Menggali Potensi Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal, Bagaimana Memulainya?

326
SHARES
2.5k
VIEWS

Kampusdesa.or.id–Lamongan (22/01), Diaspora Muda Lamongan mengadakan kegiatan seminar daring (Webinar) Vol. 13. Situasi pandemi Covid-19 tidak menyulut semangat pemuda Lamongan dalam diskusi kepariwisataan bersama Miftach Alamudin, S. Ap. (Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan) dengan topik “Menggali Potensi Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal. Bagaimana Memulainya?”.

Acara yang diselenggarakan melalui aplikasi Zoom Meeting ini dimoderatori oleh Auliya Niswatul F. pengurus Divisi Kajian Strategis Diaspora Muda Lamongan. Acara dibuka dan diawali dengan sambutan dari Abdul Jalil, ketua umum Diaspora Muda Lamongan. Dalam sambutannya ia mengapresiasi pemateri dan peserta yang hadir dalam kegiatan webinar mengenai pariwisata. Pria yang akrab disapa Abil ini juga memberikan motivasi kepada teman-teman muda pentingnya berinovasi dan membuat terobosan terbaru, sebagai peran pemuda dalam membangun daerah untuk mendukung berbagai sektor di tanah kelahirannya.

Masuk ke materi, Pak Udin menyampaikan bahwa sektor pariwisata Kabupaten Lamongan kekurangannya cuma satu, kurangnya inovasi dan promosi sehingga hal ini yang menyebabkan sektor pariwisata kita masih lemah. Beliau mengatakan sangat membutuhkan aspirasi dan inovasi serta ide-ide kreatif dari para pemuda untuk mempromosikan pariwisata yang ada di Kabupaten Lamongan. Saat ini data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan hanya mengelola dua objek wisata di Lamongan yakni wisata Waduk Gondang dan Makam Sunan Drajat.

Beliau juga menjelaskan bahwa tidak dipungkiri Lamongan ini masih kurang daya saingnya jika dibandingkan dengan kota atau kabupaten sekitar. Hal ini disebabkan karena kurangnya promosi dan budaya masyarakat lamongan yang suka “Grudak-Gruduk” sehingga kalo ada tempat wisata baru hanya ramai di awal saja, orang-orang hanya mengunjungi karena penasaran, setelahnya kemudian bisa ditinggalkan begitu saja. Kurangnya inovasi membuat tempat-tempat wisata mulai ditinggalkan atau kehilangan daya tariknya.

Pak Udin juga mengatakan bahwa Lamongan ini sebetulnya memiliki potensi pariwisata dan kebudayaan atau kearifan lokal sangat kuat. Pak Udin juga mengatakan bahwa Lamongan ini sebetulnya memiliki potensi pariwisata dan kebudayaan atau kearifan lokal sangat kuat dan hal itu bisa dimanfaatkan secara maksimal. Seperti tradisi Pengantin Bekasri, Tari Boran, Situs Candi dan potensi-potensi pariwisata yang ada di desa-desa itu bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Pada sesi tanya jawab ada pertanyaan dari Faiq Rusdi tentang bagaimana cara mengelola cagar budaya yang termasuk situs sejarah sebagai tempat pariwisata. Menurut Pak Udin sebagai pihak pemerintah daerah, beliau mengatakan bahwa saat ini yang menjadi pilot project Dinas Pariwisata dan Kebudayaan adalah melestarikan situs cagar budaya dengan mengangkat Candi Pataan sebagai cagar budaya warisan. Candi Pataan dikembangkan sebagai pariwisata karena nilai sejarahnya yang tinggi. Dalam hal pihak Balai Pelestari Cagar Budaya yang memiliki wewenang untuk meneliti dan melestarikan.

RelatedPosts

Selanjutnya terkait wisata yg ada di desa, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setiap tahunnya melaksanakan pembinaan dengan kelompok sadar wisata. Bagi desa yang ingin mengembangkan pariwisatanya itu tidak serta merta dibiarkan begitu saja namun ada tindak lanjutnya dari pemerintah daerah dengan dibentuknya kelompok tersebut. Jadi kelompok ini terbentuk sebelum desa pariwisata ada. Kelompok sadar wisata ini akan mendapat fasilitas pelatihan, promosi dan lain sebagainya. Adanya desa pariwisata terealisasi karena adanya good will dari pemerintahan desa setempat bukan atas inisiatif atau paksaan dari pemerintah daerah.

Jika melihat kondisi hari ini, digitalisasi segala sektor yang sudah masif sehingga syarat akan persaingan Kabupaten Lamongan memang lemah dan kalah dari segi pemanfaatan sosial media. Menurut Pak Udin mulai sekarang akan memanfaatkan perang sosial media untuk sosialisasi dan promosi segala sektor utamanya pariwisata yang ada di Kabupaten Lamongan.

Beliau mengharapkan dengan sangat peran pemuda untuk membangun inovasi dan meminta kepada para pemuda untuk menjadi influencer pengembangan pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Lamongan. Pemerintah daerah setempat membutuhkan inovator-inovator muda
atau sentuhan tangan dingin anak muda untuk membantu meningkatkan kemajuan Kabupaten Lamongan.

Lebih lanjut Pak Udin juga menjelaskan jika ingin membangun wisata di desa maka perlu dilihat dari berbagai sisi, tidak hanya melihat potensi tempatnya yang Instagramable. Misal dari segi aksesibilitasnya atau jalan menuju lokasi wisatanya seperti apa. Perlu dilakukan analisa terlebih
dahulu sehingga tidak hanya ikut-ikutan trend mendirikan wisata di desa. Beliau mengatakan bahwa potensi pariwisata di desa itu tidak bisa diciptakan sama, pasti berbeda-beda potensinya.

Sebelum sesi diskusi berakhir Pak Udin memberikan closing statement yang sangat menarik untuk di simak bahwa webinar ini semoga tidak hanya menjadi ajang ngobrol atau diskusi tetapi bisa menghasilkan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang mana relaisasi dan aksi nyatanya sangat
ditunggu oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan.

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.