• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Psikologi Hari Ini

“Jajanan Sembarangan”, Sebuah Telaah Psikologis

Maulana Arif Muhibbin by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
in Psikologi Hari Ini
193 10
0
“Jajanan Sembarangan”, Sebuah Telaah Psikologis
Share on FacebookShare on Twitter

Sebagian masyarakat masih saja merasa cita rasa kuliner yang ada di desa adalah tempat yang aman dari segi kesehatan. Sementara makanan berpengawet, penyedap sintesis, zat pewarna dan makanan kurang bergizi nampaknya masih dilekatkan pada pola konsumsi orang kota. Tidak banyak yang menyadari bahwa trend makanan saat ini sudah bergeser. Sarana kesehatan yang lengkap  sedikit demi sedikit mendorong penduduk kota mulai sadar pola diet sehat, sementara di desa minimnya informasi  menggelincirkan mereka sembrono dalam mengkonsumsi makanan. Dampak dari produk makanan yang  minim nutrisi antara lain adalah gangguan mood, menghambat kecerdasan dan pertumbuhan anak.

KampusDesa–Berbagai akifitas  ekonomi, pendidikan dan pariwisata antara si Desa dan Si Kota menjadi pintu percontohan antara kedua belah pihak. Polanya sedikit berbalik arah, dengan tunjangan keilmuwan, sebagian masyarakat kota meniru pola makan orang desa yang terkenal sederhana dan sehat. Sementara itu, dengan latar belakang pengetahuan yang rendah membuat masyarakat desa latah, ikut-ikutan tanpa tahu resiko dari kreasi produk pangan buatan yang berasal dari Kota.

Pintarnya ide digital marketing saat ini  seakan mengesampingkan etika kesehatan. Gaya eye catching kemasan ditambah iklan yang menawan adalah hal yang lebih diprioritaskan bahkan kerap kali dainggap sebagai prestasi out of the box daripada qualitas gizi produk yang mereka tawarkan.

Varian rasa adalah inovasi zat aditif yang populer saat ini, bukan saja keindahan warna dan kelezatan yang menggoda, namun citra makanan modern yang kece menjadi motivasi konsumen  untuk memuaskan nafsunya. Pintarnya ide Digital marketing  seakan mengesampingkan etika kesehatan. Gaya eye catching kemasan ditambah iklan yang menawan adalah hal yang lebih diprioritaskan bahakn kerap kali dainggap sebagai prestasi out of the box daripada qualitas gizi produk yang mereka tawarkan.”

Bisa dibilang Sekolah dasar hingga perguruan tinggi adalah tempat yang disasar, dari pentol cilok, es sari manis, gorengan dan street food lainnya. Karena target pasar adalah mereka, maka harga ditekan semurah mungkin supaya laris manis. Disinilah permainan dimulai, siasat untuk memproduksi makanan yang enak tapi murah memutar akal akalan pedagang menggunakan cara yang beresiko, yaitu mengoplos bumbu masakan dengan zat aditif  (micin) secara berlebihan.

Para ahli kesehatan sering mengingatkan akan bahaya zat aditif jika dikonsumsi berkelanjutan. Sebut saja pemanis, pewarna, sirup buatan, pengawet (natrium nitrit) ,zat asam, soda (natrium benzoat) semua jenis zat sintesis tersebut dikonfirmasi dapat meningkatkan potensi Kanker, stroke dan diabetes. Ada banyak lagi jenis zat aditif yang belum disebutkan, rasanya semua produk minuman dan makanan cepat saji yang tersedia saat ini tak mungkin tidak mengandung komponen  tersebut, seperti mie instan, sarden, sosis, minuman energy dan sebagainya.

Lemak trans atau bisa disebut dengan minyak sayur sangat beresiko meningkatkan kolestrol jahat, plak kotoran menghambat saluran darah berimplikasi pada serangan jantung yang terkenal mematikan. Lemak trans dapat di temui dalam biskuit, pop corn dan segala macam makanan yang melalui tahap penggorengan. Minyak curah adalah hal yang mengerikan, mayoritas masyarakat menengah ke bawah, penjual lalapan terlebih lagi tukang gorengan acuh tak acuh dan tak punya pilihan lain selain  menggunakan minyak goreng berulang ulang demi mematangkan hidangan mereka sembari menghemat pengeluaran.

Lantas apa dampak produk pangan yang tidak sehat pada sisi psikologis seseorang?

Akal yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat, mau di balik pun hasilnya tetap sama. Fisik dan Psikis (segala hal yang berkaitan dengan emosi dan kognitif) adalah satu kesatuan yang saling menguatkan dan makanan merupakan salah satu faktor penting di dalamnya.

Ada tiga komponen kajian dalam psikologi yaitu psikomotorik, afektif dan kognitif, jika ketiganya tidak bermasalah maka bisa dipastikan individu dalam keadaan normal. Normal adalah titik kewajaran individu, jika salah satu aspek tersebut mengalami gangguan, peningkatan atau penurunan maka sangat mungkin bagian yang lain akan menerima dampaknya, saat itulah gangguan psikologis akan muncul. Akal yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat, mau di balik pun hasilnya tetap sama. Fisik dan psikis (segala hal yang berkaitan dengan emosi dan kognitif) adalah satu kesatuan yang saling berkaitan bahkan menguatkan dan makanan merupakan faktor penting di dalamnya.

Normal adalah titik kewajaran individu, Jika salah satu aspek tersebut mengalami gangguan , peningkatan atau penurunan maka sangat mungkin bagian yang lain akan menerima dampaknya, saat itulah gangguan psikologis akan muncul.

Gangguan Mood

Di dalam otak manusia terdapat neuron yang berfungsi untuk mengatur rasa senang, nyaman dan persepsi visual, neuron tersebut dinamakan serotonin. Untuk menjalankan perannya serotonin memiliki reseptor dimana 90% terletak pada usus atau sistem pencernaan manusia. Sehingga nutrisi yang diserap tubuh akan berdampak pada pengaturan mood.

Extrak makanan, makanan yang diawetkan, pewarna buatan dan penyedap rasa dapat mengakibatkan disfungsi pada microba yang terdapat dalam usus, ketidak seimbangan microba inilah yang memicu penyakit dan mengganggu kinerja reseptor serotonin yang kami jelaskan sebelumnya sebagai pengatur perasaan emosi individu. Anak rewel hilang nafsu makan bisa jadi akibat terlalu sering jajan. Bahkan kebiasaan mahasiswa terutama mahasiswi lebih suka ngemil makanan ringan yang notabenenya kurang bergizi membuat mereka sering melewatkan jatah sarapan atau makan malam.

Menghambat kecerdasan dan pertumbuhan anak

Makanan siap saji memang sangat menghemat waktu, selain rasanya sedap sangat mudah untuk mendapatkannya seperti pizaa, minuman ringan dan biskuit kering. Sebenarnya jenis makanan tersebut selain mengandung pemanis juga mensuplai kalori terlalu banyak bagi tubuh padahal kadar nutrisinya sangat rendah sekali.

Dalam usia pertumbuhan, anak anak memerlukan nutrisi yang cukup untuk perkembangan otak dan kecerdasannya. Anak yang tidak mendapatkan cukup asupan nutrisi akan mudah mengalami gangguan konsentrasi, lamban dalam mengingat, mudah lesu dan mudah mengantuk. Maka kebiasan makan seadanya, makan senemunya sering dijadikan landasan hidup ibu rumah tangga perlu di koreksi, kesederhanaan dalam pola makan seharusnya bisa memilah kebutuhan secara selektif bukan malah mengorbankan hak gizi anak dengan menyepelekan kaldu buatan.

Maka kebiasan makan seadanya, makan senemunya sering dijadikan landasan hidup ibu rumah tangga perlu di koreksi, kesederhanaan dalam pola makan seharusnya bisa memilah kebutuhan secara selektif bukan malah mengorbankan hak gizi anak dengan menyepelekan kaldu buatan.

Di era industri 4.0 saat ini, mustahil produk sintesis untuk dilarang, sebab zat aditif juga memiliki fungsi sebagai bahan pengganti. Baik penduuk Kota maupun Desa alangkah lebih bijak untuk mengurangi penggunaan produk pangan tersebut guna mengontrol kesehatan keluarga. Maka ibu  dan ayah bisa menyiasati dengan mengganti uang jajan anak dengan membawakan bekal dari rumah, jika ibu di rumah jago memasak dengan kaldu sintesis yang minim bahkan nol persen hal tersebut akan menjadi cara yang jitu untuk mengurangi pola konsumtif anggota keluarga terhadap produk pangan yang tidak jelas rimbanya.

Editor : Faatihatul Ghaybiyyah

Tags: jajanankampus desa indonesia
Previous Post

Manajemen Lembaga WOW, Oleh-oleh Konvensi

Next Post

Senam Sehat Generasi Millenial

Maulana Arif Muhibbin

Maulana Arif Muhibbin

RelatedPosts

Gulat dengan Sang Profesor
Kuliah Desa

Gulat dengan Sang Profesor

by Mohammad Mahpur
October 1, 2022
0
169

KAMPUSDESA.OR.ID--Gulat dengan sang profesor kecil menjadi pengalaman bermain menarik waktu itu di sepah (sampah tebu hasil penggilingan). Masa kecil yang...

Read more
Keluar dari Efek Lampu Sorot
Psikologi Hari Ini

Keluar dari Efek Lampu Sorot

by Redaksi
April 8, 2022
0
98

Jiwa sosial itu layaknya sudah menjadi keterampilan “bertahan hidup” tingkat dasar yang perlu dilatih sebagai modal bagi manusia untuk disebut...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In