• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

Generasi Millenial Indonesia Wajib Memiliki Pemahaman “Akar Rumput”

Yuli Yuli by Yuli Yuli
March 28, 2022
in Opini
203 2
0
Generasi Millenial Indonesia Wajib Memiliki Pemahaman “Akar Rumput”
Share on FacebookShare on Twitter

Nampaknya sebutan generasi millenial akan bergeser dari hingar bingar kepedulian. Mereka bergulat dengan transformasi identitas yang separuh nyata dan separuh maya. Ketika diamati, sepertinya separuh maya akan melonjak dan meningkat drastis. Mungkinkah ada cara membuka keran ketakacuhan mereka pada arealitas ? Tentunya Anda bisa mengamati sejak sekarang, generasi millenial ada zona baru pertumbuhan dan perkembangan mentalitas baru.

Istilah “generasi millennial” sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Setelah generasi baby boomers yang kemudian dilanjutkan oleh Generasi X, kini adalah era generasi millennial atau juga dikenal dengan istilah Generasi Y. Menurut para peneliti sosial, generasi millennial adalah mereka yang lahir antara tahun 1980-2000 yang berarti usia mereka saat ini berkisar antara 18-35 tahun. Walaupun saat ini telah muncul generasi baru yakni Generasi Z, namun generasi millennial dianggap berpotensi besar untuk menentukan wajah Indonesia kedepannya.

Berdasarkan kalkulasi Badan Pusat Statistik (BPS), bonus demografi di Indonesia diprediksi akan terjadi antara tahun 2020 hingga 2030. Ketika memasuki tahun 2020 nanti, persentase penduduk usia produktif akan mencapai 70 persen dan dimasa tersebut generasi millennial akan mendominasi.

Sebagai generasi yang tumbuh dalam era revolusi media sosial, generasi millennial memiliki beberapa keunggulan diantaranya: melek akan teknologi, kreatif dan banyak ide, mayoritas berpendidikan tinggi, serta fleksibel dalam menghadapi perubahan. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Youth Laboratory, generasi millennial seringkali mendahulukan passion dibandingkan karir dalam bertindak (cenderung berpikir out of the box). Hal ini juga yang menjadikan mayoritas generasi millennial memiliki jejaring yang luas sehingga mereka memiliki pemahaman global yang mumpuni.

Namun, sebagai generasi yang kelak akan memegang peranan penting bagi kemajuan Indonesia, pemahaman global saja tidaklah cukup. Generasi millennial wajib memiliki pemahaman “akar rumput”

Apa yang ada dibenak kita ketika mendengar “akar rumput” ?

“Akar rumput” terdiri dari dua padanan kata, yakni akar dan rumput. Sebagaimana kita ketahui, bahwa akar memiliki fungsi yang sangat vital untuk menopang kehidupan sebuah tanaman. Kita mungkin merasa kagum ketika melihat sebuah pohon besar yang menjulang tinggi. Semua itu tidak terlepas dari andil sang akar yang menghujam kokoh kedalam tanah sehingga pohon mampu bertahan dari terpaan angin. Akar juga memiliki fungsi untuk menyerap nutrisi dari dalam tanah yang kemudian diedarkan keseluruh bagian tanaman. Tanpa nutrisi yang susah payah dihasilkan oleh akar, maka tanaman tak akan mampu bertahan.

Ketika kita menikmati berselancar di dunia maya dengan kondisi jaringan yang memadai, seringkali kita melupakan jasa para pekerja yang telah bersusah payah membangun pemancar-pemancar yang menjulang tinggi dengan nyawa sebagai taruhannya.

Kita seringkali hanya memuji yang terlihat oleh mata, seperti tanaman yang indah dan pohon yang kokoh, padahal akar yang tidak terlihat memiliki peran besar didalamnya. Seperti halnya ketika kita menikmati berselancar di dunia maya dengan kondisi jaringan yang memadai, seringkali kita melupakan jasa para pekerja yang telah bersusah payah membangun pemancar-pemancar yang menjulang tinggi dengan nyawa sebagai taruhannya.

Lantas, bagaimana dengan rumput? Tanpa disadari, rumput yang seringkali dianggap sebagai pengganggu ternyata memiliki peran besar dalam kehidupan kita. Bayangkan saja jika tidak ada rumput didunia ini, apa jadinya? Permukaan tanah yang tidak ditanami akan menjadi gersang dan penuh debu. Selain itu, rumput juga memiliki fungsi untuk menjaga vegetasi tanah (kandungan mikroorganisme). Rumput yang dibiarkan tumbuh berdampingan dengan tanaman akan menjaga vegetasi permukaan tanah. Sehingga, ketika ada tekanan panas dan dingin dari luar, makhluk-makhluk kecil yang ada didalam tanah yang berfungsi menjaga kesuburan tidak akan mati. Dan masih banyak lagi fungsi rumput yang jarang kita sadari. Maka, tidak ada alasan bagi kita untuk memandang rendah pada rumput.

Rakyat kecil walaupun tidak terlihat perannya dipermukaan sebagaimana kaum elit, namun keberadaan mereka tidak boleh dipandang sebelah mata.

Jadi, apa sebenarnya pemahaman akar rumput itu? Mengapa generasi millennial wajib memilikinya? Yang dimaksud akar rumput oleh penulis dalam hal ini adalah rakyat kecil yang memiliki peran dalam menyangga kekuatan suatu bangsa. Rakyat kecil walaupun tidak terlihat perannya dipermukaan sebagaimana kaum elit, namun keberadaan mereka tidak boleh dipandang sebelah mata. Kehidupan berbangsa dan bernegara dapat berlangsung dengan baik tidak terlepas dari dukungan rakyat kecil.

Apa jadinya jika di negeri ini tidak ada petani, nelayan, tukang parkir, petugas kebersihan, penjaga pom bensin, asisten rumah tangga, dan berbagai profesi kecil lainnya yang begitu banyak memudahkan kehidupan kita? Tentu saja kita akan mengalami banyak kesulitan. Maka sangat penting memahami keberadaan rakyat kecil ini, dengan demikian akan lebih mudah untuk menjaga hak-hak mereka agar terpenuhi. Akar rumput yang dianalogikan sebagai rakyat kecil ketika dibiarkan mengering maka akan sangat mudah terbakar. Jika rumput habis terbakar, yang tersisa hanyalah tanah yang gersang.

Generasi millennial perlu memiliki pemahaman ini agar kreativitas yang mereka miliki dapat berguna bukan hanya untuk diri sendiri ataupun kaum elit tertentu namun dapat juga dirasakan oleh rakyat kecil. Rakyat kecil bisa saja rapuh jika tidak mendapat perhatian yang cukup. Rapuhnya sebuah pondasi akan meluluh lantakkan seluruh bangunan. Memiliki pemahaman global yang mumpuni serta networking yang luas oleh millennials adalah modal besar untuk memajukan negeri ini, namun semuanya akan sia-sia jika tidak mampu memahami keadaan rakyat kecil sebagai pondasi yang sesungguhnya.

Lantas, bagaimana cara agar generasi millennial bisa memiliki pemahaman akar rumput? Adalah dengan meluangkan waktu untuk berbaur bersama meraka. Berinteraksi secara langsung agar membuka mata yang selama ini tertutupi oleh sederetan berita nasional maupun internasional yang ada di TV. Yang selama ini hanya tertarik dengan isu-isu global, hanya berkomentar pedas jika tak sejalan dengan pemikiran, dan yang paling miris adalah ketika waktu terbuang hanya untuk memonitor kehidupan glamour para selebriti.

Cobalah berinteraksi dengan anak-anak kurang beruntung yang tidak mampu mencicipi manisnya pendidikan atau mereka yang harus menempuh jarak berkilo-kilo meter untuk sampai di sekolah tempat dimana mereka menabur harapan demi janji kehidupan yang lebih baik. Dengarlah suara-suara lirih para pedagang yang menjajakan dagangannya disudut-sudut pasar atau teriakan anak-anak tukang pikul yang berharap ada yang mau memakai jasa mereka. Perhatikan para petani yang berjemur dibawah teriknya matahari untuk merawat tanaman yang kelak hasilnya akan kita cicipi atau pikirkan para nelayan yang melaut hingga berhari-hari yang mungkin saja terombang-ambing oleh gelombang lautan yang ganas. Dan cobalah beri kontribusi secara nyata sebisa yang kita lakukan. Dengan demikian pemahaman akar rumput telah ada di genggaman.

Tags: akar rumputgenerasi millenialidentitas diri
Previous Post

Keberhasilan yang Tertunda, Guru MI-pun Bisa

Next Post

Semarakkan Ramadhan dengan Literasi Keuangan Syariah

Yuli Yuli

Yuli Yuli

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more
Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut
Lifestyle

Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
204

SOBAT! YUK FLASHBACK SEJENAK KE GELARAN OLIMPIADE OLAHRAGA DUNIA TAHUN 2020. PADA MOMENT ITU TOKYO MENJADI TUAN RUMAH YANG MENYELENGGARAKAN...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In