• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

Kampus Merdeka untuk Desa

Alfin Mustikawan by Alfin Mustikawan
March 25, 2022
in Opini
205 9
0
Kampus Merdeka untuk Desa
Share on FacebookShare on Twitter

Kampus Merdeka mejadi semacam oase yang hadir di tengah gersangnya sinergitas kampus dengan desa. Diharapkan, melalui kebijakan ini, pola relasi hierarkhis yang menempatkan desa pada posisi inferior di bawah kampus dapat direduksi. Sebab pada hakikatnya, antara kampus dan desa berada pada posisi yang setara. Kampus dan desa adalah mitra belajar, mitra membangun, dan mitra memerdekakan.

Kamusdesa.or.id-Pembicaraan mengenai kebijakan Mendikbud tahap ke-2 mengenai kampus merdeka seakan tidak ada habisnya. Diskusi yang membincang bagaimana formulasi kebijakan kampus merdeka dalam perguruan tinggi menimbulkan berbagai macam tafsir yang masih saja membuat bingung pengelola perguruan tinggi. Bahkan, pembicaraan mengenai konsep kampus merdeka tersebut dibahas dalam pertemuan forum perguruan tinggi untuk desa (Pertides) Kementrian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal, dan Transmigrasi pada 29 Januari 2020 yang lalu.

Dalam pertemuan tersebut hadir pula, Plt Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Prof. Nizam dan mempresentasikan sebuah makalah yang berjudul Kampus Merdeka untuk Desa. Judul dari makalah yang disampaikan memang menarik, akan tetapi terdapat beberapa konsep yang menurut penulis perlu untuk dikritisi mengenai cara pandang perguruan tinggi dalam melihat desa dari makalah Dirjen tersebut.

Sebagai pengantar Prof. Nizam menukil pesan Mendikbud Nadiem Makarim yang berisi tentang komitmen kepemimpinannya untuk berjuang membangun sistem pendidikan tinggi yang mengutamakan kemerdekaan belajar dengan menggerakkan dosen dalam perkuliahan. Membaca pengantar makalah tersebut penulis memiliki pandangan yang sama dengan mendikbud, akan tetapi pada penjelasan berikutnya hingga akhir, penulis melihat Prof. Nizam kurang tepat dalam memaknai pola serta filosofi relasi perguruan tinggi dan desa yang cenderung mengabaikan karakteristik desa dalam paradigma kemerdekaan belajar.

“Antara perguruan tinggi dan desa harus berdiri secara sejajar dan desa harus diberikan kepercayaan untuk memiliki peran lebih dari sekedar objek kebijakan”

Desa dalam pemaparan Prof. Nizam masih saja dilihat dengan menggunakan paradigma lama, yaitu desa diposisikan pasif serta menjadi objek dari implementasi program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi. Mestinya dengan menggunakan paradigma kemerdekaan belajar cara melihatnya tidak demikian, antara perguruan tinggi dan desa harus berdiri secara sejajar dan desa harus diberikan kepercayaan untuk memiliki peran lebih dari sekedar objek kebijakan, bahkan kalau dibutuhkan misalnya seorang petani desa yang memiliki pengalaman tertentu bisa mengajar mahasiswa mulai jenjang sarjana hingga doktoral.

Desa sebagai Resource Learning

Berdasarkan data forlap dikti jumlah perguruan tinggi di Indonesia sebanyak 4539 dengan berbagai macam bentuknya. Dari sekian banyak perguruan tinggi tersebut kira-kira ada berapa perguruan tinggi yang memiliki visi untuk mencapai reputasi internasional?. Dan pada kenyataannya berapa jumlah yang bisa mencapai reputasi internasional, paling-paling hanya 3 perguruan tinggi saja yaitu Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada dan Institut Teknologi Bandung. Lalu kemanakah 4500 perguruan tinggi lainnya?

Capaian lain yang sering kali dijadikan parameter sebuah kinerja perguruan tinggi adalah peningkatan jumlah publikasi dosen pada jurnal internasional yang bereputasi yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Akan tetapi sudahkah masyarakat merasakan impact dari capaian-capaian tersebut terutama masyarakat desa?.

“Alangkah dahsyatnya apabila arah pendidikan tinggi memperhatikan potensi-potensi yang ada di desa”

Data Kementrian Dalam Negeri menyebutkan, Indonesia memiliki desa sebanyak 83184 dan mayoritas penduduk Indonesia bertempat tinggal disana. Mengingat banyaknya jumlah desa tersebut sangatlah memungkinkan bahwa masing-masing desa tersebut memiliki keunikan, kearifan dan hamparan pengetahuan. Alangkah dahsyatnya apabila arah pendidikan tinggi memperhatikan potensi-potensi yang ada di desa.

Sebagai contoh misalnya, Desa Dungkek yang berada di Pulau Giliyang Kabupaten Sumenep. Desa tersebut tercatat sebagai desa yang memiliki kualitas oksigen terbaik di dunia. Dengan potensi yang dimiliki desa tersebut, perguruan tinggi wajib untuk melakukan studi mendalam dari berbagai macam disiplin ilmu untuk mendapatkan pengetahuan baru tentang sustainability of life.

“Mahasiswa jurusan pertanian atau peternakan bisa belajar langsung di sana dan yang mengajar adalah para petani dan peternak dari desa tersebut”

Potensi lain misalnya yang ada di desa Gandri Kecamatan Penengahan yang memiliki potensi pada sektor peternakan dan pertanian. Dengan adanya kebijakan kampus merdeka dari Kemendikbud, mahasiswa jurusan pertanian atau peternakan bisa belajar langsung di sana dan yang mengajar adalah para petani dan peternak dari desa tersebut. Masih banyak lagi potensi lainnya yang bisa kita temui dengan mudah pada desa di Indonesia.

“Perguruan tinggi bisa belajar ke desa, dan sebaliknya warga desa juga bisa belajar ke perguruan tinggi”

Konsep kampus merdeka untuk desa, wajib memposisikan perguruan tinggi dan desa dalam posisi yang sejajar. Perguruan tinggi bisa belajar ke desa, dan sebaliknya warga desa juga bisa belajar ke perguruan tinggi. Dengan adanya positioning yang sejajar tersebut maka alur informasi pengetahuan akan terbuka. Perguruan tinggi dan Desa menjadi mitra belajar yang aktif, dengan begitu Indonesia akan menjadi negara mandiri, maju, bermartabat dan merdeka 100%. Wallahua’alam

Tags: desa belajardesa mandiridesa wisatakampus desaKampus Merdekamerdeka belajar
Previous Post

Pramuka itu Identik dengan Kemandirian dan Kepemimpinan, Mengapa KPAI Berkomentar Tak Sedap?

Next Post

Pesan Filosofis Capung untuk Generasi Muda

Alfin Mustikawan

Alfin Mustikawan

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more
Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut
Lifestyle

Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
204

SOBAT! YUK FLASHBACK SEJENAK KE GELARAN OLIMPIADE OLAHRAGA DUNIA TAHUN 2020. PADA MOMENT ITU TOKYO MENJADI TUAN RUMAH YANG MENYELENGGARAKAN...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In