• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

Guru, Digugu lan Ditiru

Ahmad Rasyid by Ahmad Rasyid
March 25, 2022
in Opini
202 8
0
Guru, Digugu lan Ditiru
Share on FacebookShare on Twitter

“Dia yang bisa menaklukkan orang lain adalah manusia kuat. Dia yang bisa menaklukan dirinya sendiri adalah manusia super“ ( Lao Tze ).

Bila ada orang yang sengaja untuk mengadakan survei tentang seorang guru yang tidak mengenali dirinya bahwa dia guru, maka jawabannya “mungkin” ada. Apabila pengertian guru diasumsikan sebatas pada perannya dalam mentransformasikan pengetahuan atau keterampilan, maka hampir semua orang melakukannya. Sebagai contoh, ketika beberapa anak sebaya berkumpul untuk mengadakan suatu permainan. Aturan bermainnya disampaikan oleh salah satu anak saja, maka sudah cukup si anak tersebut menjadi guru, karena dia sudah mampu memberikan penjelasan seputar pengetahuan permainan yang akan dilakukan. Namun cukupkah syarat sebagai guru hanyalah demikian?

Dalam falsafah Jawa, istilah guru diartikan sebagai “digugu lan ditiru.” Guru adalah sosok teladan. Perannya tidak hanya pada bagaimana ia mampu mendidik dan mentransformasikan pengetahuan, baik di dalam maupun di luar kelas, namun lebih jauh sebagai sumber informasi untuk perkembangan kemajuan masyarakat yang lebih baik.

Dalam pengertian ini, guru dianggap multitalent. Dia menjadi tumpuan warga masyarakat. Hal ini bagai sebuah cara untuk bercocok tanam yang baik sehingga dapat menghasilkan panen yang melimpah. Pertanyaan apa, bagaimana, mengapa seolah harus dikuasai oleh seorang guru. Seperti halnya bagaimana  harus melakukan persembahan kepada Tuhannya, bagaimana mereka akan membangun sebuah rumah yang baik atau bagaimana akan menikahkan putra-putrinya, mereka akan bertanya pada guru.

Seorang guru harus memiliki berbagai ilmu yang dibutuhkan oleh masyarakat. Ia harus mempunyai akhlak yang baik. Sebab masyarakat yakin bahwa akhlak yang baik akan ditunjukan pula oleh orang yang memiliki ilmu yang tinggi dan juga sebagai teladan yang baik.

Mulyasa (2005) menyatakan bahwa pentingnya guru bergantung kepada guru itu sendiri. Sedikitnya ada tiga hal yang mengantarkan seorang guru sangat penting, baik ketika dalam proses pembelajaran di kelas demikian juga dalam kehidupan bermasyarakat. Ketiga hal tersebut akan menjadi sifat dan karakteristik guru. Ketiga hal tersebut adalah kreatif, profesional, dan menyenangkan yang harus dikenali, dimiliki, dan dikembangkan oleh seorang guru.

Ketiga pokok tersebut tidak akan datang tiba-tiba, melainkan harus dipelajari dan terus giat dalam berlatih. Itupun jika seorang guru ‘mau’ dianggap penting. Artinya, seorang guru harus mampu mengenali dirinya melalui evaluasi pada diri sendiri. Apakah ia mampu untuk memilah dan memilih serta mengembangkan materi standar yang tertera dalam kurikulum untuk membentuk kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap pada siswa, atau bahkan sebaliknya? Guru harus kreatif dalam mengembangkan materi yang diajarkan, tidak hanya merasa cukup dengan buku siswa. Sesekali mungkin perlu mencari referensi di perpustakaan atau me-download melalui internet untuk mendapatkan materi yang sesuai dengan kebutuhan murid.

Guru harus kreatif dalam mengembangkan materi yang diajarkan, tidak hanya merasa cukup dengan buku siswa. Sesekali mungkin perlu mencari referensi di perpustakaan atau me-download melalui internet untuk mendapatkan materi yang sesuai dengan kebutuhan murid.

Di sisi lain, apakah ia profesional untuk membentuk kompetensi yang sesuai dengan karakteristik murid? Hal yang harus diingat adalah setiap murid tentunya memiliki perbedaan, baik aspek minat, hobi, atau bakatnya. Di atas pundak gurulah minat dan bakat alamiah murid akan tumbuh dan berkembang jika sesuai dengan pola anak dalam mengenali minat dan bakatnya.

Pokok yang ketiga, apakah seorang guru mampu menyenangkan murid termasuk juga dirinya? Melalui tangan lembutnya guru akan mengantarkan muridnya untuk membentuk dan membangkitkan rasa cinta dan gairah belajar terhadap materi yang disajikan guru.

Guru adalah seorang manusia yang memiliki kewajiban untuk belajar. Belajar mengenali diri sendiri. Belajar mengenali kekurangan diri sendiri. Jika kelemahan dan kekurangan diri sudah diakuinya, maka diperlukan motivasi yang kuat untuk memperbaiki  dan mengembangkan ketiga aspek minimal yang dibutuhkan. Upaya yang dapat dilakukan dalam kerangka mengembangkan keprofesian berkelanjutan guru adalah keaktifan dirinya dalam menggali dan mengembangkan potensi dirinya. Wadah pengembangan diri yang lazim bagi guru adalah MKG (Musyawarah Kerja Guru) di gugus sekolah.

Dengan mengenali kekurangan dirinya, ia akan termotivasi juga untuk mengikuti kegiatan diklat, workshop, atau seminar, baik yang diselenggarakan oleh dinas kependidikan terkait ataupun secara mandiri. Profesi guru adalah sebuah kehormatan untuk menyampaikan ilmu Allah. Tidak semua orang mampu untuk menjadi seorang guru. Oleh sebab itu apabila kita sudah berikrar untuk berprofesi guru, maka kenalilah diri kita bahwa kita sosok teladan yang akan digugu dan ditiru oleh murid, demikian juga oleh masyarakat. Peran guru sangat dibutuhkan untuk kemajuan kehidupan masyarakat.

Apabila kita sudah berikrar untuk berprofesi guru, maka kenalilah diri kita bahwa kita sosok teladan yang akan digugu dan ditiru oleh murid, demikian juga oleh masyarakat. Peran guru sangat dibutuhkan untuk kemajuan kehidupan masyarakat.

Seorang guru yang profesional dalam upaya membentuk karakteristik murid tentu akan bersumber dari karakteristik diri seorang guru. Seorang guru harus mampu membawa diri dengan citra yang baik, baik dalam keadaan emosi teruji. Karenanya, permasalahan yang muncul pra-pembelajaran atau dalam masa proses pembelajaran harus bisa diselesaikan dengan baik. Hal itu sangat nampak dari adanya kompetensi kepribadian yang matang dari seorang guru.

Jagalah harkat diri! Taklukkan temperamental berlebih. Sadarilah bahwa manusia yang super adalah manusia yang mampu menaklukan dirinya sendiri dari sifat temperamental yang tinggi. Temperamen yang tinggi dapat merusak nama baik diri sendiri yang kemudian berimplikasi negatif terhadap siswa. Sadarilah bahwa belajar, beramal, serta berdo’a adalah kewajiban kita sebagai guru. Sejatinya seorang guru adalah manusia yang senantiasa belajar. Belajar menjadi lebih baik untuk dirinya sendiri, siswa, dan juga lingkungan masyarakat luas. Kembali pada pepatah jawa, guru, digugu lan ditiru. (Editor : Faatihatul Ghaybiyyah)

Tags: akhlakgurupofesionalteladan
Previous Post

Kampung La-BUMA : Menggagas Model Start-Up Pertanian dari Kampung Halaman

Next Post

Pernyataan Sikap Laskar Hijau Atas Perusakan Posko Konservasi dan Pohon di Gunung Lemongan

Ahmad Rasyid

Ahmad Rasyid

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more
Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut
Lifestyle

Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
204

SOBAT! YUK FLASHBACK SEJENAK KE GELARAN OLIMPIADE OLAHRAGA DUNIA TAHUN 2020. PADA MOMENT ITU TOKYO MENJADI TUAN RUMAH YANG MENYELENGGARAKAN...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In