Nyamannya Menunda Pekerjaan Membuat Kecemasan Meningkat

326
SHARES
2.5k
VIEWS

Menunda pekerjaan saat di awal-awal, kita memang belum dihantam oleh kekacauan, bahkan kerugian. Saat semakin mendekati waktu berakhir, gejolak stress menyelimuti kita. Semakin dekat semakin galau. Tekanan tersebut bisa meningkatkan hormon kecemasan. Nah, menunda pekerjaan akan mudah membuat kecemasan meningkat.

Tidak ada yang paling sulit dari pekerjaan selain kita mencoba untuk memulainya. Ini yang mejadi tantangan berat bagi semua orang. Tentunya yang sedang ingin meraih impiannya. Memang banyak jalan yang dapat kita tempuh untuk mendapatkannya, namun hal yang paling utama adalah berangkat dari diri sendiri.

RelatedPosts

Diri harus kita persiapkan sedemikian rupa agar nantinya tetap kokoh meskipun bisikan lembut menyerang. yaitu kata “Malas” yang menjadi problematika yang paling utama yang perlu diberatas. Sering kita mengatakan “nanti saja, besok saja, atau semacamnya, yang membuat kita semakin merasa cemas dan gelagapan ketika tiba waktunya pekerjaan harus dikumpulkan.

Biasa menunda juga merupakan salah satu faktor yang paling menghambat ketercapaian yang akan kita wujudkan. Kebanyakan orang meremehkan hal-hal kecil yang pada akhirnya dapat menghancurkan waktu mereka sendiri. Sibuk dengan rancangan pencapaian yang besar namun melupakan hal kecil yang perlu mereka dahulukan. Lalu bagaimana orang akan dapat membuat perubahan besar jika hal kecil tak mereka hiraukan? Seperti halnya menunda melakukan sesuatu.

Hanya satu kata “menunda” yang memunculkan cabang-cabang kemunduran dalam diri. dalam ilmu psikologi biasa kita kenal dengan prokrastinasi (procrastination). Pro yang berarti maju dan crastinus yang memiliki makna keputusan hari esok. Prokrastinasi diartikan sebagai menunda-menunda atau menanggguhkan sampai hari berikutnya.

Baca juga : Sekali Menunda, Anda Akan Mundur Satu Langkah

Ada perilaku ini dalam diri masing-masing orang, namun orang yang berhasil melangkah keluar dari penjara prokratinasi juga tidak banyak. Banyak hal yang membuat mereka mempertahankan sikap nyaman ini. Salah satunya karena pemikiran mereka yang dapat menyelesaikan dalam waktu singkat, lebih memilih bersantai-santai sebelum berfikir keras menyelesaikannya. Ketika terlena dengan santai akhirnya harus terpaksa menyelesaikan banyak pekerjaan dalam satu waktu.

Menunda satu pekerjaan ringan adalah awal dari tumpukan pekerjaan yang biasa kita keluhkan berat.

Karena kita sering menangguhkan pekerjaan sebelumnya, kalau orang yang terbiasa dengan padatnya aktivitas akan menjadi hal yang baik-baik saja, namun jika hal ini ternyata tidak terselesaikan menjadi efek buruk pada diri sendiri. Terutama memperburuk psikis kita, perasaan tidak tenang dan kelelahan yang semakin menumpuk. Menunda satu pekerjaan ringan adalah awal dari tumpukan pekerjaan yang biasa kita keluhkan berat.

Anak yang sering prokratinasi (prokrastinator) memiliki ciri-ciri tersendiri. Prokrastinator sebenarnya telah menyadari akan sikapnya yang menunda untuk menyelesaikan pekerjaan. Seringnya menunda membuatnya menjadi sulit dalam melakukan hal yang lain sesuai degan batas waktu yang ditentukan. Orang yang biasa menunda akan membentuk manajemen waktu yang buruk. Memerlukan waktu yang lama berbeda dengan waktu pada umumnya dalam mengerjakan pekerjaan maupun kegiatan.

Seorang prokrastinator lebih senang melakukan yang mendatangkan hiburan bagi dirinya dibandingkan hal yang membuatnya pusing. Kecemasan yang tinggi ditimbulkan dari sikap menunda yang terlalu sering

Seorang prokrastinator mempersiapkan diri secara berlebihan dalam hal-hal yang tidak dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan yang pada dasarnya dapat dilakukan dengan segera tanpa berfikir lama. Seorang prokrastinator lebih senang melakukan yang mendatangkan hiburan bagi dirinya dibandingkan hal yang membuatnya pusing. Kecemasan yang tinggi ditimbulkan dari sikap menunda yang terlalu sering. Dampak buruknya, orang akan merasakan kenyamanan yang sesaat namun kepenatan yang lebih mendalam dari menunda-menunda pekerjaan.

Tingkat kecerdasan tidak mempengaruhi perilaku prokrastinasi, namun prokrastinasi lebih dipengaruhi oleh regulasi diri yang kurang baik

Prokrastinasi tidak muncul begitu saja dalam diri namun ada faktor yang mengawalinya. Selain lemahnya motivasi yang dimilikinya yaitu kondisi psikis dan fisik. Kondisi fisik yang lemah adalah pemicu. Apalagi anak yang memiliki semangat belajar yang rendah. Sedangkan dari kondisi psikis, tingkat kecerdasan tidak mempengaruhi perilaku prokrastinasi, namun prokrastinasi lebih dipengaruhi oleh regulasi diri yang kurang baik. Setinggi skor intellegensinya namun tidak memiliki self regulation yang baik juga menyebabkan perilaku ini terus menguasai diri.

Baca juga : Damai dengan Tumpukan Kesibukan

Selain faktor dari dalam juga terdapat faktor luar (eksternal) yang mempengaruhi, misalkan kondisi lingkungan yang tidak kondusif, lingkungan teman yang sama-sama kurang memiliki semangat yang tinggi, dan kurangnya pengawasan dari lingkungan.

Mencoba untuk membuat deadline penyelesaian dari tugas merupakan satu dari jutaan solusi untuk melemahkan perilaku prokrastinasi. Waktu yang menyenangkan dan hiburan memang diperlukan namun jika terlalu terlena dengan kenyamanan bukanlah kondisi yang akan berakhir baik nantinya.

Menjadi peribadi yang bermakna juga perlu diawali dengan kosistensi dan management waktu yang baik, kita selalu diingatkan dengan waktu dimanapun dan dalam kondisi apapun, waktu adalah hal yang paling berharga, bahkan ada yang mengatakan sedetik adalah nyawa. ketika kita dapat memaknai detik demi detik yang kita miliki akan menjadi kerugian yang luar biasa, namun jika kita mulai belajar untuk menata dan memperbaiki itu merupakan bekal pembentuk pribadi yang positif.

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.