• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Indonesia Menulis COVID 19

Heboh Kiamat: Antara Kenaifan Beragama dan Ketidakbijakan Dakwah

Ahmad Z. El-Hamdi by Ahmad Z. El-Hamdi
March 25, 2022
in Indonesia Menulis COVID 19
198 2
0
Heboh Kiamat: Antara Kenaifan Beragama dan Ketidakbijakan Dakwah
Share on FacebookShare on Twitter

Kiamat pasti terjadi dan kebenaran kitab suci tidak mungkin terbantahkan. Sesungguhnya, tidak hanya agama, di hampir semua kebudayaan ditemukan adanya keyakinan akan berakhirnya dunia yang didahului dengan beberapa tanda kehadirannya. Tidak ada satu pun orang beragama yang meragukan akan hadirnya kiamat. Sekalipun demikian, cara sehat untuk menyongsongnya tentu saja bukan dengan menjual rumah dan menghabiskan tabungan untuk pendidikan anak-anak kita, tapi dengan berbuat kebaikan dan menebar cinta kepada sesama.

KampusDesa–Seorang tokoh agama mengumumkan bahwa kiamat akan segera tiba dalam hitungan hari atau bulan. Dia tahu pasti kapan kiamat akan tiba tanpa secuil pun keraguan. Keyakinan ini sebegitu pasti hingga tak ada yang disebut dengan rencana cadangan. Seluruh tanda-tanda kedatangan kiamat yang dinubuatkan dalam kitab suci terasa sudah terjadi. Karena kiamat pasti terjadi dan kebenaran kitab suci tidak mungkin terbantahkan, maka pengumuman ini seperti sebuah terompet malaikat yang menandai berakhirnya sejarah semesta. Para jamaah telah bersiaga menyambut datangnya kiamat dengan keimanan yang menggelora. Tidak sedikit di antaranya telah menguras habis hartanya karena saat kiamat tiba, harta tidak lagi dibutuhkan. Ada yang menjual rumah, ada yang menghabiskan seluruh tabungannya.

“Kiamat pasti terjadi dan kebenaran kitab suci tidak mungkin terbantahkan”

Peristiwa di atas sama sekali tidak terjadi di sebuh desa kecil di wilayah barat Kabupaten Ponorogo, Jawa timur, di tahun 2019. Kegaduhan beberapa keluarga di Ponorogo akibat “ajaran kiamat segera tiba” hanyalah salah satu dari fenomena sosial-keagamaan yang telah terjadi di beberapa belahan dunia. Peristiwa yang tergambarkan di awal tulisan ini terjadi di Amerika Serikat, tepatnya di California, pada 2011. Peristiwa ini bermula ketika seorang pemuka Gereja Evangelis, Harold Camping, mengumumkan dengan sangat yakin dan pasti berdasarkan naskah Injil yang diyakininya tentang datangnya kiamat pada Sabtu, 21 Oktober 2011. Camping menyebarkan prediksinya melalui jaringan media dan papan iklan. Informasi ini kemudian menyebar ke berbagai negara. Begitu kuatnya seruan ini, hingga seorang remaja putri di Rusia usia 14 tahun memutuskan bunuh diri karena ketakutan. Dalam catatan buku hariannya dia menulis bahwa dia telah melihat tanda-tanda kedatangan kiamat saat dia melihat terdamparnya ikan paus di pantai dan matinya burung-burung.

“Kiamat adalah salah satu doktrin iman yang nyaris ditemukan di semua agama.”

Di tahun yang sama, Negara Taiwan juga dihebohkan dengan orang yang menyebut dirinya dengan nama Guru Wang yang memprediksi kedatangan kiamat pada 11 Mei. Dia menyarankan agar orang-orang berlindung di peti kemas. Sontak penjualan peti kemas melonjak sangat tajam hingga ditemukan ada sebuah desa yang sudah menyiapkan 100 buah peti kemas kosong. Kiamat adalah salah satu doktrin iman yang nyaris ditemukan di semua agama. Agama Islam adalah salah satu agama yang meyakini akan datangnya kiamat, bahkan menjadi salah satu dari enam pilar iman. Lebih dari itu, beberapa hadits menyebutkan tanda-tanda kedatangannya, misalnya, terjadinya malapetaka besar, munculnya Dajal, dsb. Sekalipun demikian, dengan jelas dinyatakan bahwa tidak ada satu pun yang mengetahu kapan kiamat tiba selain Allah sendiri.

Sesungguhnya, tidak hanya agama, di hampir semua kebudayaan ditemukan adanya keyakinan akan berakhirnya dunia yang didahului dengan beberapa tanda kehadirannya. Biasanya, narasi tentang kiamat muncul saat situasi sedang tidak menentu, orang-orang berada dalam himpitan kehidupan berat. Situasi ini akan menuntun kepada harapan-harapan supra-alami karena situasi alamiah tidak lagi memberi harapan akan perubahan yang lebih baik. Tidak mengherankan jika narasi kiamat selalu berpadu dengan dua hal lain: kejadian alam yang tidak bisa dijelaskan dan harapan akan datangnya pertolongan dari sosok yang akan menegakkan keadilan. Orang Jawa menyebut sosok imajiner itu dengan istilah ‘Ratu Adil”.

“Tidak seperti kebenaran sains yang selalu memberi ruang untuk sebuah keraguan, narasi agama selalu dihadirkan dalam paket kebenaran mutlak yang melarang siapa saja untuk meragukannya.”

Dalam situasi seperti ini, isu kiamat biasanya akan lahir. Suasanya lebih mengkhawatirkan jika isu kiamat ini muncul dari tokoh agama yang menjustifikasi isu tersebut dengan dalil-dalil agama. Tidak seperti kebenaran sains yang selalu memberi ruang untuk sebuah keraguan, narasi agama selalu dihadirkan dalam paket kebenaran mutlak yang melarang siapa saja untuk meragukannya. Keraguan terhadap ajaran agama adalah pelanggaran terhadap batas-batas iman. Alternatif yang ditawarkan hanya dua: iman atau tidak iman; beragama atau tidak beragama; selamat atau tersesat.

“Jika perintah kebaikan dari agama bertentangan dengan akal sehat, maka semakin orang menjalankan agama, semakin ia teralienasi dari dirinya.”

Di sini, agama sepenuhnya diperlawankan dengan akal sehat. Seakan-akan, semakin seseorang beriman, semakin dia harus menanggalkan akal sehatnya, nalar kritisnya. Padahal, sekalipun ada bagian-bagian dalam doktrin agama yang tidak bisa dinalar, misalnya jumlah rakaat shalat, namun perintah kebaikan agama seharusnya sejalan dengan akal sehat manusia. Jika perintah kebaikan dari agama bertentangan dengan akal sehat, maka semakin orang menjalankan agama, semakin ia teralienasi dari dirinya. Agama berfungsi sebagai pembebas jika ajaran-ajarannya adalah jawaban atas kebutuhan konkret manusia, bukan manipulasi atas keterpurukan situasi dan pengingkaran atas nalar kritis. Agama justru seharusnya membuka ruang-ruang kritis agar pengikutnya sanggup mengenali dirinya dan lingkungannya dengan tepat.

“Seorang pendakwah pada hakikatnya adalah seorang pendidik.”

Yang tidak kalah pentingnya adalah kearifan tokoh agama dalam berdakwah. Berdakwah tidak hanya menyampaikan apa yang diyakini seorang pendakwah sebagai kebenaran iman. Yang tidak kalah pentingnya dari aktivitas dakwah adalah mempertimbangkan akibatnya. Seorang pendakwah pada hakikatnya adalah seorang pendidik. Pendidik yang baik tentu saja haruslah orang yang menguasai bidang ilmunya. Namun penguasaan ilmu saja tidak cukup, pendidik yang baik juga dituntut untuk tahu kepada siapa, kapan, dan materi apa yang tepat untuk disampaikan.

Tidak ada satu pun orang beragama yang meragukan akan hadirnya kiamat. Sekalipun demikian, cara sehat untuk menyongsongnya tentu saja bukan dengan menjual rumah dan menghabiskan tabungan untuk pendidikan anak-anak kita, tapi dengan berbuat kebaikan dan menebar cinta kepada sesama. Hingga, saat kiamat itu tiba, kita bisa menyongsongnya dengan iman dan senyuman.

Editor: Faatihatul Ghaybiyyah 

Tags: beragamadakwahkampus desakiamatnaif
Previous Post

Merajut Asa Di Tanah Cendrawasih (Part 2)

Next Post

Indonesia Menulis Online Bersama Kampus Desa

Ahmad Z. El-Hamdi

Ahmad Z. El-Hamdi

RelatedPosts

Pandemi: Dari Global Menuju Lokal
Indonesia Menulis COVID 19

Pandemi: Dari Global Menuju Lokal

by Kampus Desa Indonesia
March 28, 2022
0
211

Merebaknya wabah sehingga berkembang menjadi pandemi berawal mula dari globalisasi, oleh karena itu kita harus mengurangi aktivitas global kita dan...

Read more
Merawat Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga di Tengah Pandemi
Indonesia Menulis COVID 19

Merawat Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga di Tengah Pandemi

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
201

Masa Pandemi Covid-19 hingga transisi New Normal membawa perubahan pada dinamika rumah tangga. Ibu rumah tangga memiliki tanggung jawab yang...

Read more
Derita dan Asa Pendidikan Kita
Indonesia Menulis COVID 19

Derita dan Asa Pendidikan Kita

by Kampus Desa Indonesia
March 28, 2022
0
203

Padahal, tercatat bahwa kurikulum pendidikan telah berganti sebanyak 11 kali, mulai Rentjana Pelajaran 1947, Rentjana Pelajaran Terurai 1952, Rentjana Pendidikan...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

Sehat dengan Hemat Menggunakan VCO Buatan Sendiri

Bunga Kenanga berpadu VCO Bermanfaat untuk Kecantikan Kulit dan Rambut

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (7) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (9) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (131) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (146) Wacana (1) World (1)

Recent News

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

January 22, 2023
Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

January 9, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In