• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Indonesia Menulis COVID 19

Moving Class dan Outing Class: Alternatif Efektif Pembelajaran Aman Saat Belajar Bersama COVID-19

Kentar Budhojo by Kentar Budhojo
March 29, 2022
in Indonesia Menulis COVID 19, Kuliah Terbuka, Pendidikan Hari Ini
192 10
0
Moving Class dan Outing Class: Alternatif Efektif Pembelajaran Aman Saat Belajar Bersama COVID-19

High school students wearing N95 face masks sitting at desks in the classroom during maths lesson. In the background female teacher writing on the blackboard.

Share on FacebookShare on Twitter

Belum kunjung meredanya pandemi COVID-19, membuat kita mau tidak mau harus beradaptasi. Kita harus mulai terbiasa hidup berdampingan dengan COVID-19. Tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang aman menjadi kebutuhan yang tak terelakkan saat-saat ini. Moving Class dan Outing Class laik untuk diketengahkan sebagai solusi. Sehingga, meski di tengah Corona, pembelajaran tetap tak kehilangan makna.

Kampus.or.id-Berdasarkan kajian ilmiah, tampaknya kita memang harus hidup berdampingan dengan COVID-19. Mahluk Allah yang satu ini memiliki sifat yang tidak dimiliki saudara-saudaranya di keluarga Virus, bahkan di keluarga kecilnya Virus Corona. Sebenarnya mortalitas akibat serangan ini akan kecil bila tubuh memiliki ketahanan tubuh dan imun yang tinggi. Bahkan, angka kesembuhan juga tinggi, banyak kasus tanpa diobatipun bisa sembuh sendiri bila ketahanan tubuh kita tinggi, baik dilihat dari ketahanan fisik maupun ketahanan kekebalan terhadap virus. Namun, daya sebarnya yang sangat cepat menjadikan serangan ini seperti tsunami yang meluluhlantakkan semua yang dilewati. Baru kali ini ada pageblug yang bisa menyerang 4 juta lebih penduduk dunia dan menyebabkan kematian ratusan ribu dalam jangka waktu hanya 4 bulan lebih beberapa, mulai awal Januari sampai Mei 2020.

Di sisi lain, dalam bidang pendidikan, telah kita alami bersama, bagaimanapun pembelajaran jarak jauh (distance learning) tidak akan bisa menggantikan sepenuhnya pembelajaran tatap muka, khususnya untuk tingkat PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Hal ini diperparah dengan kondisi topografi geografi serta tingkat kemajuan yang beragam sehingga bila kita teruskan hanya belajar dari rumah maka pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif.

Atas dasar itulah maka Pemerintah berencana membuka kembali sekolah konvensional Juli mendatang. Pertanyaannya, sudah siapkah kita?

Kita harus merombak hidup dengan pola kehidupan baru, yang sama sekali berubah dibanding dengan pola kehidupan yang selama ini kita lakukan

Untuk bisa melaksanakan pembelajaran yang aman maka seperti yang diviralkan pemerintah dan ilmuwan, kita harus merombak hidup dengan pola kehidupan baru, yang sama sekali berubah dibanding dengan pola kehidupan yang selama ini kita lakukan, atau lebih dikenal dengan jargon “NEW NORMAL.”

Seperti yang sudah saya paparkan, syarat untuk bisa hidup berdampingan dengan COVID-19, pertama kita harus memiliki kesehatan yang prima. Kedua, kita harus menjaga jarak, dan ketiga kita berperilaku sehat.

Syarat ketiga, yaitu berperilaku sehat saya uraikan dulu karena ini yang paling mudah dilakukan. Menyediakan tempat cuci tangan dan memakai masker bisa dilakukan meski di daerah-daerah sulit air di musim kemarau yang diramalkan lebih kering di tahun 2020 ini menyediakan air cuci tangan di beberapa daerah akan menghadapi kesulitan. Ketentuan yang membolehkan penggunaan dana BOS untuk pengadaan sarana cuci tangan memudahkan sekolah untuk menyediakan sarana kebersihan ini seperti masker dan sarung tangan untuk anak, cairan hand sanitizer, lap bersih dan sabun disinfektan.

Sekolah harus menyiapkan kembali ruang UKS yang memenuhi standar untuk penanganan anak sakit, terutama COVID-19, termasuk juga APD saat melayani anak yang sakit. Gurupun harus dilatih untuk penanganan pertama COVID-19

Sekolah juga harus menyediakan temp-gun, alat untuk mengukur suhu tubuh yang harus dilakukan pada saat penyambutan anak di pagi hari dan kondisi situasional dimana ada anak yang paginya sehat siangnya suhu tubuhnya meningkat. Karena itu, sekolah harus menyiapkan kembali ruang UKS yang memenuhi standar untuk penanganan anak sakit, terutama COVID-19, termasuk juga APD saat melayani anak yang sakit. Gurupun harus dilatih untuk penanganan pertama COVID-19

Masalah menjaga agar anak-anak memiliki kesehatan yang prima ini, selain menyangkut masalah kemampuan ekonomi juga pola kebiasaan makan di keluarga anak. Di Sekolah Garasi, paguyuban wali siswa menyediakan snack sehat dan makan siang anak tidak menjadi masalah karena bisa dikelola secara sehat oleh wali siswa. Namun, untuk sekolah yang membiarkan anak-anak jajan sesukanya, akan kesulitan menyediakan makanan sehat untuk anak. Penyediaan makanan oleh kantin sekolah yang dikelola oleh paguyuban orangtua siswa merupakan jalan keluar yang baik.

Baca Juga:

Merdeka Belajar, Sudah Siapkah Guru Kita?
Belajar Merdeka: Belajar Penuh Makna
Merdeka Belajar: Model BCCT dalam Pengelolaan Sekolah (1)
Merdeka Belajar: Model BCCT dalam Pengelolaan Sekolah (2)

Masalah yang paling berat dalam menyelenggarakan pembelajaran yang aman adalah menjaga jarak fisik antar anak. Dalam pembelajaran konvensional, satu kelas biasanya terdiri dari sekitar 30 an anak dan duduk di kursi dan meja siswa yang tertata rapi dan rapat. Untuk menjaga jarak fisik anak dengan menyediakan ruang kelas baru dalam waktu ini adalah tidak mungkin.

Untuk memenuhi syarat menjaga jarak ini maka pola pembelajaran harus diubah dengan mengatur pola duduk anak. Pertanyaannya, untuk sekolah yang memiliki ruang terbatas bisakah dilakukan?Terutama untuk sekolah-sekolah dengan gedung bertingkat yang membuat space anak sangat terbatas.

Lalu bagaimana cara mengatasinya?

Sekolah Garasi dari dulu sudah menerapkan Merdeka Belajar dengan konsep belajar itu bisa dimana saja dan kapan saja

Insyaallah meski Sekolah Garasi memiliki keterbatasan “ruang kelas” tetapi tidak mengalami kesulitan, karena Sekolah Garasi dari dulu sudah menerapkan Merdeka Belajar dengan konsep belajar itu bisa dimana saja dan kapan saja. Dengan saat ini memiliki 260 lebih siswa tahun ajaran depan, dengan 24 guru dan rombel yang fleksibel, tidak mengalami kesulitan, dengan melakukan kegiatan belajar secara moving class.

Sebagian anak belajar di ruangan dan sebagian di luar ruangan (outing class). Belajar di luar ruangan (outing class) bisa dilakukan di halaman, di bawah pohon, di obyek-obyek belajar di kampung dan lokasi-lokasi di mana anak bisa belajar secara aman dan nyaman. Dengan demikian, jarak antar anak saat pembelajaran bisa diatur sesuai SOP penanganan belajar bersama COVID, minimal jarak antar anak 1,5 – 2 meter.

Masalahnya, kebanyakan dari kita sudah terbiasa menerapkan pembelajaran dengan fixed class, bukan moving class yang anak bisa belajar di mana saja, sulit mengubah pola kebiasaan dengan merdeka belajar di mana saja. Inilah tantangan kita yang terberat di dunia pendidikan kita. Bila intensitas dan potensi serangan COVID-19 seperti saat ini, maka pembelajaran fixed class dengan tempat duduk yang rapat dan mengabaikan jaga jarak fisik, maka akan terjadi outbreak serangan COVID-19 di sekolah-sekolah kita.

Akahkah kita korbankan anak-anak kita? Mari, mumpung sekolah belum masuk, kita rancang pembelajaran yang aman, nyaman, dan efektif untuk anak-anak kita.

Tags: COVID-19distence learningmetode pembelajaranmoving classouting classPandemi
Previous Post

Moving Class dan Outing Class: Alternatif Efektif Pembelajaran Aman Saat Belajar Bersama COVID-19

Next Post

Tradisi Unik di Sepertiga Ramadhan

Kentar Budhojo

Kentar Budhojo

RelatedPosts

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang
Kearifan Lokal

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

by Mohammad Mahpur
March 8, 2023
0
230

Kampusdesa.or.id--Kebutuhan mengkaji Islam untuk menguatkan pemahaman lintas agama pada studi Islamologi menghubungkan Balewiyata dengan Pesantren Ainul Yakin Unisma Malang. Tak...

Read more
Sumber photo: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/aparat-polsek-citeureup-mengamankan-bakso-daging-babi-_150201220228-436.jpg
Kuliah Desa

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

by Redaksi
February 15, 2023
0
335

Kampusdesa.or.id--Borax itu adalah garam bleng atau juga cetitet dalam dunia industri. Boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik...

Read more
Mengenal Lebih Dekat Teman Tuli
Kuliah Terbuka

Mengenal Lebih Dekat Teman Tuli

by Siti Fatimah
November 25, 2022
0
103

Kampusdesa.or.id-- Kata tuna umum dipakai untuk menunjukkan keadaan disabilitas atau difabel seseorang. Orang yang tidak bisa melihat disebut tuna netra,...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (146) Wacana (1) World (1)

Recent News

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023
Sumber photo: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/aparat-polsek-citeureup-mengamankan-bakso-daging-babi-_150201220228-436.jpg

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

February 15, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In