alam bergerak terus. Manusia ada dan tidak ada, tetaplah alam bisa ada. Karena kita ini bagian organis dari alam. Sebelum ada manusia atau setelah musnahnya manusia, MASSA alam tak akan bertambah dan berkurang! Hukum kekekalan massa!

“Kita adalah manusia yang membangun makna, terhadap diri kita dan terhadap alam.”

Saat manusia hidup, boleh saja kita menciptakan harapan-harapan pasca-kematian. Tetapi alam tetaplah alam yang bahkan tak bisa diintervensi oleh pandangan subjektif manusia. Sebab materi (kenyataan) tidak tergantung pada Ide. Tentu selama kita hidup, kita bisa membangun makna tentang kehidupan, tentang hubungan-hubungan antara kita. Kita adalah manusia yang membangun makna, terhadap diri kita dan terhadap alam. Justru di situlah beda manusia dengan makhluk organis lainnya: Kita bisa berimajinasi dan membangun harapan! Bahkan harapan yang melampaui kenyataan itu sendiri!

Saya dan anda adalah makhluk spiritual, yang menemukan semangat hidup dengan membangun makna kehidupan. Untuk menjembatani keterbatasan kita di hadapan alam raya semesta.  Semangat menjalani hari. Selamat terus bergerak! Jangan putus asa. Hidup ini menyenangkan. Ada keteraturan, ada ketidakteraturan. Ada pikiran dan imajinasi kita untuk memaknainya. Salam sejahtera untuk kita semua!

Editor: Haniffa Iffa

Tags: Herakleitoskampus desakampus desa indonesiakontradiksiPanta Rhei Kai Uden Menei
Previous Post

ISTRI “NGLUNJAK” KARENA SUDAH MANDIRI FINANSIAL?

Next Post

Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut

Nurani Soyomukti

Nurani Soyomukti

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more
Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut
Lifestyle

Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
204

SOBAT! YUK FLASHBACK SEJENAK KE GELARAN OLIMPIADE OLAHRAGA DUNIA TAHUN 2020. PADA MOMENT ITU TOKYO MENJADI TUAN RUMAH YANG MENYELENGGARAKAN...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In