• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

Menyikapi Suka Duka Merawat Orangtua

Siti Fatimah by Siti Fatimah
March 28, 2022
in Opini, Psikologi Hari Ini
261 14
0
Menyikapi Suka Duka Merawat Orangtua
Share on FacebookShare on Twitter

Di antara permasalahan sosial yang kerap membuat miris hati adalah nasib memprihatinkan para lansia. Alih-alih menikmati masa tua, banyak lansia yang hidupnya justru terlunta-lunta. Anak-anak yang mereka besarkan tak lagi mempedulikan. Sungguhpun secara norma maupun dalam syariat agama merawat mereka merupakan kewajiban anak. Nyatanya, masih banyak anak yang menelantarkan orangtuanya. Mengapa blessing in disguise ini terabaikan begitu saja?

kampusdesa.or.id—Perawatan orangtua di berbagai negara mempunyai perbedaan satu sama lain. Di belahan bumi Eropa misalnya, pemerintah bertanggung jawab terhadap perawatan orangtua pasca produktif. Pemerintah, di bawah badan sosial yang mengurus para orangtua sebagai bentuk penghargaan terhadap jasa-jasa mereka semasa masih produktif.

Selain itu pengaruh culture atau budaya membuat orangtua di negara-negara tersebut merasa malu untuk ngenger  (tinggal bersama anak dan menjadi tanggungannya). Maka tidak lazim kita temui ada orangtua yang dirawat anaknya. Biasanya para orangtua tinggal di rumahnya sendiri, di bawah pengawasan badan sosial atau tinggal di panti-panti yang khusus merawat orang-orang yang sudah sepuh atau lanjut usia (panti jompo).

“Dalam agama Islam berbuat baik kepada orang tua tingkatannya setelah beriman kepada Allah”

Berbeda dengan negara-negara Eropa, di Asia dan negara-negara Amerika Latin perawatan orangtua menjadi tanggung jawab anak-anaknya. Anak-anaklah yang sepenuhnya merawat dan membiayai perawatan orangtua. Anak adalah tumpuan harapan orang tua yang akan merawat ketika mereka berusia lanjut. Kewajiban ini juga diperkuat dengan aturan agama yang membebankan perawatan orangtua kepada anak. Bahkan dalam agama Islam berbuat baik kepada orangtua tingkatannya setelah beriman kepada Allah. Perilaku anak dan kata-kata yang tidak boleh diucapkan demi menjaga perasaan orang tua diatur sedemikian rupa. Tidak heran bila kemudian muncul cerita-cerita tentang akibat tidak berbakti kepada orang tua seperti “Malin Kundang”, “Atu Belah” dan sejenisnya. Hal ini dimaksudkan untuk menyiapkan mental anak dalam berperilaku yang sepatutnya terhadap orang tuanya.

Meski dalam aturan agama Islam perawatan orang tua itu menjadi tanggung jawab anak pertama laki-laki, tapi di masyarakat Jawa perawatan orang tua justru lebih banyak diambil alih oleh anak terakhir perempuan. Anak perempuan dianggap lebih sabar dan telaten merawat orang tua sehingga biasanya orang tua lebih nyaman bila dirawat anak perempuannya.

“Seringkali kritikan pedas dialamatkan kepada si anak dalam hal perawatan hingga menjadi ujian mental tersendiri baginya”

Di sisi lain, merawat orang tua bukanlah pekerjaan mudah. Butuh kesabaran ekstra, mengalokasikan waktu, dan biaya. Mengapa dikatakan kesabaran ekstra? Karena seiring bertambahnya usia, fungsi-fungsi tubuh manusia semakin berkurang kemampuannya sehingga mengganggu keleluasaan dalam beraktifitas maupun berfikir akibat penurunan daya kerja otak. Belum lagi bila disertai dengan gangguan penyakit semisal diabet, stroke, pikun dan lain-lain. Tentu perawatan semakin sulit karena membutuhkan biaya untuk pengobatan dan butuh waktu lebih untuk merawatnya.

Bukan hanya itu, seringkali kritikan pedas dialamatkan kepada si anak dalam hal perawatan hingga menjadi ujian mental tersendiri baginya. Alih-alih memberikan dukungan, seringkali komentar yang muncul justru lebih banyak cacian daripada pujian. Hal ini sering membuat si anak menjadi down.

”Seorang ibu bisa merawat sepuluh anak tapi sepuluh anak belum tentu bisa merawat seorang ibu”

Ketika anak merasa down, tak jarang mereka menyerah. Ditambah lagi dengan sikap orangtua yang kembali seperti anak-anak, sulit diatur dan cenderung semaunya sendiri. Meski tidak semua orang tua begitu. Umumnya orangtua lebih suka tinggal di rumahnya sendiri dibanding tinggal di rumah anaknya, bagaimanapun keadaan rumahnya. Hal ini tentu menyulitkan anak dalam merawat orangtuanya sebab anak juga punya tanggung jawab terhadap keluarga dan pekerjaannya. Itulah mengapa sering menjadi sebab  saling iri antar anak dalam merawat orangtuanya. Maka yang terjadi kemudian orang tua seperti terabaikan, tidak terurus dengan baik. Tidak heran bila ada pepatah ”seorang ibu bisa merawat sepuluh anak tapi sepuluh anak belum tentu bisa merawat seorang ibu”.

“Tanggung jawab ini tidak hanya menyangkut pembiayaan, tapi juga perhatian dan kasih sayang. Jangan sampai anak yang secara materi berlebih hanya mengirimkan uang tanpa turun tangan merawatnya”

Melihat fenomena di atas, sudah sepatutnya ada kerja sama dan komunikasi yang bagus diantara anak. Perawatan orang  tua semestinya menjadi tanggung jawab semua anaknya. Tanggung jawab ini tidak hanya menyangkut pembiayaan, tapi juga perhatian dan kasih sayang. Jangan sampai anak yang secara materi berlebih hanya mengirimkan uang tanpa turun tangan merawatnya. Diperlukan pembagian tugas yang adil sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing anak. Komunikasi yang efektif antar anak sangat diperlukan sehingga terjalin kerjasama yang baik.

Lalu bagaimana dengan peran serta orang-orang di sekitarnya? Hindari “nyinyir”. Kunjungi mereka, hiburlah dengan kata-kata yang menyejukan agar kesabarannya meningkat. Bila perlu bantulah sesuai kemampuan. Bantuan tidak harus berupa materi. Bisa juga dalam bentuk perhatian, seperti mendengarkan keluh kesah orang tua, mengingatkan apa-apa yang perlu dilakukan si anak semisal kapan harus ke Posyandu lansia, memberikan trik-trik khusus menghadapi masalah perawatan dan lain sebagainya.

Satu hal yang perlu diingat, jangan terlalu responsif terhadap keluhan-keluhan orang tua. Cukup dengarkan saja. Karena umumnya yang dikeluhkan adalah hal-hal yang berkaitan dengan perawatan yang dilakukan anaknya, atau kadang orang tua menginginkan perhatian dari orang lain. Menjaga perasaan anak yang merawat pun juga sangat diperlukan.

“Alangkah tidak manusiawinya kita bila orang tua yang telah mencurahkan kasih sayang, perhatian, dan bekerja keras demi anak-anak serta berperan penting menyokong kemajuan masyarakat tersia-siakan di masa tuanya”

Kerja sama yang baik antar anak dan peran serta lingkungan sekitar atas perawatan orang tua diharapkan bisa menjadi pilar penguat sehingga perawatan orang lanjut usia dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Alangkah tidak manusiawinya kita bila orang tua yang telah mencurahkan kasih sayang, perhatian, dan bekerja keras demi anak-anak serta berperan penting menyokong kemajuan masyarakat tersia-siakan di masa tuanya.

Tags: anak sholeh sholehahberbaktijompolansiaOrang tua
Previous Post

Strategi Deschooling dalam Menghindari Dhurriyatan Dhi’afan

Next Post

Salafi Merajalela, Di Mana NU dan Muhammadiyah?

Siti Fatimah

Siti Fatimah

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Gulat dengan Sang Profesor
Kuliah Desa

Gulat dengan Sang Profesor

by Mohammad Mahpur
October 1, 2022
0
169

KAMPUSDESA.OR.ID--Gulat dengan sang profesor kecil menjadi pengalaman bermain menarik waktu itu di sepah (sampah tebu hasil penggilingan). Masa kecil yang...

Read more
Keluar dari Efek Lampu Sorot
Psikologi Hari Ini

Keluar dari Efek Lampu Sorot

by Redaksi
April 8, 2022
0
98

Jiwa sosial itu layaknya sudah menjadi keterampilan “bertahan hidup” tingkat dasar yang perlu dilatih sebagai modal bagi manusia untuk disebut...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In