• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Kuliah Terbuka

Kampung La-BUMA : Menggagas Model Start-Up Pertanian dari Kampung Halaman

Abdus Salim by Abdus Salim
March 24, 2022
in Kuliah Terbuka, Ngaji Tani
201 2
0
Kampung La-BUMA : Menggagas Model Start-Up Pertanian dari Kampung Halaman
Share on FacebookShare on Twitter

La BUMA berasal dari kata labu madu yang juga singkatan dari Bertani untuk Maju (BUMA), adalah nama kampung di Dusun Gunung, Desa Kaduara Timur Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep yang digagas oleh pegiat dan pembakti tani dari Komunitas Ngajitani Nusantara.

Bermula dari tanaman Labu Madu yang ditanam dipekarangan rumahnya. Sama’ (petani, 47 th) telah membuktikan kepiawaiannya dalam merawat tanaman yang banyak digemari warga negara Eropa ini. Selain kandungan nutrisi dan manfaatnya yang banyak untuk kesehatan, buah Labu Madu yang tergolong jenis tanaman sayur ini, rasanya juga sangat enak karena manis seperti gula (brix 18) dan tekstur daging buahnya lembut seperti mentega.

Tak heran harganya juga masih cukup menarik dan bagus dibanding jenis labu-labu lokal lainnya yang ditanam warga sekitar. Tak pelak lagi, hanya dengan bermodalkan 4 butir benih labu madu impor yang didapatkannya dari Komuntas Ngajitani Nusantara, Pak Sama’ kini bisa meledakkan jenis labu ini menjadi ratusan benih (F2) yang bisa dibagikan atau ditanam kembali dan dikembangkan terus pada skala on-field di lahan miliknya. Tentu tidak akan dengan mudah begitu saja Pak Sama’ mewujudkan mimpinya, karena keterbatasan akses pasar dan modal juga perlu dipikirkan jika dalam skala luas supaya bisa berdampak dan berkelanjutan.

Hanya dengan bermodalkan 4 butir benih labu madu impor yang didapatkannya dari Komuntas Ngajitani Nusantara, Pak Sama’ kini bisa meledakkan jenis labu ini menjadi ratusan benih (F2) yang bisa dibagikan atau ditanam kembali dan dikembangkan terus pada skala on-field di lahan miliknya.

Oleh sebab itu, melalui komunitas Ngajitani yang diikutinya bersama rekan-rekan jama’ahnya yang lain ia mulai berinisiatif untuk mengajak tetangga sekitar dan warga kampung belajar dan praktek budidaya labu madu yang benar dengan tahap awal agar bisa dimulai dulu secara bersama-sama dan serentak untuk tanam di pekarangan rumahnya masing-masing sehingga ada sekitar 30 orang yang mulai bergabung dan merespon ajakan beliau ini yang difasilitasi oleh komunitas ngajitani nusantara berkolaborasi dengan pihak stakeholder lainnya.

Gagasan yang diusung komunitas ini untuk proses pengembangannya telah didesain dengan model start-up pertanian yang tidak lagi bermodelkan hulu-hilir (pipes model), tapi platform model yang mengedepankan pola integrasi dan kolaborasi serta berlandaskan pada potensi kearifan lokal dan juga semangat gotong-royong warga di kampung.

Gagasan yang diusung komunitas ini untuk proses pengembangannya telah didesain dengan model start-up pertanian yang tidak lagi bermodelkan hulu-hilir (pipes model), tapi platform model yang mengedepankan pola integrasi dan kolaborasi serta berlandaskan pada potensi kearifan lokal dan juga semangat gotong-royong warga di kampung.

“Reason kami cukup kuat kenapa kita ini perlu menggagas model start up pertanian dimulai dari kampung-kampung? karena dunia pertanian kini tak bisa dipungkiri cepat atau lambat akan segera bertransformasi menjadi ekosistem terintegrasi yang berbasis digital.” Demikian cetus Abdus Salim (38th), founder Komunitas Ngajitani Nusantara.

Dimulai dari perkumpulan jamaah arisan solawatan di kampung tersebut yang kemudian berkolaborasi dengan Komunitas Ngajitani Nusantara dengan tujuan awalnya agar perkumpulan jamaah di kampung ini tidak hanya bisa solawatan tapi juga mumpuni dalam bidang pertanian.

Kampung La BUMA yang diinisiasi di Desa Kaduara Timur ini, tentu tidak serta merta muncul secara instan begitu saja. Tahapannya, menurutnya sudah dimulai 2 (dua) tahun yang lalu. Dimulai dari perkumpulan jamaah arisan solawatan di kampung tersebut yang kemudian berkolaborasi dengan Komunitas Ngajitani Nusantara dengan tujuan awalnya agar perkumpulan jamaah di kampung ini tidak hanya bisa solawatan tapi juga mumpuni dalam bidang pertanian.

Beberapa kali pertemuan seringkali diisi dengan kegiatan Ngajitani (penyuluhan) dan pembagian benih gratis sehingga dengan demikian para jama’ah bisa mengoptimalkan fungsi lahan pekarangannya dengan ditanam sayuran dan buah-buahan untuk menunjang ketahanan pangan keluarga.

Akhirnya, secara perlahan muncul sosok seperti Pak Sama’ yang dalam komunitas ngajitani disitilahkan sebagai petani berdaya ledak tinggi. Dari sinilah semangat menggagas Kampung La BUMA semakin kongkrit dan bahkan telah mendapat dukungan kuat dari tokoh-tokoh masyarakat. Tentu, harapan agar proses regenerasi petani di negeri ini bisa berjalan baik, diantaranya bisa dimulai dengan mencotoh model pergerakan di Kampung La BUMA ini (*ASL-NT)

Tags: integrasiNgaji Tanipertanianstartupsumenep
Previous Post

Dilema Kejujuran, Antara Prestasi atau Pengakuan Akademik

Next Post

Guru, Digugu lan Ditiru

Abdus Salim

Abdus Salim

RelatedPosts

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang
Kearifan Lokal

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

by Mohammad Mahpur
March 8, 2023
0
230

Kampusdesa.or.id--Kebutuhan mengkaji Islam untuk menguatkan pemahaman lintas agama pada studi Islamologi menghubungkan Balewiyata dengan Pesantren Ainul Yakin Unisma Malang. Tak...

Read more
Sumber photo: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/aparat-polsek-citeureup-mengamankan-bakso-daging-babi-_150201220228-436.jpg
Kuliah Desa

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

by Redaksi
February 15, 2023
0
335

Kampusdesa.or.id--Borax itu adalah garam bleng atau juga cetitet dalam dunia industri. Boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik...

Read more
Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit
Kearifan Lokal

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

by Mohammad Mahpur
December 29, 2022
0
1k

Kampusdesa.or.id--Siti Nur Imamah menjadi katalisator penghijauan kelor (moringa oleifera) Nganjuk. Saat pemerintah Nganjuk mengalami beberapa kendala melakukan penghijauan dengan anggaran...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (146) Wacana (1) World (1)

Recent News

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023
Sumber photo: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/aparat-polsek-citeureup-mengamankan-bakso-daging-babi-_150201220228-436.jpg

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

February 15, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In