Ilustrasi: antaranews aceh

Pendidikan Anti Narkoba, Seberapa Pentingkah?

327
SHARES
2.5k
VIEWS

Kampusdesa.or.id–Indonesia saat ini dihadapkan pada tantangan serius yang mengancam kestabilan dan masa depan generasi bangsa. Penyalahgunaan narkoba telah menjadi masalah yang meresahkan, merusak generasi muda, dan menghancurkan keluarga. Sehingga kita sepakat bahwa narkoba merupakan musuh masyakarat. Di banyak area, peperangan tidak lagi menjadi sesuatu yang mematikan, tetapi narkotika lah musuh kita sesungguhnya. Untuk mengingatkan masyarakat tentang bahaya narkotika secara umum ini, setiap tanggal 26 Juni diperingati sebagai Hari Anti Narkotika Internasional.

Hari Anti Narkotika Internasional digagas sejak tahun 1988 oleh United Nations Office on Drugs and Crime (UNDOC) pada tanggal 26 Juni. Tanggal istimewa ini dipilih dengan pertimbangan mengambil momen pengungkapan kasus perdagangan opium oleh Lin Zexu (1785-1851) di Humen, Guangdong, Tiongkok. Gagasan ini tntunya sebagai bentuk keprihatinan dunia terhadap penyalahgunaan dalam peredaran gelap narkotika.

RelatedPosts

Di Indonesia, penyelenggaraan Hari Anti Narkotika Internasional dilakukan di bawah naungan BNN (Badan Narkotika Nasional). Di mana BNN merupakan lembaga non-kementerian yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkoba dan zat adiktif lainnya. Segala upaya pencegahan dan pemberantasan praktik pengedaran narkoba telah di lakukan oleh lembaga yang telah berdiri sejak tahun 2002 ini.

Namun meski demikian, seperti data yang dilaporkan oleh Kepala BNN Komisaris Jenderal Petrus Reinhard Golose, total dari rentang usia 15-64 tahun ada sekitar 4,8 juta penduduk desa dan kota pernah memakai narkoba sepanjang tahun 2022-2023. BNN mengungkap 768 kasus tindak pidana narkotika dengan tersangka sebanyak 1.209 orang. Data ini menunjukan adanya peningkatan prevalensi pengguna narkoba, sehingga perlu sinergi kuat antarlembaga dan warga untuk memberantas narkorba.

Provinsi Jawa Timur tercatat masuk di dalam top three provinsi dengan jumlah kasus narkoba tertinggi di Indonesia. Peredaran narkotika dan obat-obatan (narkoba) terlarang di Jatim masih cukup tinggi, dan dalam skala nasional Jatim menduduki peringkat kedua nasional tertinggi setelah Sumatra Utara dan disusul DKI Jakarta. Dari data BNNP (Badan Narkotika Nasional Provinsi) Jatim, pengguna aktif narkoba di Jatim kini lebih dari 800.000 orang.

“Secara prevalensi, pengguna aktif narkoba di Jatim sekitar 2,2% dari jumlah penduduk. Jika penduduk Jatim sekitar 39 juta jiwa maka pengguna narkoba aktif lebih dari 800.000 orang,”

Kepala BNNP Jatim Brigjen Pol Fatchur Rohman.

Menurutnya, jumlah pengguna narkoba aktif dan pasif di Jatim secara keseluruhan kini lebih dari satu juta orang. Untuk rata-rata pengguna masih dalam tahap usia produktif kisaran 15-40 tahun. Rata-rata anak muda usia produktif lah yang menjadi sasaran peredaran narkoba, sehingga perlu tindakan pencegahan agar jumlah pengguna narkoba bisa dikurangi.

Upaya Preventif Penyalahgunaan Narkoba

Adapun upaya preventif atau bentuk pencegahan jitu yang harus dilakukan untuk mengatasi ancaman ini salah satunya adalah kerjasama dengan dinas pendidikan kab/kota dengan BNNK setempat melalui materi pendidikan anti narkoba. Pendidikan yang dimaksud di sini tidak hanya sekadar memberikan pengetahuan tentang bahaya narkoba, tetapi juga membentuk karakter dan sikap mental yang kuat untuk menolak godaan narkoba. Sehingga pendidikan anti narkoba harus menjadi fokus utama dalam sistem pendidikan kita.

Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa pendidikan anti narkoba bukan hanya tanggung jawab keluarga, tetapi juga tanggung jawab kolektif masyarakat dan sistem pendidikan. Keluarga memainkan peran penting dalam memberikan nilai-nilai dan membentuk sikap anak-anak mereka, tetapi masyarakat dan lembaga pendidikan juga memiliki peran yang signifikan dalam memberikan pemahaman yang lebih luas tentang bahaya narkoba.

Pendidikan anti narkoba harus dimulai sejak dini, di tingkat sekolah dasar. Mengapa? Karena di usia muda, anak-anak lebih terbuka untuk menerima pengetahuan baru dan lebih mudah dibentuk sikapnya. Pendidikan anti narkoba di sekolah dasar dapat disampaikan melalui pendekatan yang menyenangkan, seperti permainan, cerita, dan kegiatan kreatif lainnya. Hal ini akan membantu anak-anak memahami bahaya narkoba secara sederhana dan menyenangkan.

Selain itu, penting juga untuk melibatkan peran aktif guru dalam pendidikan anti narkoba. Guru bukan hanya pendidik, tetapi juga panutan bagi siswa. Mereka dapat memberikan contoh yang baik melalui perilaku sehari-hari, seperti tidak merokok atau mengonsumsi alkohol. Guru juga dapat mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang mengajarkan tentang bahaya narkoba, serta memberikan ruang bagi siswa untuk mengemukakan pendapat mereka tentang masalah ini. Dengan melibatkan guru, pendidikan anti narkoba dapat menjadi pengalaman yang berkesan dan membantu membentuk generasi yang tangguh dan terhindar dari narkoba.

Selain itu, lembaga pendidikan harus menjalin kerjasama dengan pihak-pihak terkait, seperti lembaga penegak hukum dan organisasi non-pemerintah yang bergerak dalam bidang anti narkoba. Kerjasama ini akan memperkuat pendidikan anti narkoba dengan memberikan informasi terkini tentang tren penggunaan narkoba, memberikan dukungan konseling bagi siswa yang terkena dampak narkoba, dan menyediakan sumber daya untuk pelatihan guru dalam hal pendidikan anti narkoba.

Baca juga:
1. Waspada Narkoba Remaja, Ortu Wajib Peka
2. Menjadi Teman Anak : Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Remaja
3. Segera Berhenti dengan Tepat sebelum Terlambat

Tidak kalah pentingnya, pendidikan anti narkoba harus diperkuat melalui kampanye publik yang luas. Media massa, termasuk koran seperti Jawa Pos, memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya narkoba. Dalam hal ini, koran dapat menyediakan ruang untuk artikel, opini, dan cerita inspiratif tentang perjuangan melawan narkoba, serta mengampanyekan pentingnya pendidikan anti narkoba dalam masyarakat. Dengan melibatkan media massa, pesan anti narkoba dapat disampaikan secara lebih efektif dan mencapai khalayak yang lebih luas.

Investasi dalam pendidikan anti narkoba bukanlah pengeluaran yang sia-sia, tetapi merupakan upaya jangka panjang untuk melindungi dan membentuk generasi bangsa yang kuat, sehat, dan produktif. Dalam jangka panjang, pendidikan anti narkoba dapat mengurangi biaya perawatan kesehatan, rehabilitasi, dan pemulihan sosial yang diakibatkan oleh penyalahgunaan narkoba. Selain itu, generasi yang terhindar dari narkoba akan menjadi kekuatan positif dalam pembangunan negara, mendorong kemajuan ekonomi, dan menciptakan masyarakat yang lebih aman dan sejahtera.

Kesimpulannya, pendidikan anti narkoba merupakan investasi yang tak boleh dilupakan bagi masa depan generasi bangsa. Dengan memulai pendidikan ini sejak dini, melibatkan guru, kerjasama dengan pihak terkait, dan kampanye publik yang luas, kita dapat melawan ancaman narkoba secara efektif. Pendidikan anti narkoba bukan hanya memberikan pengetahuan tentang bahaya narkoba, tetapi juga membentuk karakter dan sikap mental yang kuat dalam menolak godaan narkoba. Dalam upaya ini, kolaborasi antara keluarga, masyarakat, dan sistem pendidikan menjadi kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi bangsa. []

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.