• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Indonesia Menulis COVID 19

Merajut Asa Di Tanah Cendrawasih (Part 1)

Maulana Arif Muhibbin by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
in Indonesia Menulis COVID 19, Pendidikan Hari Ini
192 12
0
Merajut Asa Di Tanah Cendrawasih (Part 1)
Share on FacebookShare on Twitter

Semula, aku tidak terlalu yakin masih ada manusia berhati malaikat seperti sosok pahlawan yang satu ini. Niatnya yang mulia tentu tidak berjalan mulus. Jauh dari keluarga, beradaptasi dengan tempat yang tidak pernah dijajaki sebelumnya hingga merasakan pahit manis di tempat pengabdian merupakan konsekuensi yang harus diterima oleh Wahidudin, manusia berhati malaikat yang berasal dari Makassar.

KampusDesa–Di tengah terjalnya persaingan karir dikalangan pemuda, sang pahlawan ini rela mengabdikan diri di daerah Indonesia Timur. Postur tubuh rampingnya tidak menyurutkan semangatnya untuk menjadi guru di sebuah sekolah rintisan, yakni SD Inpres Memes, Distrik Venaha, Kab Mappi, Provinsi Papua. Sosok itu bernama Wahidudin, seorang pahlawan asal Makassar. Sudah setahun ini Wahidudin menjalani rutinitasnya sebagai tenaga pengajar di tanah Cendrawasih. Baginya, menjadi guru di daerah terpencil haruslah bermental baja, karena ia harus beradaptasi dengan keadaan lingkungan yang mirip di era 60-an saat Pak Soeharto pertama kali menjadi presiden.

“Saya tinggal di sana serasa hidup di zaman Soeharto pada periode pertamanya, karena tidak ada sinyal, tidak ada listrik, jadi kita hanya menggunakan pelita ketika malam.” Cerita Wahidudin ditemani dengan tawa renyahnya.

Apa yang diungkapan Wahidudin tidaklah berlebihan, sebab Distrik Venaha merupakan kampung terakhir di Kabupaten Mappi, Provinsi Papua. Jalan ber-aspal, lampu-lampu desa, kendaraan bermotor, bahkan minimarket yang sederhana pun tidak akan ditemui. Sebenarnya kampung tersebut memilik diesel yang bisa digunakan untuk bahan penerang. Akan tetapi hal itu hanya bisa beroperasi jika kucuran dana desa untuk kampung telah cair, itu pun listrik hanya berdurasi dari pukul 06.00 hingga pukul 10.00 WIT.

Minimnya sarana dan prasana juga dirasakan tenaga pengajar di daerah. Perjuangan yang berat dan beresiko merupakan tugas tambahan yang wajib dihadapi oleh para pahlawan tanda jasa di sana.

“ Guru-guru siap-siap saja jalan kaki ke sana, karena di sana kita tidak punya kendaraan, akses dari kota ke kampung itu hanya bisa dilalui menggunakan ketinting (perahu motor) karena yang ada hanya  jalur sungai, dan lokasi saya dengan sekolah itu bisa sampai 8 hingga 10 jam. ” Ungkapnya saat berbagi cerita kepada saya di Pare, Kediri (28/1/19).

Penduduk Distrik Venaha dikenal sangat ramah terhadap guru dan orang pendatang, itulah mengapa dalam keadaan yang serba terbatas Wahidudin mudah dalam menata hati, Ia dan kawan-kawan guru lainnya merasa nyaman dan  akrab berinteraksi dengan penduduk setempat.

Untuk memenuhi sandang pangan, warga Distrik Venaha masih sangat bergantung dengan alam. Tidak ada pasar di kampung, mereka mencari bahan sagu ke dalam hutan, menangkap ikan dan berburu, begitulah cara mereka bertahan hidup. Tidak jarang Wahidudin menerima sagu serta ikan segar dari wali murid anak didiknya. Maklum, sagu adalah makanan pokok warga setempat. Penduduk Distrik Venaha dikenal sangat ramah terhadap guru dan orang pendatang, itulah mengapa dalam keadaan yang serba terbatas Wahidudin mudah dalam menata hati, Ia dan kawan-kawan guru lainnya merasa nyaman dan  akrab berinteraksi dengan penduduk setempat.

Lain ladang lain belalang, tetap saja Wahidudin merindukan suasana yang familiar dengan tempat tinggal kelahirannya. Ia dan keempat anggota team-nya berkesempatan sebulan sekali pergi ke kota terdekat untuk menyetok kebutuhan mereka. Beras merupakan sembako yang mereka cukup-cukupkan atau dalam bahasa jawa di eman-eman. Layanan internet masih belum mampu menembus sudut-sudut ranting dibalik hijaunya alam Merauke. Sekali dalam 30 hari itulah Wahidudin bisa mengaktifkan kembali smartphone miliknya, berbagi kabar dengan keluarga dan kerabatnya. Meskipun berita yang ia dapat selalu out of date setidaknya ia tetap terhubung sebagai bagian dari warga Negara Republik Indonesia.

Hanya ada satu sekolah dasar di kampung Venaha, sedangkan untuk sekolah lanjutan hanya ada di salah satu kampung terdekat dan sisanya berada di kota.

Menurut Wahidudin, penghasilan orangtua siswa tidak bisa diprediksi. Mereka mendapatkan upah ketika ada proyek yang diselenggrakan oleh kampung melalui pembiayaan dana-dana desa. Ketika proyek sepi, maka sagu dan hasil bumi yang mereka kirimkan untuk anak-anak yang melanjutkan sekolah SMP atau SMA di kampung terdekat. Mau tidak mau murid-murid harus pandai pandai bercocok tanam di lahan sekitar. Perlu diketahui, hanya ada satu sekolah dasar di kampung Venaha, sedangkan untuk sekolah lanjutan hanya ada di salah satu kampung terdekat dan sisanya berada di kota.

“Jadi karena tidak selamanya sagu itu ada, kiriman itu ada, jadi pintar-pintarlah bercocok tanam di kota, entah pisang atau jadi kuli di pasar.” Imbuh pria berkulit sawo matang ini.

Kepala Sekolah SD Inpres Memes kebetulan bertempat tinggal di kota. Kadangkala dengan sukarela beliau menyampaikan titipan uang dari wali murid untuk anak-anaknya yang melanjutkan sekolah di kota. Bagaimanapun, hanya surat kertas serta kiriman hasil bumi yang sanggup menyampaikan pesan rindu antara mereka.

Program guru penggerak daerah terpencil diinisiasi oleh FISIPOL PPKK UGM bekerjasama dengan pemerintah Provinsi Papua, Wahidudin termasuk dari sekitar 200 guru berbakat yang bertugas di sana. Melalui apa yang dirasakan muwahidin dan rekan rekannya di wilayah Pedalaman Distrik Venaha, Papua. Kita semakin tahu bahwa ghirah (semangat) untuk mencerdaskan putra-putri bangsa memerlukan ikhtiar yang lebih kuat. (bersambung ke part 2) >>>

Editor : Faatihatul Ghaybiyyah

Tags: fasilitas pendidikanguruguru bantuGuru Honorerkampus desa indonesiamimpipapuapelosok negeripendidikan indonesiaPengabdian MasyarakatPraktek Kerja lapangansumber daya manusia
Previous Post

Melestarikan Permainan Tradisional Melalui Gerakan Inspirasi

Next Post

Virginia, Aku Mencintaimu seperti Aku Mencintai Regina dan Zakiyah

Maulana Arif Muhibbin

Maulana Arif Muhibbin

RelatedPosts

6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak
Pendidikan Hari Ini

6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

by Siti Fatimah
March 28, 2022
0
239

6 jenis konsentrasi mempunyai pengaruhnya masing-masing bagi keberhasilan belajar anak. Apa saja dan bagaimana pengaruh dari setiap konsentrasi? Kampusdesa.or.id --...

Read more
Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar
Opini

Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

by Mohammad Mahpur
March 27, 2022
0
221

Hari guru pada 25 November ini mengingatkan saya tentang merdeka belajar. Saat banyak orang, bahkan siswa bisa mengembangkan diri tanpa...

Read more
Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?
Opini

Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

by Sigit Priatmoko
March 25, 2022
0
239

Media sosial hari ini telah menjadi realitas yang sulit dipisahkan dari keseharian peserta didik kita. Hampir setiap saat mereka ditemani...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In