• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Kita Belajar Menulis

Filosofi Memanah

Kampus Desa Indonesia by Kampus Desa Indonesia
March 28, 2022
in Kita Belajar Menulis, Opini
305 6
0
Filosofi Memanah
Share on FacebookShare on Twitter

Pelajaran hidup bisa kita petik dari mana saja. Tergantung bagaimana kita memposisikan diri dan mau atau tidak membuka diri untuk perubahan. Bahkan aktivitas memanah pun bisa kita jadikan sumber hikmah kehidupan jika kita mau sejenak merenungkannya. Apa saja filosofi kehidupan dalam memanah?

Memanah, apa itu memanah? Memanah adalah sebuah kata yang tersusun dari kata dasar “panah” dan diberi awalan “me”. Memanah adalah sebuah olahraga cabang atletik yang menggunakan busur sebagai pelontar dan anak panah sebagai pelurunya.

Prinsip kerja panah ini sama seperti pistol yang digunakan oleh aparat penegak hukum. Dimana ada pelontar dan peluru, hanya saja bentuknya saja yang berbeda.

Panah ini merupakan sebuah senjata yang efektif digunakan ketika perang jaman dulu. Dulu, sekarang alat ini sudah tidak efektif lagi. Karena proses penggunaannya lama. belum lagi harus membidik sekaligus menahan anak panah pada pelontarnya yang berat sekali.

Kalau saya disuruh memilih antara belajar memanah atau belajar menembak, tentu saya akan memilih untuk belajar menembak.

Karena apa, menembak itu lebih praktis dari pada memanah. Tapi kenapa ilmu memanah masih dipelajari hingga saat ini. Padahal dalam situasi perang, panah sudah tak ada gunanya.

Ternyata di balik kegiatan panah memanah terkandung sebuah filosofi yang luar biasa. Filosofi tentang tujuan hidup ada dalam kegiatan panah-memanah ini.

Ternyata di balik kegiatan panah memanah terkandung sebuah filosofi yang luar biasa. Filosofi tentang tujuan hidup ada dalam kegiatan panah-memanah ini.

Ada tiga proses yang dilakukan ketika ingin memanah : membidik, menarik, dan melepaskan.

Membidik, harus dengan tingkat konsentrasi tinggi. Mata dan organ tubuh lainnya dituntut untuk fokus pada satu titik. Itu sama halnya dengan menentukan niat. Niat untuk apa kita hidup di dunia ini? Tujuan apa yang ingin kita capai. Jika sudah menentukan niat dan tujuan kita, berikutnya adalah

Menarik. Menarik anak panah ke belakang dengan sekuat tenaga, kemudian menahannya sesaat. Dan hal itu adalah usaha kita untuk mencapai tujuan yang sudah kita tentukan terlebih dahulu. Atau dalam istilah lainnya adalah ikhtiar.

Apakah tujuan kita akan tercapai jika kita hanya menentukan dan berusaha saja? Tidak. Seperti panah tadi, apakah untuk memastikan bidikan kita tepat sasaran atau tidak hanya cukup dengan membidik dan menarik anak panah? Tidak kan?

Dan inilah yang paling menentukan. Melepaskan anak panah dari busurnya, biarkan dia melesat sesuai apa yang telah kita arahkan sebelumnya. Kita harus merelakan usaha kita, berpasrah dan bertawakal. Jika kita sudah punya niat dan usaha, selebihnya bukan urusan kita lagi. Itu sudah menjadi urusan Allah swt.

Membidik, menarik, melepaskan sama dengan niat, usaha, tawakkal.

Semoga bermanfaat…

Semarang, 24 Juli 2018

Mas Ar. Lahir di Bojonegoro, 11 September 1999. Anggota aktif di komunitas menulis KBM Bojonegoro, Mahasiswa Desain Grafis di STEKOM Ungaran, Semarang. Santri Madrasah Diniyah Darussalam Jatitengah, Pejok, Kepohbaru, Bojonegoro

Tags: Filosofi HidupMemanah
Previous Post

Menyongsong Kedaulatan Tani

Next Post

Inhalasi Rumahan; Mengatasi Sesak Nafas secara Mandiri

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Platform informasi dan literasi seputar dunia ilmu pengetahuan yang dibangun dari kearifan lokal desa. Kami juga mengembangkan pendidikan dan pembelajaran terkait dengan pengembangan sumberdaya manusia untuk mandiri, berkarya, dan berilmu pengetahuan yang berperadaban

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Pengumuman Hasil Seleksi Peserta “Kelas Editor Kampus Desa Indonesia 2022”
Kita Belajar Menulis

Pengumuman Hasil Seleksi Peserta “Kelas Editor Kampus Desa Indonesia 2022”

by Kampus Desa Indonesia
November 11, 2022
0
262

Berdasarkan hasil seleksi administrasi dari sekian banyak pendaftar pada Kelas Editor Kampus Desa Indonesia 2022 ini, berikut kami sampaikan nama-nama...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In