• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

Kecerdasan Politik Nadliyin

Mohammad Mahpur by Mohammad Mahpur
March 28, 2022
in Opini
195 6
0
Kecerdasan Politik Nadliyin
Share on FacebookShare on Twitter

Warga nahdliyin seringkali dieksploitasi secara instrumentalistik. Eksploitasi itu dalam bentuk membangun konsolidasi melalui kekuatan patron-klien, yakni kekuatan organisasi dan figur sentral seperti kyai dan para anak turunnya. Meski cara itu bagian dari praktik demokrasi yang tidak juga menyalahi aturan, tetapi akankah konsolidasi tersebut bersifat pragmatis atau idealis, yakni semakin mencerdaskan warga nahdliyin atau hanya memperalat suara nahdliyin di penghujung hasil akhir penghitungan suara untuk semata tujuan kemenangan ?

Suara pemilih nahdliyin selalu menjadi rebutan ketika pemilu. Warga nahdliyin acapkali dijadikan sebagai instrumentalisasi politik melalui reproduksi sikap dan perilaku dukungan.

Reproduksi tersebut dilakukan dengan memainkan identitas nahdliyin dalam berbagai simbolisasi ketokohan, keturunan dan pencitraan seorang calon. Ada pula dengan cara menggunakan silaturahim ke pesantren. Hasil silaturahim tersebut menunjukkan simbolisasi komunikatif jika seorang calon telah direstui dari seorang kyai ternama. Ada yang terang-terangan menggunakan simbolisasi NU untuk kebutuhan pengakuan terhadap calon.

Drama tersebut hingar bingar ketika para calon pemimpin negeri ini sedang berlomba untuk mencari simpati dan suara. Di tahun politik 2018 hingga 2019, sikap dan perilaku politik nahdliyin akan diuji. Terutama wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah yang seluruh calonnya diisi oleh figur sentral nahdliyin.

Di sinilah sebagai warga nahdliyin dibutuhkan sikap politik yang terbuka dan pandangan politik yang lebih rasional dalam menentukan pilihannya.

Melihat dinamika politik yang berkembang, tentunya warga nahdliyin akan terpolarisasi kedalam tarik-ulur kepentingan. Di sinilah sebagai warga nahdliyin dibutuhkan sikap politik yang terbuka dan pandangan politik yang lebih rasional dalam menentukan pilihannya. Kapasitas diri ini mendorong warga nahdliyin untuk lebih cerdas secara politik dalam membangun penalarannya pada calon pemimpin yang dipilihnya di tengah hingar bingar penokohan dan penarikan simpati melalui simbol-simbol kultural nadliyin.

Rasionalitas politik

Kapasitas personal yang dibutuhkan oleh warga nahdliyin di tengah-tengah kampanye atau upaya menarik simpati calon pemilih adalah mendorong lahirkan kesadaran personal dan kolektif dalam menguji sudut pandang kandidat. Kapasitas ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan melakukan penalaran dasar dan terbuka terhadap seluruh informasi yang masuk mengenai calon. Apalagi dominasi informasi tentang Pilkada selalu membanjiri akun media sosial dengan beragam konten yang saling mencari pembenaran.

Kesadaran kritis akan mampu memfilter informasi politik otentik mengenai rekam jejak prestasi calon dengan jernih.

Oleh karena itu, kemampuan warga nahdliyin membangun penalaran yang mengacu pada data otentik perlu dilatih secara individu atau jamaah. Kesadaran penalaran kritis berfokus pada analisis informasi yang masuk ke aplikasi media sosial warga nahdliyin. Kemampuan kritis akan mendorong lahirnya pemilih cerdas yang tidak mudah dipengaruhi oleh informasi semu dan hoax yang masuk di aplikasi setiap warga. Terlebih lagi di tahun politik ini, pemilih pemula dikuasai oleh generasi muda yang terpapar gawai dengan berbagai informasi yang riuh. Kesadaran kritis akan mampu memfilter informasi politik otentik mengenai rekam jejak prestasi calon dengan jernih.

Penalaran rasional akan menjaga pemilih obyektif, jernih dari pengaruh identitas, figur, simbol dan aneka kepentingan trah semata. Apalagi di zaman digital sumber informasi semu (hoax) dan logika salah kaprah (logical fallacy) selalu mewarnai gawai kita. Penalaran rasional menjadi prasyarat warga nahdliyin menjadi subyek kritis. Salah satu caranya adalah menerima informasi dari gawai mereka dengan melakukan konfirmasi dari berbagai sumber dunia maya secara berlapis sehingga ditemukan informasi yang akurat, kredibel dan orisinil dari para calon.

Kematangan emosi kolektif

Kecerdasan politik nadliyin berikutnya adalah kematangan emosional yang menumbuhkan sikap dan perilaku asertif (tegas dalam membangun pilihan). Hal ini didasari oleh kecenderungan kultural bahwa warga nahdliyin itu bersifat guyub. Keguyubannya memberikan kecenderungan setiap orang akan terpengaruh pada sikap dan perilaku bersama-sama (jawa: melok-melok) sehingga kalau tidak guyub akan merasa tidak menjadi bagian dari kelompok.

Kematangan emosi dibutuhkan untuk menopang penalaran kritis sehingga warga nahdliyin tidak hanya suka dan gembira dengan ikut arus. Jika sudah ikut arus merasa mendapatkan wadah dan diakui oleh orang lain, sebaliknya jika tidak guyub pada salah satu kelompok pendukung akan dianggap kurang kooperatif, bahkan kurang nahdliyin. Kematangan emosi adalah ketangguhan perasaan yang dipengaruhi oleh kecenderungan keguyuban, bahkan kematangan emosi juga menjadi kekuatan agar warga nadliyin dapat bertahan dari pengaruh emosional kampanye hitam.

Warga nahdliyin dengan demikian perlu tegas memilih pilihan politiknya dari pengaruh-pengaruh sentimen emosional sehingga pilihannya didasari oleh emosi positif yang didukung penalaran yang dapat dicek berdasarkan data-data otentik.

Warga nahdliyin tidak mudah terpengaruh provokasi kebencian, sentimen figur dan persekutuan membagikan konten media sosial akibat tersulut emosi antar-calon. Warga nahdliyin dengan demikian perlu tegas memilih pilihan politiknya dari pengaruh-pengaruh sentimen emosional sehingga pilihannya didasari oleh emosi positif yang didukung penalaran yang dapat dicek berdasarkan data-data otentik.

Suara langit dan kecerdasan spiritual

Kecerdasan politik terakhir yang perlu ditumbuhkan dalam dunia politik warga nahdliyin adalah independensi spiritualitas. Tidak dipungkiri, tonggak sikap dan perilaku politik nahdliyin dipengaruhi oleh cara seorang kyai membangun keberpihakan. Kyai juga menjadi simbol yang memiliki kekuatan untuk memengaruhi sikap dan pilihan politik masif jamaah. Oleh karena itu kyai akan selalu terpaut erat dengan simbol kapitalisasi suara jamaah sehingga para calon secara langsung atau simbolis biasanya menggunakan otoritas kyai sebagai strategi memengaruhi pesan politik.

Guna mengawal etika politik yang berkualitas dan calon pemimpin yang dapat membawa kehidupan bangsa dan negara serta kemakmuran seluruh masyarakat, suara langit perlu ditransformasi menjadi informasi yang terbuka, jujur dan melampaui batas-batas sentimen calon dan simbolisasi keagamaan.

Peran kyai dalam membangun kecerdasan spiritual politik terkenal dengan istilah suara langit. Guna mengawal etika politik yang berkualitas dan calon pemimpin yang dapat membawa kehidupan bangsa dan negara serta kemakmuran seluruh masyarakat, suara langit perlu ditransformasi menjadi informasi yang terbuka, jujur dan melampaui batas-batas sentimen calon dan simbolisasi keagamaan. Suara langit adalah kecerdasan spiritual yang memberikan pendidikan politik warga nadhliyin agar selalu berpijak pada nilai-nilai universal kemaslahatan melintasi simbolisasi figur. Kekuatan ini diposisikan sebagai bagian dari uji kebenaran diantara keragu-raguan siapa calon pemimpin terbaik.

Suara langit yang biasanya keluar dari kyai kharismatik dapat dijadikan sumber puncak informasi yang dirujuk oleh warga nahdliyin dengan nilai politik independen. Melalui suara kharismatik, warga nahdliyin mempunyai kualitas informasi yang kokoh sehingga berdasarkan kekuatan spiritualitas tersebut warga nahdliyin memiliki acuan cerdas, informasi berkualitas dan berani menolak bentuk-bentuk politik uang dalam berbagai cara karena sandaran imannya mampu membedakan antara politik nurani dan pragmatis.

Tags: jawa timurNUpilgubpilkadapolitik
Previous Post

Ketika Para Sastrawan Menulis Khasanah Kuliner Pedesaan Trenggalek

Next Post

Pilkada, Masihkah Pemimpin Baru Hadir dengan Wajah Lama

Mohammad Mahpur

Mohammad Mahpur

Ilmuan Psikologi Sosial, Peace Activist and Gusdurian Advisor, Writer, Pemberdaya Masyarakat dan Komunitas. Founder Kampus Desa Indonesia. Memberikan beberapa pelatihan gender, moderasi beragama, dan metodologi penelitian kualitatif, khusus pendekatan PAR

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more
Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut
Lifestyle

Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
204

SOBAT! YUK FLASHBACK SEJENAK KE GELARAN OLIMPIADE OLAHRAGA DUNIA TAHUN 2020. PADA MOMENT ITU TOKYO MENJADI TUAN RUMAH YANG MENYELENGGARAKAN...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (146) Wacana (1) World (1)

Recent News

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023
Sumber photo: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/aparat-polsek-citeureup-mengamankan-bakso-daging-babi-_150201220228-436.jpg

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

February 15, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In