• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Kita Belajar Menulis

Literasi dan Kemajuan Bangsa

Marwita Oktaviana by Marwita Oktaviana
March 27, 2022
in Kita Belajar Menulis, Opini
199 8
0
Share on FacebookShare on Twitter

Pernahkah kita berfikir ulang mengenai perintah pertama yang Tuhan berikan pada Nabi kita Muhammad SAW?, bukan syahadat, sholat, atau puasa melainkan membaca. Bahkan perintah membaca diulang sampai tiga kali. Dan perintah Tuhan yang paling banyak ditinggalkan saat ini adalah membaca. Padahal membaca merupakan fungsi paling penting dalam kehidupan seseorang. Semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Dengan kemampuan membaca yang membudaya dalam diri setiap anak, tingkat keberhasilan baik di sekolah ataupun di kehidupan masyarakat akan membuka peluang kesuksesan hidup yang lebih baik. Kampusdesa.or.id–Keterampilan membaca adalah komponen paling penting dalam berbahasa. Semakin tinggi keterampilan siswa dalam membaca, semakin besar kemampuannya untuk berkembang ke bidang-bidang lain. Bahasa adalah thingking skill yang paling utama. Artinya jika kemampuan berbahasa kurang maka bidang lainnya pun akan tertinggal. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menguasai dan mengembangkan kemampuan bahasanya ke tingkat bahasa ilmu pengetahuan. Jika tidak mampu meningkatkan kemampuan berbahasa anak-anak, maka mimpi untuk bisa menjadi bangsa yang besar tidak akan terwujud.

Namun jika kita telaah ke belakang, data dari United Nations Development Programme (UNDP) menyatakan bahwa hingga akhir tahun 2008 terdapat 9.763.256 orang penduduk Indonesia atau 5,97%, penduduk usia 15 tahun ke atas yang masih buta aksara, sebagian besar 6.248.484 orang atau 7,51% adalah perempuan dan laki-laki 3.514.772 orang atau 4,27%. Hal ini yang menjadikan bangsa kita kalah bersaing dengan bangsa lain, bahkan Indonesia menduduki peringkat di bawah Vietnam dalam hal literasi. Saat ini kita ketahui bersama bahwa menteri pendidikan mewajibkan kembali gerakan literasi di sekolah-sekolah. Hal ini disebabkan rendahnya kemampuan baca rakyat Indonesia selama beberapa dekade ke belakang. Saat ini kita ketahui bersama bahwa menteri pendidikan mewajibkan kembali gerakan literasi di sekolah-sekolah. Hal ini disebabkan rendahnya kemampuan baca rakyat Indonesia selama beberapa dekade ke belakang. Jika kita memutar ulang sejarah, akan kita dapatkan bahwa masa pada saat Negara kita dalam penjajahan bangsa Belanda, setiap murid di sekolah-sekolah masih diwajibkan untuk menamatkan minimal 25 buah buku sastra dan menulisnya kembali dalam bentuk resensi. Pada saat itu jumlah buku sastra yang disediakan berlimpah. Sehingga tokoh-tokoh besar bangsa kita pada masa itu tidak asing dengan nama Shakspeare, Leo Tolstoy, Mh. Roesli, Amir Hamzah, dan lain-lain.

Dengan kewajiban menamatkan berbagai karya sastra tersebut kemudian menuliskan kembali resensi dari kisah yang dibaca, membantu mengembangakan kemampuan berbahasa dan menulis secara serempak. Di mana kita tahu bahwa kemampuan berbahasa sangat dibutuhkan dalam bermasyarakat. Dan kemampuan menulis sangat dibutuhkan dalam akademik. Di beberapa Negara lain, minat baca masyarakat terbilang tinggi, seperti di beberapa Negara di Eropa, siswa masih diwajibkan untuk menamatkan beberapa buku sastra per tahun, menelaah dan menuiskan kembali resensinya. Dari latihan tersebut, kemampuan membaca, berbahasa dan menulis meningkat pesat. Hal ini berdampak pada bidang akademik, ketika tugas membuat jurnal menjadi sangat mudah diselesaikan oleh para siswa. Sementara di Indonesia, Chairil Anwar pernah menuliskan sebuah puisi yang menyindir kondisi negara kita yang nol buku. Maksudnya siswa di sekolah-sekolah di Indonesia sama sekali tidak diwajibkan untuk membaca sama sekali baik buku biasa apalagi buku sastra. Keadaan ini mengakibatkan rendahnya kemampuan baca tulis siswa kita. Baca Juga: Berkawan dengan Literasi Hari Buku dan Minat Baca Pemuda Hari Ini Hari Buku Sedunia 2020, Apa Kabar Industri Perbukuan Nasional? Menulis Saja Meskipun Tak Ada yang Baca Menulis Layaknya Naik Sepeda Dari sejarah yang ada, bisa kita ketahui bahwa kewajiban membaca dihilangkan sejak tahun 1950 dimana pemerintah lebih mementingkan untuk meningkatkan infrastruktur daripada membeli buku untuk masyarakat. Dengan dalih karena Negara baru saja merdeka, maka dibutuhkan dana sangat besar untuk memperbaiki infrastruktur. Karenanya dana untuk buku dipangkas habis. Ini jelas kesalahan besar yang dilakukan pemerintah. Seandainya pemerintah kita memahami pentingnya kemampuan baca dan tulis masyarakat berbanding lurus dengan kemajuan bangsa tentu kebijakan tersebut tidak akan dilakukan. Seandainya pemerintah kita memahami pentingnya kemampuan baca dan tulis masyarakat berbanding lurus dengan kemajuan bangsa tentu kebijakan tersebut tidak akan dilakukan. Bahkan Nabi Muhammad SAW ketika perang Badar dimenangkan oleh kaum muslim kala itu, sebagai tebusan untuk para tahanan perang, Nabi tidak meminta tebusan uang yang bisa mencapai 1000 dinar, tetapi mewajibkan para tahanan untuk mengajari minimal 10 orang masyarakat muslim baca tulis untuk membayar kemerdekaan mereka. Jadi bisa kita simpulkan bahwa harga orang yang mampu baca tulis sama dengan 1000 dinar emas. Karena kebijakan beliau, maka lahirlah para cendekiawan muslim yang mendunia dan karya-karyanya diakui dan dipakai sebagai panduan dalam berbagai disiplin ilmu. Seperti Ibnu Sina, Al- Khawarizm, Jabir Bin Hayyan, dan lain-lain.

Jika Nabi Muhammad SAW saja sangat mementingkan kemampuan baca tulis padahal beliau adalah seorang ummi, maka seharusnya kita sebagai umat dapat mencontoh tauladan beliau untuk meningkatkan kualitas diri dengan kemampuan membaca dan menulis.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan, bahwa apabila kita ingin berjuang menjadi bangsa yang besar, maka kita perlu meningkatkan kemampuan membaca dan menulis. Untuk itu hal mendasar yang saat ini perlu dan harus dilakukan di antaranya menanamkan baca buku sejak balita, mewajibkan pembuatan satu karangan per minggu untuk siswa, menyelesaikan membaca buku sastra 10 buah per tahun kemudian membuat resensi buku tersebut, mewajibkan membaca ±840.000 kata per minggu, dan melengkapi koleksi buku sastra di perpustakaan.

Selanjutnya tergantung dari kita sendiri, apakah kita mau dan mampu untuk memupuk kembali minat baca kita, untuk dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis kita agar nantinya dapat dihasilkan generasi yang melek baca tulis dan membawa bangsa kita menjadi bangsa yang besar. Semoga saja!

Tags: kemajuan bangsaliterasiminat baca
Previous Post

Pilkada 2020 Bukan Sekedar Pesta Demokrasi, Tetapi Harus Partisipatif

Next Post

Kelahiran Sekolah Rumah Sebelah

Marwita Oktaviana

Marwita Oktaviana

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Pengumuman Hasil Seleksi Peserta “Kelas Editor Kampus Desa Indonesia 2022”
Kita Belajar Menulis

Pengumuman Hasil Seleksi Peserta “Kelas Editor Kampus Desa Indonesia 2022”

by Kampus Desa Indonesia
November 11, 2022
0
262

Berdasarkan hasil seleksi administrasi dari sekian banyak pendaftar pada Kelas Editor Kampus Desa Indonesia 2022 ini, berikut kami sampaikan nama-nama...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In