Merawat Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga di Tengah Pandemi

325
SHARES
2.5k
VIEWS

Masa Pandemi Covid-19 hingga transisi New Normal membawa perubahan pada dinamika rumah tangga. Ibu rumah tangga memiliki tanggung jawab yang melimpah dalam urusan domestik. Ketidak pastian ekonomi dan masalah sosial akibat pandemi turut menggerus daya tahan ibu dalam menjalankan tugasnya. Pemahaman mendalam dan strategi untuk mengamankan kesehatan mental ibu rumah tangga sangat penting dilakukan, sebab ibu adalah tiang negara.

Kampusdesa.or.id- Filosofi “ Ibu adalah tiang negara “ perlu dijadikan dasar untuk terus memenuhi hak hak seorang wanita. Ketika suami hampir roboh tertimpa masalah, maka sosok istrilah yang menyokongnya dengan kuat. Ketika anak dalam masa golden age, seorang ibu lah yang menjadi madrasah pertamanya. Ibu adalah sosok multitasking yang paling ikhlas dalam keluarga. Pertanyaannya sudahkah kita ringan tangan membantunya? terlebih dalam kondisi yang tidak pasti seperti saat ini?

RelatedPosts

Komnas Perempuan merilis kajian Dinamika Rumah Tangga selama Covid-19 (Juni,2020) Dalam kajian tersebut menemukan fakta bahwa beban rumah tangga selama pandemi meningkat secara signifikan, tugas ibu dalam urusan domestik dua kali lipat lebih banyak daripada tugas seorang ayah. Keharmonisan hubungan suami istri juga mengalami ketegangan selama pandemi, hal tersebut dipicu oleh faktor sulitnya ekonomi dan kecemasan akan situasi yang tidak pasti.

Kekerasan psikologis menjadi warna paling terang dialami oleh ibu rumah tangga di masa pandemi. Dari 69% laporan kasus KDRT, paling banyak adalah kasus kekerasan psikis terhadap istri. Kekerasan psikologis merupakan intimidasi atau sebuah tekanan yang dapat mempengaruhi mental seseorang berupa cacian, ancaman sehingga memunculkan rasa takut dan penghargaan diri yang rendah dalam diri individu.

Kekerasan psikologis merupakan intimidasi atau sebuah tekanan yang dapat mempengaruhi mental seseorang berupa cacian, ancaman sehingga memunculkan rasa takut dan penghargaan diri yang rendah dalam diri individu.

Individu yang memiliki peran atau tugas yang banyak memiliki tingkat stress yang tinggi, hal itu dapat diproyeksikan dengan tugas 24 jam non stop seorang ibu rumah tangga. Ketidak mampuan ibu rumah tangga dalam menghadapi suatu masalah juga menjadi beban mental yang memicu stress. Selain itu, streotipe yang ada dalam masyarakat dimana ibu rumah tangga dianggap sebagai pekerjaan yang tidak prospektif tidak menghasilkan uang sehingga minim penghargaan dari berbagi pihak turut menjadi stressor bagi kaum hawa.

Baca Juga:

Bahaya Daring Tanpa Jeda, Digital Detok di Tengah Pandemi Covid-19 Sangat Dianjurkan.

Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

Pekerjaan ibu rumah tangga paling banyak dilakukan di dalam rumah, hal ini akan membuat mereka terisolasi dengan stresor stresor yang ada. Seperti menonton film kuno yang diputar berkali kali, jenuh!

Dalam kamus psikologi stress adalah kondisi individu ketika mendapat tekanan psikis dan fisik, sementara stresor adalah segala sesuatu yang menghasilkan tekanan fisik ataupun psikologis.

Dampaknya dapat bervariatif, sangat mungkin anak akan dibimbing dengan cara kekerasan sehingga tertanam perilaku agresif. Sepuluh tahun kemudian, anak akan memperlakukan orang sekitar persis seperti yang dulu ibu mereka lakukan, yaitu perilaku kekerasan terhadap pasangan atau kepada keturunanya.

Terdapat juga gangguan lain selain stress yaitu “ maternal depression “ karakteristik mental seorang ibu yang kurang kehangatan, tegang serta kaku dalam berinteraksi dengan anak. Buruknya, ibu yang mengalami depresi akan selalu memandang negatif seluruh perilaku anak, anak menjadi tidak berkembang dan sulit beradaptasi. Bagi wanita yang mengalami depresi, mereka akan merasa tidak berdaya sehingga sangat bergantung kepada suami. Bahkan dalam keadaan paling buruk seorang ibu akan terbesit dalam benaknya untuk melakukan tindakan bunuh diri.

Pandemi Covid-19 merupakan stressor yang berat karena seluruh pekerjaan seperti program work from home, study from home, stay at home  terjadi di dalam rumah dimana hal itu adalah lingkup tanggung jawab domestik seorang ibu. Maka perlu adanya perubahan dalam manajemen rumah tangga selama Pandemi hingga masa normal kelak. Berikut hal hal yang dapat dilakuan oleh Ibu, suami  dan anggota keluarga untuk meringankan beban ibu di kala pandemi, antara lain:

Menjadi Bapak Rumah Tangga

Tips ini khusus untuk kaum Adam, tren menjadi bapak rumah tangga sedang terjadi di jerman, tidak ada salahnya dan memang inilah hal yang benar untuk dilakukan. Ditengah pandemi sudah sepatutnya suami mendukung istri dengan meringkankan bebannya dalam urusan domestik. Dari urusan mengurus anak hingga mencuci pakaian, kalau perlu urusan dapur sosok ayah sangat diperbolehkan untuk ambil bagian.

Praktik Mindfulness

Ibu rumah tangga dapat berlatih untuk melakukan praktik mindfulness. Metode ini membawa diri pada kesadaran penuh dalam melakukan aktivitas. Mindfulness tidak memerlukan waktu khusus, cukup dengan melakukan aktivitas dengan tenang, merasakan langkah demi langkah rutinitas dengan pemaknaan kesadaraan. Ketika ibu rumah tangga berada pasa kesadaran, ia akan mudah berfikir jernih dan mampu menangkal stressor jahat.

Me Time

Ibu rumah tangga perlu meluangkan waktu untuk kebahagiaan diri sendiri. Istirahat sejenak untuk melepas lelah dari rutinitas. Hal itu dapat difungsikan sebagai reward untuk  karena telah berhasil berjuang mencukupi kebutuhan domestik keluarga. Me time bisa dilakukan dengan bertemu teman, menyalurkan hobi atau mengisi waktu dengan olahraga.

Hadiah

Suami jangan ragu untuk memberikan hadiah untuk istri. Mereka layak mendapat hadiah setelah berlelah lelah mengasuh anak dan mengurus seisi rumah. Selain rasa cinta suami istri akan bersemi kembali, hal tersebut merupakan support sistem yang dapat meredakan stress ibu rumah tangga sebab kinerjanya telah dihargai dan mendapat perhatian dari orang terdekat. Hadiah adalah metode paling ringan untuk mencairkan dan mempererat hubungan emosional.

Manajemen keuangan

Kebutuhan finansial adalah masalah vital dimasa pandemi. Suami dan istri perlu berkomunikasi yang baik dalam mengatur keuangan. Disaat pendapat menurun secara nasional maka perlu ada alternatif lain untuk menguatkan income. Dalam kondisi terburuk (semoga saja tidak ) jika income tidak kunjung membaik, namun dengan melakukan keterbukaan dan komunikasi yang harmonis, masih ada kelekatan yang mampu menurunkan potensi konflik rumah tangga.

Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk merawat kesehatan mental ibu di tengah pandemi. Namun, berapapun banyaknya metode jika kita tidak mau dan tidak peduli untuk melakukannya maka kita termasuk stressor bagi ibu rumah tangga.

Teruntuk para ayah, apa alasan anda untuk tidak menaikkan kepedulian kepada istri yang kini telah menjadi ibu dari anak anakmu di tengah pandemi? Kemanakah puisi manismu sebelum berumah tangga dengannya. Kata kata romantismu pun dapat menjadi obat penyemangat untuknya. Temui ia sekarang, dekaplah dan bisikkan “ Matahari adalah kado musim panas. Bunga adalah kado musim semi. Dan kamu adalah kado terindah hidupku “

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.